27

1.2K 111 15
                                    

Halo para pecinta wattpad...
Gimana kabar kalian hari ini? Baik dan sehat selalu ya...
Bagaimana dengan perasaan kalian sebelumnya?
Hayo siapa yang udah buat Vana kecelakaan...

Happy Reading kawan~

Hanya diri sendiri yang mengerti
bagaimana sakitnya tidak pernah di hargai.
-Zivana

***

Sepanjang koridor rumah sakit, Raka bersama perawat mendorong brankar tempat di mana Zivana terbaring lemah.

Tubuh gadis mungil itu peluh dengan tetesan darah. Sepanjang koridor Raka hanya menangis melihat Vana yang sangat tidak berdaya.

"Lo harus kuat ya Van." Gumam Raka melangkahkan kaki tergesa-gesa.

Kini perawat rumah sakit membawa Zivana ke dalam ruang UGD.

"Anda tunggu di sini saja. Doakan saja yang terbaik untuk pasien." Kata perawat menasihati Raka.

Raka duduk di kursi tunggu. Lelaki itu sangat khawatir dengan kondisi Vana. Detik dan menit Raka menunggu kabar dari dokter, namun sang dokter belum juga keluar dari ruang UGD. Raka hanya berdoa semoga Zivana baik² saja.

...

Saat ini Arfan berada di cafe bersama Zivani. Sejak Arfan tidak bertemu dengan Vana, lelaki itu lebih memilih menghabiskan waktu bersama Zivani.

Zivani tengah memainkan ponsel. Gadis itu mendapatkan pesan dari seseorang.

08****
Rencana kita berhasil.

Me :
Bagus.


"Rasain lo Vana." Batin Zivani bersorak senang.

Gadis itu menaruh ponsel miliknya ke dalam tas. Zivani merasa senang karena Arfan mau bertemu dengan dirinya.

"Fan." Panggil Zivani melambaikan tangan di depan wajah Arfan.

Arfan menaikkan alis. "Hm?"

"M-makasih ya untuk hari ini." Ucap Zivani dengan perasaan gugup.

Arfan menatap wajah Zivani. "Hmm." Jawabnya dengan perasaan biasa saja.

Zivani tersenyum lembut menatap wajah Arfan yang sangat tampan. Hatinya merasa senang karena bisa terus bersama Arfan.

Zivani beranjak dari kursi menuju kursi Arfan. "Fan, ikut aku yuk." Ajak gadis itu menarik lengan Arfan.

Arfan mencekal lengan Vani, "jangan sentuh gue." Ucap Arfan menghempas lengan Vani.

Zivani menghela napas, "ayok ikut aku sebentar aja." Ajak gadis itu memaksa Arfan.

"Ke mana?" tanya Arfan mengerutkan kening.

Zivani tidak menjawab pertanyaan Arfan. Dia lebih memilih langsung menarik lengan Arfan untuk ikut dengan dirinya. Arfan hanya berjalan mengikuti gadis itu entah pergi ke mana.

Taman yang terlihat indah dengan banyak hiasan bunga. Zivani menarik lengan Arfan untuk duduk di kursi panjang yang berada di taman. Senyum Zivani merekah menatap indahnya taman yang sangat sejuk. Arfan mendaratkan bokongnya di kursi dekat Zivani.

Zivani menoleh, "fan." Panggil Zivani menatap wajah Arfan.

Arfan menatap jalanan yang sangat sepi. "Hmm."

"Kamu masih ada hubungan dengan Vana?" tanya Zivani penasaran.

Hening

Zivani menepuk pundak Arfan. "Kamu dengar aku, kan?" tanya gadis itu menatap bingung.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang