23

1.1K 96 22
                                    

Halo para readers
Gimana kabar kalian hari ini? Pasti baik ya!!!
Udah pada tunggu aku up ya? Hehehehe

Bagaimana dengan part sebelumnya?
Sebelum baca part ini di sarankan baca sebelumnya...

Tetap jaga kesehatan selalu ya!!!
Semoga hari-hari kalian berjalan dengan indah🤗

Happy Reading~

***

Arfan berada di taman dekat sekolah untuk bertemu dengan orang yang mengirim pesan kepada dia. Arfan duduk di kursi taman sekadar menunggu.

Seseorang datang dengan pakaian serba hitam. Mengenakan hodiee dan penutup mulut beserta kacamata.

Arfan mengerutkan kening melihat seseorang misterius.

"To the point." Tutur Arfan menatap seseorang di hadapannya.

"Lo harus putusin Vana, sebelum nyawa cewe lo itu akan terancam." Kata seseorang misterius itu.

"Maksud lo apa?" tanya Arfan dengan tatapan tajam.

"Lo harus lakuin itu secepatnya. Kalau lo ga nurut dengan permintaan gua, lihat nanti selanjutnya." Kata seseorang misterius itu, lalu pergi meninggalkan Arfan seorang diri.

"Gue ga akan pernah takut sama permainan lo." Guman Arfan tersenyum devil menatap kepergian orang itu.

...

Hari menjelang sore, matahari segera terbenam tampak senja di langit.

Di dalam kamar, Zivana berkutik dengan tugas matematika karena belum selesai. Aktivitas gadis itu berhenti karena deringan ponsel miliknya berbunyi. Terlihat nama Arfan di ponsel milik Zivana.

Senyum manis terukir di bibir mungil Zivana. Hatinya merasa senang karena Arfan mau menghubungi dirinya. Zivana menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan dari sang kekasih.

"H-halo." Ucap Zivana menggigit bibir bawahnya karena takut jika Arfan masih marah pasal tadi di sekolah.

"Pulang bareng siapa?" tanya Arfan dengan suara dingin.

Hening

"Lo denger gue, kan?" tanya Arfan ulang.

"A-aku naik taxi tadi." Alibi Gadis itu.

"Lo ga bohong sama gue?" tanya Arfan dengan nada sinis.

Zivana bingung harus menjawab apa. Terpaksa gadis itu harus jujur karena tidak tenang jika terus menyembunyikan sesuatu.

"A-aku pulang sama Geri." Jawab Zivana terbata.

"Berani selingkuh di belakang gue?" tanya Arfan dengan suara serak.

"Selingkuh? Maksud kamu?" tanya Zivana mengernyit heran kenapa dirinya di tuduh selingkuh dengan Geri.

"Ck ga ngaku." Decak Arfan dengan perasaan kesal.

"Aku ga selingkuh fan, Geri yang mau anterin aku pulang. Ga ada niat sedikit pun buat selingkuh di belakang kamu. Aku hanya takut terjadi sesuatu di jalan, kalau aku pulang sendiri." Jawab Zivana dengan tenang.

"Kenapa lo terima?" tanya Arfan dengan nada sinis.

"Lalu apa bedanya Fan sama kamu. Zivani ajak kamu pulang bareng, apa kamu tolak? Engga kan." Bantah Zivana tak terima.

Skakmat

Arfan terdiam mendengar penuturan dari Zivana. Dirinya memang salah karena menerima ajakan Zivani untuk pulang bersama.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang