31

1.1K 104 17
                                    

Hola para readers pecinta dunia oyen
Kabar kalian hari ini baik??????
Semuanya fisik dan mental kalian aman, kan????

Gimana dengan part sebelumnya?? Greget ga?
Vote & komennya ya qq

Semoga suka dengan cerita saya

Happy Reading!!!!
SIAPIN TISU

***

Vani tengah tersenyum senang di dalam kamar. Sore ini gadis itu akan pergi bersama Arfan. Perlahan langkah Vani menuruni anak tangga.Tepat di ruang tengah, Zea melihat putrinya yaitu Vani sudah berpenampilan rapih dan cantik.

"Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Zea tersenyum simpul.

Langkah Vani berhenti. "Aku mau pergi sebentar ma." Jawab gadis itu terkekeh.

"Pergi sama siapa?" tanya Zea mengerutkan kening.

"Arfan." Jawab Vani dengan cengiran.

"Hati² sayang." Tutur Zea mencium pucuk kepala Vani.

Vani melambaikan tangan. "Aku pamit dulu ma." Ucap gadis itu pergi meninggalkan Zea.

Vani berada di halaman depan rumah. Gadis itu melihat kedatangan Arfan dengan motor ninja. Arfan sangat malas untuk bertemu dengan Vani.

"Hai Arfan." Sapa Vani melambaikan tangan.

"Naik." Tutur Arfan yang masih setia duduk di atas motor.

Zivani naik ke atas motor ninja Arfan. Mereka pergi meninggalkan pekarangan rumah Vani.

...

Aletta tengah berdiam diri di ruang tengah. Gadis itu memikirkan Zivana dengan kondisi yang memprihatinkan.

Drrt Drttt

Ponsel milik Aletta bergetar menandakan ada panggilan masuk. Terlihat nama Vani di ponsel Aletta. Aletta menggeser tombol hijau ke atas untuk menerima panggilan dari Vani.

"Mau apa lagi, lo?" tanya Aletta dengan perasaan kesal.

"Sore ini kita gajadi ketemu, gue lagi jalan sama Arfan." Jawab Vani di seberang telepon.

"Ck..terserah." Decak Aletta memutus sambungan sepihak.

"Ribet banget hidup lo, Vani." Gumam Aletta.

...

Jam menunjukkan pukul 5 sore. Zivani hanya 1 jam bersama Arfan karena lelaki itu ingin segera pulang. Zivani pulang setelah di hantar oleh Arfan.

Zidan dan Zea baru mendapat kabar dari Vani bahwa Vana masuk rumah sakit. Zidan merasa biasa saja di saat mendengar kabar bahwa Vana kecelakaan.

Kini Zea dan Zidan berada di ruang rawat Vana. Zea menatap sinis melihat Vana anak yang lemah. Vani duduk di kursi dekat brankar Vana.

Zivana hanya diam menatap kedatangan keluarganya. Hatinya merasa senang karena Zea dan Zidan masih peduli. Namun di satu sisi, hatinya merasa sakit ketika ingat dengan penuturan Zidan dan Zea.

"Kak Vana udah sembuh?" tanya Vani menggenggam tangan Vana.

Vana melepas genggaman Vani. "Udah." Jawab gadis itu dengan malas.

"Kak Vana udah makan belum? Aku suapin ya?" tanya Vani mengambil bubur di atas nakas.

Zivana menggeleng. "Ga usah, gue bisa makan sendiri." Jawab Vana.

"Ayok kak makan dulu, buka mulutnya aaaa." Tutur Vani mendaratkan sendok yang berisi bubur ke dalam mulut Vana.

Vana melempar sendok berisi bubur yang berada di tangan Vani. Zivani tercengang melihat Vana membuang sendok begitu saja.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang