13

1.5K 126 9
                                    

Holla para readers setia ZIVANA
Gimana gais dengan part sebelumnya?
Sedih ya jadi Zivana selalu tersakiti

Sebelum baca ini, lihat part sebelumnya ya
JANGAN LUPA FOLLOW DAHULU

Jangan lupa siapin tisu ya gengs

Happy Reading~

***

Aletta sudah  berada di rumah setelah dihantar oleh Geri. Rumah Aletta tampak sunyi karena hanya seorang diri. Kedua orang tuanya tidak ada di rumah karena  mengurus pekerjaan di luar kota. Dua hari yang lalu Art di rumah Aletta izin pulang kampung.

Aletta tengah bersandar di sofa ruang tamu  memikirkan nasib sahabatnya. Dia merutukki dirinya sendiri karena berani berbohong kepada sahabatnya.

"Maafin gue Van, gue jahat." Gumam Aletta dengan  tatapan kosong. "Gue belum bisa jadi sahabat yang baik, gue kecewa sama diri gue sendiri, gue bodoh!" Teriak Aletta memejamkan mata seraya memegang kepalanya sedikit pusing.

"Gue harus telpon Vana." Gumam Aletta beranjak dari sofa mengambil ponsel miliknya di atas nakas.

Aletta menekan tombol nomor Vana lalu menghubungi sahabatnya itu.

"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi." Kata operator di ponsel miliknya.

"Van, angkat dong." Kesal Aletta meremat ponsel miliknya. "Argh, gue khawatir Van!" Teriak Aletta membanting ponsel miliknya ke atas sofa.

Aletta mendaratkan bokong di kursi seraya  memegang kepalanya yang terasa pusing. "Akh, kepala gue!"

Aletta berbaring di atas sofa perlahan memejamkan mata lalu terlelap di alam mimpi.

...

Zivani sudah pulih setelah pulang dari rumah sakit. Kini Zivani dan kedua orang tuanya yaitu Zidan dan Zea  tengah bercanda ria di ruang Tv.

Zivani hanya pingsan karena tubuhnya lelah dan butuh banyak istirahat. Alhasil, dia tidak boleh kecapekan di situasi apapun.

Di satu sisi...

Usai 10 menit Arfan menyusuri jalan membelah keramaian kota. Tidak membutuhkan waktu yang lama kini sudah  berada di rumah bernuansa mewah tepatnya di kediaman Zivani.

Arfan bergegas masuk ke dalam rumah gadis itu untuk memberitahu pasal Zivana berada di rumah sakit.

Derapan langkah kaki Arfan membuat Zivani dan kedua orang tuanya menoleh,

"Arfan?" Pekik Zivani tersenyum senang.

Zivani beranjak dari sofa melangkahkan kaki menuju di hadapan Arfan.

"Om tante." Sapa Arfan mencium punggung tangan Zidan dan Zea bergantian.

"Ada perlu apa, nak?" Tanya Zea dengan suara lembut.

"Mau ajak aku main ya, Fan?" Tanya Zivani memegang lengan kekar Arfan.

"Pede banget si Vani" -Author.

Arfan melepas cekalan Zivani, "gak."

Zivani menghela napas, "kenapa kamu ke sini?" Tanya gadis itu menatap wajah Arfan.

"Om dan tante sudah tahu keberadaan Zivana di mana?" Tanya Arfan mengalihkan pertanyaan Zivani.

"Memangnya anak itu di mana?" Tanya Zidan dengan perasaan biasa saja.

"Di rumah sakit dekat sini." Jawab Arfan.

"Jadi dia dirumah sakit? Pantas saja tidak ada di rumah" Desis Zidan mendecih.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang