09

1.8K 122 6
                                    

Halo para readers setia ZIVANA
Gimana dengan part sebelumnya? Kalian pasti tertawa kan xixi

Pada tunggu part selanjutnya ya? Iya dong pasti
Jangan lupa Vote & komen kawan
Maaf ya gais baru aku up sekarang karena akhir-akhir ini aku sibuk hehe. Pasti kalian juga sibuk ya,sibuk mencintai dia azekk.

Sebelum baca part ini harus baca yang sebelumnya yaaaa
AYO TEMAN-TEMAN JANGAN LUPA FOLLOW DAHULU

happy Reading~

***

Bulan dan bintang bersinar di malam hari menerangi bumi. Aletta termenung di dalam kamar karena merasa khawatir memikirkan nasib sahabat nya yang terlihat semakin hari tubuh nya ramping. Dia berniat menghubungi Vana melalui sambungan telepon.

Aletta mengambil ponsel miliknya di atas nakas mencoba menghubungi nomor Vana.

"Halo Van." Sapa Aletta mendengar suara isak tangis di seberang telepon.

Zivana mengusap air mata nya berusaha tenang untuk tidak ketahuan oleh sahabat nya, "kenapa Al?"

"Lo kenapa nangis?" Tanya Aletta dengan nada khawatir jika terjadi sesuatu dengan sahabat nya.

Zivana terdiam sebentar karena bingung akan berkata jujur atau tidak. "S-siapa yang nangis." Dia terkekeh agar tidak ketahuan Aletta.

"Gausah bohongin perasaan lo Van, gue tau lu punya masalah. Gue ini sahabat lo, apapun yang terjadi gue harus tau." Jelas Aletta membuat Zivana menitikkan air mata.

Zivana berusaha tenang untuk tidak menangis. "Thanks, tapi gue gapapa" Tutur nya dengan nada serius.

"Terus kenapa lo belum tidur? Udah malem mending lo istirahat." Ucap Aletta menasehati.

Zivana tersenyum simpul mendengar penuturan dari sahabat nya yang selalu perhatian di situasi apapun. "Perhatian banget lo sama gue."

Aletta tertawa mendengar suara Zivana di seberang telepon. "Sebagai sahabat yang baik buat Vana tercintah."

Zivana mengedikkan bahu mendengar penuturan Aletta yang terlalu lebay. "Ga waras ya lo."

"Udah sana lo tidur, bye muach." Aletta memutus sambungan telepon sepihak membuat Zivana mendengus kesal di seberang sana.

Aletta menutup tubuh mungil nya dengan selimut. Perlahan memejamkan mata sampai tertidur pulas.

***

Zivana masih memejamkan mata karena tubuh nya sangat lelah. Cahaya matahari sudah menusuk gorden di kamarnya.

Derapan langkah kaki terdengar membuat Zivana menggeliat dari tidurnya. Perlahan membuka mata melihat saudara kembar nya memegang boneka bear miliknya.

Zivana beranjak dari kasur untuk mengambil boneka kesayangan nya. "Balikin punya gue."

"Gue minjem." Ucap Zivani sengaja memeluk erat boneka bear membuat Vana merasa geram.

"Gue bilang balikin!" Bentak Zivana merebut paksa boneka bear membuat Vani kehilangan keseimbangan hingga terhuyung ke belakang terkena lemari besar.

Zivani merasakan kepala nya terasa pusing karena benturan yang cukup keras. "Awh Sakit."

Zivana mencoba membantu adiknya untuk berdiri namun di tepis oleh Zivani.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang