54

950 89 14
                                    

Halo gais!!!
Apa kabar kalian??
Pasti sehat dan baik kan?
Gimana dengan part sebelumnya?

Aku sedih gais akhiir² ini yang baca sepi
It's okay gapapa terima kasih untuk kalian yang tetap stay sama cerita ini🙌🙌🙌

Happy Reading~

Kini keluarga Zivani tengah bercanda ria di depan Tv. Keluarga mereka tampak ceria tanpa kehadiran Zivana.

Ponsel Zivani berdering menandakan ada panggilan masuk. Gadis itu beranjak dari sofa untuk mengambil ponsel miliknya di atas nakas.

Zivani tersenyum simpul melihat nama Arfan yang terlihat di ponsel.

"Halo Fan." Sapa Zivani menahan senyum manisnya.

"Temuin gue di taman yang kemarin. Gue tunggu sekarang." Tegas Arfan di seberang telepon.

"Kamu mau ajak aku date ya?" tanya Zivani dengan tampang pede nya.

"Lo dateng ke sini sekarang." Ucap Arfan tegas.

"Oke Fan." Jawab Zivani dengan perasaan senang.

Zivani mengigit bibir bawahnya menahan senyum. Gadis itu tampak ceria karena Arfan mengajak date.

"Kenapa sayang?" tanya Zea menatap putrinya.

"Aku mau pergi ke taman dulu ya." Ucap Zivani menatap kedua orang tua nya.

Zea dan Zidan mengangguk pelan.

Zivani melangkahkan kaki menuju kamar untuk prepare.

...

Sekitar 10 menit Arfan menunggu kedatangan Zivani di taman. Arfan menahan kesal karena Vani terlalu lama yang akan membuang² waktu.

Arfan melihat Zivani akhirnya datang juga. Zivani melangkahkan kaki menuju kursi yang di duduki Arfan. Vani duduk tepat di samping Arfan.

"Hai? Udah nunggu lama ya?" tanya Zivani tersenyum simpul.

"Hmmm."

"Tumben banget kamu ajak aku ke sini. Pasti kamu kangen sama aku ya?" tanya Zivani tertawa kecil.

"Gue tegasin ke lo! Jangan pernah berharap perasaan gue untuk lo! Gue ga pernah suka atau pun sayang sama lo, ga usah banyak berharap kalau lo bisa jadi pacar gue. Jangan lo sakitin Vana karena rasa obsesi lo sama gue. Paham?!" tegas Arfan dengan tatapan dingin.

Zivani terdiam sebentar setelah mendengar penuturan Arfan. Gadis itu bingung mengapa Arfan menjadi seperti ini.

"Rasa suka dan sayang aku udah lama, Fan. Kenapa kamu kasih rasa suka dan sayang untuk Zivana? Kenapa bukan aku, Fan? Zivana yang udah sakitin perasaan aku." Bantah Zivani tak terima.

"Lo yang di sakitin Vana? Ngaca!" bentak Arfan dengan tatapan tajam.

Jantung Zivani berdegup kencang, gadis itu semakin bingung dengan tatapan Arfan.

"Kenapa kamu salahin aku, Fan?" tanya Zivani menahan takut.

Arfan tersenyum smirk. "Cewe munafik." Desis lelaki itu.

"Kenapa sikap Arfan berubah sama gue? Apa dia tau rencana gue kemarin? Jangan² si Vana udah racunin otaknya Arfan biar dia benci sama gue?" batin Zivani bertanya-tanya.

"K-kamu kenapa Fan hari ini?" tanya Zivani dengan perasaan gugup.

"Sekarang lo ikut gue." Titah Arfan seraya menarik lengan Zivani secara paksa.

Zivani menahan lengan Arfan. "Kita mau ke mana, Fan?"

"Ikut gue!" bentak Arfan dengan tatapan tajam.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang