⚠️⚠️ DI SARANKAN FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA
Seorang Gadis bernama Zivana zinta lenata hidup dengan penuh luka. Berusaha tegar menjalani kerasnya hidup di tengah keluarga yang tidak ada kehangatan.
Sosok lelaki bernama Arfan datang di kehidupan Z...
Halo para readers yang masih setia sama cerita ZIVANA!!!! Gimana dengan part sebelumnya? Kalian pasti tertawa kan..
Pada tunggu part selanjutnya ya? Iya dong pastinya Jangan lupa Vote & komen kawan, bantu Vote 1k yuk🙌 Maaf ya gais baru aku up sekarang karena akhir-akhir ini aku sibuk hehe. Pasti kalian juga sibuk,sibuk mencintai dia azekk.
Sebelum baca part ini harus baca yang sebelumnya yaaaa...
***
Happy Reading~
Aletta sudah rapih mengenakan pakaian dress menutup sekujur tubuhnya hingga lutut. Hari ini Aletta terlihat sangat cantik untuk bertemu Geri. Dia terpaksa menerima permintaan Geri karena tidak enak hati jika menolaknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cantik dan Elegan
Dengan balut dress dan wajah mungilnya membuat wajah cantiknya semakin terlihat. Aletta bergegas menuju taman untuk bertemu dengan Geri.
Hanya 10 menit Aletta berjalan kaki untuk pergi ke taman karena dekat dengan rumahnya. Geri mengerjapkan matanya berkali-kali melihat gadis di hadapan nya terlihat sangat cantik.
Aletta merasa gugup karena baru pertama kali dia bertemu lelaki yang belum dekat lama. Geri tersenyum hangat melihat Aletta yang terlihat anggun.
"Udah nunggu lama?" Tanya Aletta berdiri di hadapan Geri.
"E-engga, gue juga baru dateng." Jawab Geri merasa gugup karena terkagum melihat Aletta tampil sangat cantik hari ini.
"Tujuan lo ajak gue kesini apa?" Tanya Aletta mendaratkan bokong di kursi taman.
Geri ikut duduk di samping Aletta membuat jarak mereka sangat dekat.
Geri menoleh menatap wajah cantik Aletta, "gue mau bicara sama lo." Ucap Geri dengan nada serius.
"Itu lo lagi bicara," ketus Aletta merotasikan bola mata.
"Bukan itu."
"Terus apa?" Sewot Aletta dengan nada kesal karena Geri terlalu bertele-tele.
"Gue-" Geri menggantung ucapannya karena masih merasa gugup.
"Lo kenapa? sakit?"
"Lo ga lihat gue sehat?" Cibir Geri menahan kesal.
"Ngomong jangan setengah² gue ga ngerti bahasa lo." Sewot Aletta dengan nada ketus.
"Marah² cepet tua," sahut Geri menatap jalanan di depan.
"Kok, lo jadi ngajak ribut si?!"
"Lo duluan yang marah²." Kesal Geri menoleh sebentar, lalu melihat kendaraan yang berlalu lalang di sekitar jalan.
