17

1.4K 107 4
                                    

Hola friends
Gimana kabarnya? Sehat dan baik selalu ya!!!!
Gimana dengan part sebelumnya?
Author sedih ah yang vote dikit🥰🥰

Follow dahulu sebelum membaca
TINGGALKAN JEJAK VOTE & KOMEN GAIS

Happy Reading~

Hari semakin gelap menandakan matahari sudah terbenam. Bulan dan bintang sudah menampakkan dirinya di langit malam. Kini Aletta seorang diri di dalam kamar karena orang tua nya sibuk dengan urusan pekerjaan.

Aletta termenung di balkon kamar menatap bulan dan
bintang yang bersinar di malam hari. Dia memikirkan pasal sahabatnya yaitu Zivana yang sampai sekarang belum bisa di hubungi.

Aletta merasa gusar dengan kondisi sahabatnya. Dia beranjak menuju king size nya mengambil ponsel miliknya di atas nakas. Aletta menekan nomor Zivana di ponsel miliknya.

Di seberang sana, Zivana sedang menangis. Dering ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Dia menggeser tombol hijau ke atas untuk menerima telepon dari Aletta.

Senyum di bibir mungil Aletta terukir. "VANA, GUE KANGEN SAMA LO!" Teriak Aletta di seberang telpon.

Zivana menjauhkan telinganya dari ponsel karena suara Aletta yang terlalu bising, "berisik." Dengus Zivana dengan nada sinis.

Aletta merasa senang karena Zivana menerima panggilannya. "Van, lo gapapa? Kenapa ga masuk sekolah? Gue khawatir sama kondisi lo Van, gue coba hubungin nomor lu tapi ga aktif. Gue tanya kembaran lo ga dijawab, gu-" Jelas Aletta terpotong.

"Udah?" Tanya Zivana menghembuskan nafasnya kasar.

Aletta terkekeh. "Masih banyak lagi si yang mau gue tanya."

"Nanya sama tembok sana." Titah Zivana mendengus kesal mendengar sahabatnya yang satu ini susah untuk berhenti bertanya.

Aletta tertawa kecil. "Van?" Panggil Aletta dengan suara pelan.

"Hmm?" Jawab Zivana dengan deheman.

"gue minta maaf atas kejadian waktu itu." Lirih Aletta dengan nada serius.

Hening

"Van? Lo denger gue, kan?" Tanya Aletta ulang.

"Gue kecewa sama lo Al, tapi gue ga bisa buat menjauh dari lo." Batin Zivana bingung.

"Lupain, jangan di bahas lagi." Jawab Zivana terkesan dingin.

Aletta bernafas lega. "Lo udah ga marah sama gue, kan?" Tanya Aletta memastikan.

"Gamau gue maafin lo." Jawab Zivana dengan santai.

Aletta mendesah kecewa. "Ko gitu si, lo kan sahabat gue satu²nya Van. "Nanti kalau gue sendiri gimana? Lo ga ingat janji kita dulu? Lo yang bilang jangan pernah berantem dalam kondisi apapun. Janji persahabatan kita kalau ada masalah harus di selesaikan dengan cara baik²." Jelas gadis itu panjang lebar.

Zivana terkekeh mendengar penuturan sahabatnya yang benar² tulus. "Iya, gue maafin." Jawab gadis itu tertawa.

"T-tapi." Ucap Zivana menggantung.

"Tapi, apa?" Tanya Aletta bingung.

"T-tapi." Zivana sengaja menggantung ucapannya karena suka menjahili Aletta.

"Ngomong aja VANA!" Kesal Aletta karena Zivana terlalu bertele-tele.

Zivana menghela napas. "Bisa ga si gausah marah²?" Tanya gadis itu dengan perasaan kesal.

"Yaudah cepet sayang." Kata Aletta menahan tawa.

"Kok gue jadi mual ya." Ucap Zivana menggaruk tengkuknya.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang