Halo gais!!!!
Apa kabar kalian???
Jumpa lagi kita...xixiGimana dengan part sebelumnya????
Kesal dan menegangkan???Kalau baca ini jangan nangis ya gaiss
Happy Reading!!!!
***
Zivana berada di dalam toilet seorang diri. Gadis itu melangkahkan kaki keluar toilet. Belum sempat Vana melangkahkan kaki, saudara kembarnya yaitu Zivani mendorong tubuh Vana ke dalam toilet.
Bruk
"Awshh." Ringis Vana memegang lengannya terasa perih.
Zivani tersenyum smirk. "Berani banget lo sekarang sama gue. Udah punya mental banyak?"
Zivana berusaha berdiri untuk melawan saudara kembarnya. Namun Vani mendorong tubuhnya lebih cepat.
"Ga usah berusaha kabur dari gue." Ucap Vani dengan senyum menyeringai.
"Mau lo apa si? Gue udah turutin semua permintaan yang lo mau. Tapi apa? Hidup lo yang selalu mengganggu ketenangan gue. Belum cukup, ha?!" bentak Zivana dengan raut wajah merah padam.
Zivani menarik kerah seragam Vana. "Lo! Jangan merasa tersakiti, hidup lo yang selalu rebut kebahagiaan gue. Terutama pacar lo, gue yang udah lama suka sama dia. Tapi kenapa lo yang dapet, Vana?!"
Zivana menghempas kasar lengan Vani. "Gue ga pernah rebut kebahagiaan lo! Seharusnya lo sadar, siapa di sini yang selalu merusak kebahagiaan saudara kembarnya sendiri. Hidup lo ga pernah tenang ya? Menjadi pengganggu hubungan orang seperti pelakor. Lo itu bukan cinta sama cowo gue, tapi TEROBSESI." Jelas Vana seraya menunjuk wajah Vani.
"Tau apa lo tentang cinta? Selama lo pacaran sama Arfan bahagia banget? Gue liat lo yang selalu ngejar cintanya Arfan. Kekurangan kasih sayang? Gue kira si Arfan beneran sayang. Upss." Ejek Vani tersenyum smirk.
"Iri lo? Sampai berkata kaya gitu? Butuh kaca? Biar semua orang tau kalau lo perusak hubungan orang? Semua yang gue lakukan selalu lo rebut? Bangga lo kaya gitu?" tanya Vana merotasikan bola mata.
"Harusnya lo yang ngaca! Lo itu cuma cewe pembunuh. Ga ada yang suka sama cewe pembawa sial kaya lo. Arfan pacaran sama lo cuma karena kasihan." Ucap Zivani tak terima dengan perkataan Vana.
Zivana mendecih. "Tau apa lo tentang hubungan gue sama Arfan? Lo pikir gue percaya sama kata² lo? Engga!" bentak Vana.
Plak
Zivani menampar pipi kiri saudara kembarnya. Zivani merasa geram karena Vana selalu membantah.
"Tangan lo di pakai buat nyakitin orang?!" bentak Vana mencengkram lengan Zivani.
Zivani meringis kesakitan. "L-lepasin! Ga usah lo sentuh tangan gue."
"Tidak semudah itu sayang." Ejek Vana dengan senyum menyeringai.
"Lepasin gue cewe pembunuh!" bantah Zivani memberontak.
"Mau di lepasin? Iya? Sujud dulu di kaki gue." Titah Vana seraya menunjuk kakinya.
Zivani mendelikkan mata. "Lo pikir gue budak lo?! Ga akan gue sujud di kaki cewe pembunuh kaya lo."
"Gamau ni?" tanya Zivana seraya mencengkram lengan Vani semakin erat.
Zivani berusaha memberontak. "Lepas! Kalau lo ga lepasin tangan gue, lo akan tau akibatnya Vana."
"Apa? Gue ga takut sama ancaman yang ga jelas dari lo." Jawab Zivana.
![](https://img.wattpad.com/cover/253644607-288-k408650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVANA {ON GOING}
Teen Fiction⚠️⚠️ DI SARANKAN FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA Seorang Gadis bernama Zivana zinta lenata hidup dengan penuh luka. Berusaha tegar menjalani kerasnya hidup di tengah keluarga yang tidak ada kehangatan. Sosok lelaki bernama Arfan datang di kehidupan Z...