Halo kalian para pecinta dunia oyen
Gimana kabar kalian????
Apa si rasa yang kalian alami saat membaca ZIVANA????Hidup itu keras, kalau kamu sedikit lengah maka hidup kamu yang akan terus ikut dengan diri kamu sendiri.
Happy Reading!!!
***
Siswa/i SMA CAKRAWALA kembali sekolah. Aletta berada di dalam kelas seorang diri. Seketika suasana kelas Mipa 1 hening karena kedatangan Geng Ragas.
Aletta mengerutkan kening melihat kedatangan Geng Ragas hanya ada Geri dan Raka yang artinya tidak ada Arfan. Langkah kaki Geri dan Raka berhenti di depan kursi Aletta.
"Ikut gue." Ajak Geri menarik lengan Aletta.
Aletta melepas cekalan Geri. "Apaansi lo dateng² narik gue. Gue bukan kambing yang lo tarik gitu aja." Ketus gadis itu.
"Ikut aja." Sahut Raka menatap Aletta.
Aletta mengerutkan kening. "Kenapa si emang? Kaya ketahuan abis maling aja gue." Sewot gadis itu merotasikan bola mata.
"Ikut dulu, nanti gue jelasin." Tutur Geri memegang pergelangan tangan Aletta.
"Tinggal jelasin di sini aja si." Kesal Aletta.
Geri menghela napas. "Ga bisa." Jawab Geri dengan serius.
Aletta mendengus pasrah. "Ayok." Jawab gadis itu melangkahkan kaki terlebih dahulu.
Geri menggelengkan kepala melihat tingkah laku Aletta.
Geri dan Raka meninggalkan kelas Mipa 1 untuk mengejar langkah Aletta.
~
Sudah dua hari Zivana belum sadar dari koma. Tubuh gadis itu masih terbaring lemah di atas brankar. Luka di sekujur tubuhnya di balut dengan perban.
Pintu ruang rawat Zivana terbuka menampilkan Arfan. Langkah kaki Arfan berhenti di kursi dekat brankar. Lelaki itu duduk dengan mata sayu menatap gadis di hadapannya yang belum ada tanda² untuk siuman.
Arfan mengusap punggung tangan Vana. "Sayang? Nyenyak banget ya tidurnya? Aku nunggu kamu bangun loh. Kamu ga cape tidur terus ya? Bangun yuk, di sini banyak yang tunggu kamu. A-aku ga kuat Van lihat kamu kaya gini. Hati aku sakit Van, sakit." Isak tangis Arfan seraya mengecup pelan punggung tangan Zivana.
Ruangan serba putih hanya suara monitor yang terdengar di ruang rawat Zivana. Tatapan Arfan sangat teduh melihat kekasihnya yang tidak sadarkan diri.
Arfan mengusap lembut rambut Vana. "Van? Jangan lama² tidur ya. Kamu tau Van? Aku setiap hari selalu ingat sakitnya kamu Van, aku ga tega lihat kamu seperti ini. Aku bodoh ga bisa jaga kamu sepenuhnya. Maaf Van maaf." Mohon Arfan bersandar di lengan gadis itu.
Arfan menyesali perbuatannya, dia hanya bisa minta maaf untuk menutupi kesalahannya. Arfan bingung harus melakukan apa untuk kekasihnya cepat sadar. Arfan benar² prustasi karena Vana sudah dua hari belum juga sadar.
Arfan sengaja membawa boneka bear kecil untuk Vana. "Kamu lihat sayang? Aku bawa bear buat kamu, pasti suka ya? Bangun yuk, kasian boneka bear ga ada yang ajak main." Tutur Arfan menatap sendu.
"Kamu ingat terakhir ga? Terakhir kali aku ajak kamu untuk pergi. Aku benar² nyesal Van karena aku terlalu bodoh untuk mengikuti semua perintah Vani. Harusnya aku jalan sama kamu Van, kalau aja aku bersama kamu pasti tidak akan terjadi kejadian kaya gini. Aku bener² minta maaf sayang." Jelas Arfan mengecup kening kekasihnya dengan lama.
Arfan meletakkan boneka bear kecil di atas nakas. Boneka yang dia kasih harus Zivana miliki sampai kapan pun.
Arfan mengusak lembut rambut Vana. "Aku pamit pulang, cepat sembuh bulannya aku." Tutur Arfan mencium pucuk kepala gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/253644607-288-k408650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVANA {ON GOING}
Dla nastolatków⚠️⚠️ DI SARANKAN FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA Seorang Gadis bernama Zivana zinta lenata hidup dengan penuh luka. Berusaha tegar menjalani kerasnya hidup di tengah keluarga yang tidak ada kehangatan. Sosok lelaki bernama Arfan datang di kehidupan Z...