45

1.2K 104 14
                                    

Halo para readers pecinta wattpad
Apa kabar kalian?
Fisik dan batin kalian aman?

Gimana dengan part sebelumnya?
Pasti pada nunggu Zivana up ya????
Kalau baca ini pasti kalian selalu tertawa

Kira² Vana meninggal ga ya???

HAPPY READING

***

Arfan tengah berbaring di atas brankar. Lelaki itu merasa bosan karena sudah terlalu lama di rumah sakit. Arfan hanya seorang diri di dalam ruang rawat karena Raina sudah pulang.

Arfan beranjak dari brankar melangkahkan kaki keluar ruangan. Arfan berjalan santai di sepanjang koridor rumah sakit. Langkahnya berhenti karena menatap seseorang dari kejauhan. Ternyata orang itu adalah Zivani sedang duduk di kursi depan ruang UGD.

Arfan menatap bingung karena Zivani tengah menangis bersama Zea dan Zidan. Arfan melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa karena penasaran.

Zivani menatap kedatangan Arfan. Gadis itu menyeka air mata. "Arfan?"

"Lo kenapa?" tanya Arfan mengerutkan kening.

"Gue minta maaf." Jawab Zivani menitikkan air mata.

Terdengar suara isak tangis Zea membuat Arfan semakin bingung. Arfan tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa?" tanya Arfan tegas.

Zivani tidak menjawab pertanyaan Arfan. Gadis itu justru menangis tanpa suara. Arfan semakin heran dengan keluarga Zivani.

"Vana ke mana? Kenapa kalian hanya bertiga?" tanya Arfan menatap Zidan dan Zea.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Arfan. Semua terdiam mendengar pertanyaan Arfan.

"Siapa yang sakit? Kenapa lo ada di sini?" tanya Arfan menatap Vani.

Pintu ruang UGD terbuka  menampilkan dokter.

"Siapa yang berada di dalam ruang ini, dok?" tanya Arfan penasaran.

"Mohon maaf sebelumnya, pasien yang bernama Zivana tidak bisa di selamatkan." Jawab sang dokter dengan raut wajah muram.

Deg

Jantung Arfan berdegup kencang. Tubuh Arfan terasa lemas mendengar penuturan sang dokter. Zea menangis histeris di pelukan Zidan.

"Gak, ga mungkin dok. Ini semua pasti salah, dokter jangan bohong, Vana ga mungkin meninggal dok." Ucap Arfan mengguncang tubuh sang dokter.

"Tolong yang di sini bilang sama gue kalau ini semua hanya mimpi!" teriak Arfan.

"Fan, ikhlasin kak Vana." Ucap Zivani mengusap lengan Arfan.

Arfan bergegas masuk ke dalam ruang UGD.

"Arfan!" panggil Zivani namun tak ada respon.

"Saya permisi." Pamit sang dokter.

Keluarga Zivani bergegas masuk ke dalam ruang UGD. Arfan terisak dalam tangisnya seraya mendekap tubuh Vana.

Wajah Vana terlihat pucat dan tubuh yang sangat ramping.

"Sayang! Ini semua pasti bohong, lo pasti prank gue. Gue mohon...lo bangun untuk gue. Lo ga mungkin pergi secepat ini. Gue sayang sama lo, Van. Maafin kesalahan gue, tolong bangun." Teriak Arfan menangis histeris seraya mendekap tubuh Vana.

"Fan, kamu tenang. Kak Vana udah tenang di sana. Kamu harus ikhlas, Fan." Ucap Zivani menenangkan Arfan.

"Gue mohon...lo jangan pergi. Lo harus bangun untuk gue. Gue janji akan tebus kesalahan gue selama ini." Ucap Arfan mengusap wajah Vana dengan lembut.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang