Halo gais!!!
Apa kabar kalian hari ini??
Gimana dengan part sebelumnya?
Apakah kalian emosi?Makasih yang masih stay di cerita ini...
Wish you all happy and healthy!!
Happy Reading..Geri berada di rumah Raka karena hari ini libur sekolah. Lelaki itu asyik bermain game online. Namun Geri merasa terganggu karena ada notifikasi masuk yang ternyata Aletta menelepon berkali-kali.
"Argh, kenapa si ganggu gue aja." Kesal Geri menatap ponsel miliknya.
Geri menerima panggilan dari Aletta. "Apaansi lo? Ganggu gue lagi main game tau ga." Ketus Geri.
"Bisa ga si ga usah marah²?" tanya Aletta di seberang telepon.
"Kenapa lo telepon gue?" tanya Geri.
"Gue butuh bantuan lo sekarang." Kata Aletta dengan nada cepat.
"Males." Jawab Geri dengan santai.
"Urgent Ger." Mohon Aletta.
"Ck...emang ada apa si?" decak Geri.
"Ga usah banyak tanya dulu, cepet lo ke sini." Kata Aletta.
"Hmm." Jawab Geri dengan deheman.
Lelaki itu memutus sambungan sepihak.
"Yeiy menang!" sorak Raka tertawa.
"Berisik lo." Ketus Geri merotasikan bola mata.
"Kenapa lo? Iri?" sinis Raka dengan senyum devil.
"Temenin gue." Kata Geri dengan lesu.
"Ke mana? Ngapain ajak² gue?" tanya Raka mengernyitkan dahi.
"Rumah Aletta." Jawab Geri.
"Mau numpang makan lo?" tanya Raka tertawa.
"Berisik lo! Udah ikut gue sekarang." Kata Geri beranjak dari sofa.
"Laki kok ambekan." Ucap Raka menyusul langkah Geri.
...
"Maksud lo apa, Fan?" tanya Zivana menatap intens wajah Arfan.
Arfan tersenyum smirk. "Cewe bodoh." Ketus lelaki itu.
Plak
Zivana menampar pipi kanan Arfan karena sudah tidak bisa menahan emosi.
"Lo cowo pengecut dengan banyak omong kosong!" bentak Zivana tak terima.
Arfan memegang pipi nya yang terasa sedikit perih. Zivani mengusap pelan pipi Arfan untuk meredakan rasa sakit.
"Kamu gapapa, Fan?" tanya Vani menatap khawatir.
"Udah cocok kalian jadi pasangan couple yang gatau harga diri." Ucap Zivana dengan senyum smirk.
Zivani mendaratkan tangan ke arah pipi Vana. Namun, Aletta mencekal pergelangan tangan Vani.
"Ga usah lo sentuh sahabat gue. Jauhin tangan kotor lo itu." Dengus Aletta menghempas lengan Vani.
Wajah Zivani merah padam karena menahan emosi. Zivana hanya tertawa kecil melihat Zivani tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ga usah so munafik lo, Al." Kata Zivani menatap Aletta.
"Kenapa lo sewot?" sinis Aletta.
"Lo emang cewe bodoh, Vana! Pantes aja hidup lo ga pernah tenang. Kalau punya teman tuh pilih² Van." Kata Zivani tertawa sumbang.
"Urusannya sama lo apa? Kalau gue berteman harus ikut sama lo gitu?" bantah Zivana.
"Lo ga pernah tau kebusukan sahabat lo itu." Kata Vani seraya menunjuk wajah Vana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVANA {ON GOING}
Ficțiune adolescenți⚠️⚠️ DI SARANKAN FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA Seorang Gadis bernama Zivana zinta lenata hidup dengan penuh luka. Berusaha tegar menjalani kerasnya hidup di tengah keluarga yang tidak ada kehangatan. Sosok lelaki bernama Arfan datang di kehidupan Z...