50

1K 81 22
                                    

Halo gaiss!!!
Apa kabar kalian?
Cie yang nunggu Zivana up...
Ga sabar ya???

Maaf ya gais akhir² ini sibuk...
Stay at home gais!!!
Jaga ibadah kalian oke.

Happy Reading~


Arfan mengantarkan Zivani ke rumah gadis itu. Arfan terpaksa mengantarkan Zivani karena gadis itu memaksa dirinya.

Kini Arfan berada di dalam rumah Zivani karena gadis itu menarik lengannya dengan paksa.

"Kamu tunggu sini dulu. Aku mau ganti pakaian. Oke?" tutur Zivani menasihati.

"Hmmm." Jawab Arfan menatap malas.

Zivani meninggalkan Arfan seorang diri di ruang tengah. 5 menit Arfan menunggu kedatangan Vani, namun gadis itu belum juga datang.

Arfan mendengar derap suara langkah kaki yang berasal dari ruang depan. Arfan terdiam melihat Zivana baru saja pulang dari sekolah.

Zivana mengerutkan kening mengapa Arfan bisa berada di dalam rumahnya.

"Arfan?" pekik Vana menatap Arfan.

Arfan beranjak dari sofa.

"Lama ya, Fan?" tanya Zivani yang baru datang dari kamarnya.

Zivana paham mengapa kekasihnya bisa berada di sini. Ternyata Zivani yang mengajak Arfan untuk ke rumah.

"Gue bisa jelasin, Van." Ucap Arfan Menggenggam tangan Vana.

"Apa yang harus di jelasin?" tanya Zivana tersenyum sinis.

"Dengerin penjelasan gue dulu." Tutur Arfan seraya mengusap punggung tangan Vana

"Apa?" tanya Vana menahan emosi.

"Kenapa baru pulang lo?" tanya Vani menatap wajah Zivana.

"Ck..kenapa? Masalah buat lo? Pulang sama pacar orang kok bangga." Sinis Zivana merotasikan bola mata.

Zivana melepas genggaman Arfan.

"Siapa yang pulang sama pacar lo?" tanya Zivani tak terima.

Zivana berdesis. "Masih aja muka dua lo. Tinggal ngaku aja apa susahnya. Mau jadi apa lo, Vani? kelakuan kaya iblis ga punya hati." Ketus Zivana.

"Vana, jaga omongan lo." Tegur Arfan dengan tatapan dingin.

"Kenapa? Mau bela si cewe perusak hubungan orang?" bantah Vana tak terima dengan perlakuan Arfan.

"Bisa sopan ga?" tanya Arfan dengan tatapan tajam.

"Rasain lo, Vana. Berani banget bentak gue di depan Arfan." Batin Zivani bersorak senang.

"Untuk?" tanya Vana tersenyum sinis.

"Jaga ucapan lo, Vana. Itu saudara kembar lo sendiri." Tegur Arfan menasihati.

"Pelaku berkedok saudara kembar." Sinis Zivana tersenyum smirk.

"Mau bela dia? Silahkan, aku ikhlas Fan." Pasrah Zivana seraya menunjuk wajah Vani. "Kamu akan tau sendiri bagaimana kebusukan dia selama ini." Lanjut gadis itu.

"Jangan bela diri lo sendiri." Tegur Arfan dengan tatapan datar.

"Terserah." Jawab Vana dengan perasaan kesal.

Zivana melangkahkan kaki menuju kamar meninggalkan Arfan dan Vani.

Arfan menahan emosi dengan tingkah laku Vana yang sekarang sudah tidak bisa di nasihatin.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang