14

1.5K 102 7
                                    

Hallo para readers yang masih setia dengan ZIVANA
Apa kabar kalian semua? Pasti sehat dan bahagia selalu ya..

Aku rajin update lho sekarang, masa kalian masih gamau tinggalkan jejak vote & komen hiks...

Part ini tidak ada sad nya ya gais Xixi
Semoga suka ya kawan

Happy Reading~



Kilauan sinar matahari menusuk gorden ruang rawat Zivana. Perlahan gadis itu membuka mata melihat suasana yang sunyi.

Zivana ingin sekolah, namun tubuhnya masih terasa lemas. Derapan langkah kaki di dalam ruang rawat melati  membuat Zivana mengernyitkan dahi. Zivana menajamkan penglihatannya ternyata Arfan yang datang.

Arfan mendaratkan bokong di kursi dekat brankar. Dia membawa kantung plastik yang berisi bubur untuk sarapan Zivana.

"Makan." Titah Arfan menyodorkan bubur di lengan Zivana.

Zivana menerima bubur dari tangan Arfan. "Lo, ga sekolah?" Tanya Zivana mengernyitkan dahi.

Arfan menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Zivana menyodorkan plastik yang berisi bubur ke tangan Arfan, "Suapin dong." Pinta Zivana mengerucutkan bibir.

"Punya tangan, kan?" Sinis Arfan menatap datar.

"Tubuh gue masih lemas." Ucap Zivana mengeluh.

"Alesan." Cibir Arfan menghela napas.

"Ish, ayo dong suapin." Rengek Zivana memasang puppy eyes nya dengan nada memohon.

"Ck, manja." Decak Arfan mendaratkan sendok bubur ke dalam mulut Zivana.

Sudah 3 suapan yang masuk ke dalam mulut Zivana. Arfan sangat telaten menyuapkan bubur ke dalam mulut gadis itu.

"Udah." Tolak Zivana mencekal lengan Arfan yang memegang sendok bubur.

"Sekali lagi."

Zivana menggeleng. "Pahit."

"Lihat gue manis." Sahut Arfan menatap wajah Zivana yang terkesan dingin.

"Muak gue lihat muka, lo." Sinis Zivana merotasikan bola mata.

"Hmm."

"Gagu, lo?" Tanya Zivana terlihat santai.

Arfan menghela napas, "gausah bawel bisa?"

"Gak."

Arfan hanya menghiraukan ocehan dari Zivana. Dia lebih memilih memainkan ponsel miliknya.Tiba² ponselnya direbut oleh Zivana.

"Balikin." Pinta Arfan menatap datar.

"Gamau."

Arfan mendekatkan wajahnya di hadapan Zivana membuat jarak mereka sangat dekat. Zivana merasakan degup jantung yang tidak bisa berhenti.

"Plis jantung gue." Batin Zivana menggerutu.

Arfan berhasil merebut ponsel miliknya dari genggaman Zivana. Zivana diam melihat wajah Arfan yang terlihat tampan.

"Dapet juga." Gumam Arfan tersenyum miring.

Zivana tersadar dari lamunannya melihat Arfan sudah mengambil alih ponsel.

"Ish, curang lo." Sewot Zivana menunjuk wajah Arfan.

Arfan menaikkan alis, "apa?"

"Pergi sana lo." Usir Zivana mengerucutkan bibirnya karena merasa kesal dengan wajah Arfan yang sangat menyebalkan.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang