Rara berkali-kali mendengus kesal didepan layar leptopnya. Beberapa kali dirinya mengecek pengumuman beasiswa namun tidak ada namanya disana, notifikasi dari email juga belum didapatkannya. Tinggal satu beasiswa yang belum dia cek, program tersebut adalah harapan satu-satunya. Setelah login dan mengecek pengumuman yang lolos beasiswa, rara kembali mendengus kesal hilang sudah harapannya pada program tersebut. Aurora Ayunindya, seorang mahasiswa yang baru saja lulus dan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 namun orangtuanya sudah tidak bisa lagi membiayai lantaran ayahnya sudah menua. Rara meneteskan air mata, dirinya merasa kenapa disaat niatnya untuk melanjutkan pendidikan begitu tinggi semesta seakan menjatuhkan dirinya sedalam-dalamnya. Program beasiswa yang menjadi harapannya sudah kandas, dirinya bingung harus bagaimana. Ia ingin bekerja namun apakah ketika sudah bekerja nanti kuliahnya akan tetap efektif ? apakah dirinya yang tukang rebahan masih giat untuk pergi kekampus setelah merasakan lelahnya seharian bekerja ?. beberapa pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang dikepalanya.
Rara POV
Ya Allah kenapa disaat aku memiliki niat yang besar malah begini?? Apa aku tidak layak untuk mendapat gelar master?. Ayah dan ibu sudah tidak mampu membiayai kuliahku, apalagi S2 biayanya sangat besar. Bagaimana ini, apakah masih ada jalan? Aku yakin masih ada jalan, yaudahlah cari hiburan dulu buka ig sabi kali.
Ting tingg tinggg
"halo Fan"
"gimana Ra, hasil pengumaman kamu?"
"aku gak lulus beasiswa Fan"
"astaga rara kamu yang sabar ya nanti kita coba lagi cari program lagi kali aja ada"
"iya Fan, makasih. Btw kamu jadi ambil S2 dimana?"
"aku sih lanjut studi di kampus kita aja Ra, lagian kampus kita program S2 juga akreditasinya udah oke"
"wah enak banget ya jadi kamu, mau kuliah lagi tinggal pilih aja mau dimana. Orang tua bisa support"
"alhamdulillah sih Ra, eh besok aku mau ke kampus mau dngurus administrasi ke pak Ario kali aja kamu mau ikutan nanti disana tanya-tanya soal beasiswa S2"
"Eh iya ya Fan, yaudah deh besok aku ikut kamu ke kampus konsul ke pak Ario."
"iya Ra,kamu udah lihat postingan ig kampus yang terbaru belum Ra?"
"belum nih, ada apa emangnya"
"ada idamanku"
"yaelah Fani, sadar Fan kalau pak Ario itu udah punya bini"
"apaan sih Ra, biarin aja toh lagian aku kan Cuma ngefans doang. Damagenya astagaa, aku tiap ketemu sama pak ario gabisa berkata-kata"
"kamu mah emang ganjen Fan, nggak sekalian pak Wahab kamu embat"
"ih Rara, yakali pak Wahab"
"eh udah dulu ya Fan, aku mau tidur hari ini melelahkan sekali epribadih"
"oke rara cantik, semoga mimpi indah"
"see you Fani centil"
Tuttttt
Rara POV End
Setelah mendapat telepon dari sahabatnya, Rara merasa seperti mendapat harapan baru. Dirinya berdoa semoga pak Ario bisa memberikan angin segar untuknya. Syukur-syukur jika dirinya bisa sekampus lagi dengan Fani. Setelah bersih-bersih dirinya kemudian beristirahat agar esok bisa menemui pak Ario.
****
Pagi ini Rara dan Fani janjian bertemu di kampus jam 9, sekarang masih pukul 08.30 namun Rara sudah sampai di kampus. Rara adalah salah satu orang yang menjunjung tinggi ketepatan waktu, dirinya tidak suka dengan orang yang ngaret. Dirinya kemudian menunggu Fani sambil scroll tiktok, di fyp muncul video tentang sugar daddy dan tanpa sadar rara berucap dalam hati jika dirinya punya sugar daddy seru kali ya, dia minta ini itu bisa dituruti. Namun dibalik kemewahan itu ada harga yang harus dibayar apalagi kalau bukan kehangatan dalam arti yang berbeda.
"Raraaaa" sapa Fani yang baru sampai
"eh Fan, lama amat"
"yaelah ini jam berapa anying, baru juga 08.50 tau nggak. Aku nggak telat ya tapi kamu yang kepagian"
"kebiasaan sih, eh btw pak Ario udah datang apa belum nih?"
"udah Ra, tadi aku lihat mobilnya diparkiran dosen. Yaudah yuk Raa kita masuk aja ke ruangannya pak Ario"
"kuyy"
Toktoktok
"masuk"
"assalamualaikum pak" sapa Fani
"waalaikumsalam, silahkan duduk Fan, eh ada Rara juga. Silahkan Ra"
"terima kasih pak"
Fani kemudian mendiskusikan tentang program studi lanjutan yang akan dia pilih, pak Ario dengan telaten memberikan saran dan pertimbangan yang cukup jelas untuk Fani. Fani akhinya masuk ke magister manajemen sehingga nanti pendidikannya akan linier antara S1 dan S2.
"kalau Rara mau konsul apa nih?" tanya pak Ario
"saya mau konsul soal beasiswa pak"
"kemarin sudah daftar ke tempat yang saya rekomendasikan belum?"
"sudah pak"
Ting..ting...ting
"pak Ario dan Rara mohon maaf sebelumnya, saya izin pamit duluan ya saya mendadak ada telepon dari rumah dan harus segera pulang" pamit Fani
"oh iya Fan, silahkan" pak Ario kemudia mempersilahkan fanbi pulang.
"hati-hati Fan" pesan Rara kepada sahabatnya itu
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
"eh kita lanjut ya Raa, jadi gimana hasilnya?" tanya pak Ario kemudian
"semuanya gagal pak, saya juga nggak tau kenapa?"
"wah sepertinya kamu harus usaha ekstra nih Ra"
"iya pak, apakah tidak ada program beasiswa S2 yang bisa saya ikuti pak? Saya bener-bener berharap dapat beasiswa karena orangtua saya sudah tidak bisa membiayai. Kalau saya kerja kemungkinan saya gak akan lanjut studi pak padahal ada cita-cita yang saya harapkan bisa terwujud dengan pendidikan S2 tersebut"
"kalau untuk program beasiswa sudah tidak ada Ra, sekarang website juga sudah ditutup untuk pendaftarannya"
"jadi sudah tidak ada harapan untuk saya nih pak?" Rara berkaca-kaca, pak Ario merenung sebentar.
"gini Ra, saya bisa bantu kamu soal beasiswa S2. Kalau kamu serius nanti sore jam 5 kamu temui saya di Kafe Pelangi Hills ya. Nanti saya usahakan solusi untuk kamu biar bisa lanjut S2 tanpa biaya"
"baik pak, nanti saya pasti menemui bapak "
"yasudah kamu bisa kembali kalau tidak ada yang perlu dikonsultasikan lagi"
"iya pak, saya permisi assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Hati Rara berbunga-bunga lantaran sepertinya ada jalan bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan. Dirinya tak sabar menunggu jam 5 agar bisa segera menemukan solusi. Rara kemudian menelfon Fani lantaran bertanya-tanya mengapa tadi Fani buru-buru pulang. Pada dering ketiga panggilannya baru dijawab oleh Fani.
"assalamualaikum Ra"
"waalaikumsalam Fan"
"ada apa ya?"
"ngapain tadi buru-buru pulang? Semua baik-baik aja kan?"
"semua oke kok Ra, cuman tadi mama aku nelfon mulu nyuruh pulang kirain ada apa ternyata kak Andi pulang dari Singapura"
"wah, seru dong kalau ada kak Andi, btw aku dibawain oleh-oleh nggak nih?"
"ada dong, kata kak Andi ada oleh-oleh spesial buat Rara yang bawel"
"ih emang iya aku bawel?"
"dikit, jadi gimana Ra tadi apa pak Ario ada solusi?"
"ada, nanti disuruh menemui di kafe Pelangi Hills jam 5 sore"
"oh gitu ya, yaudah aku doain ada solusi yang terbaik buat kamu"
"makasih ya Fan, yaudah aku pulang dulu assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
************
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
RandomRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...