Rara Cemburu?

1.1K 64 0
                                    

Hari ini Rara akan bimbingan tugas akhir dengan Pak Rahmat, minggu lalu pembagian dosen pembimbing tesis sudah dilakukan dan Rara mendapat dosen pembimbing Pak Rahmat. Dia sendirian karena Fani mendapatkan dosen pembimbing yang berbeda, yaitu Pak Ario namun fani belum datang. Rara melangkahkan kaki masuk ke ruangan dosen. Kebetulan ruangan Pak Rahmat berada di samping Pak Ario. Dirinya mengetuk pintu kemudian dipersilakan masuk oleh Pak Rahmat. Rara kemudian masuk, ternyata di dalam Pak Ario sedang ada bimbingan juga dengan Vivin, mahasiswa S1. Rara kemudian duduk di depan Pak Rahmat dan menyerahkan draft tesis yang dia bawa.
"ehem,, Pak ini judul yang saya ajukan"
Sebentar saya baca dulu
Rara menunggu Pak Rahmat memeriksa draft yang dia bawa, dirinya melihat snag suami yang tidak menyapanya bahkan melirikpun tidak. Rara memperhatikan interaksi diantara suaminya dan Vivin, dia menyadari bahwa Vivin menatap kagum kepada sang suami. Sepanjang yang dia lihat, Vivin terus tersenyum malu-malu.
"jadi bagaimana Pak Ar?" tanya vivin yang membuat Rara geli, ngapain manggil gitu, Batin Rara.
"kamu selalu manggil saya Pak Ar? Kenapa emang hehehe" tanya sang suami
"biar beda aja Pak dari yang lain"
"Ntar ada yang marah loh"
"hehehe, kalau dari saya sih nggak ada Pak"
Kurang ajar nih anak, seru Rara dalam hati.
"Ra,, ini sudah saya koreksi dan saya notes di beberapa bagian. Kamu bisa merevisinya"
"Baik, Pak. Untuk judul apakah sudah disetujui Pak?"
"Ya, judul sudah bagus. Tinggal kamu perbaiki bab 1 saja."
"Baik Pak, saya permisi"
"Silahkan"
Rara melangkahkan kaki meninggalkan ruangan Pak Rahmat dengan hati yang sedikit kesal. Apakah begini sikap Pak Ario selama bimbingan skripsi? Sok akrab, sok ramah, sok sok yang lainnya. Belum kelar acara dongkolnya, Rara melihat sang suami tengah berjalan beriringan dengan Bu Anis menuju Kantin. Rara yang duduk di pojokan, sedikit menyembunyikan dirinya. Dia melihat bahwa Pak Ario duduk dengan Bu Anis berhadapan. Bu anis memesankan makanan untuk mereka dan setelahnya bercanda ria. Kerena sudah kesal, Rara kemudian memutuskan untuk pulang saja.
Tunggu saja dirumah!
•••••
-Pak Ario POV-
Hari ini aku pulang lebih awal karena sudah kangen dengan istriku. Saat aku memasuki kamar, dirinha sedang rebahan di ranjang.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Aku kemudian pergi ke kamar mandi dan bersih-bersih. Selesai dari kamar mandi aku tidak menemukan baju ganti yang selalu dipersiapkan oleh istriku. Mungkin dia sedang capek, aku ambil sendiri saja. Setelahnya, aku menyusul untuk rebahan di ranjang.
"Gimana tadi yang?" tanyaku padanya walaupun sebenarnya aku sudah tau hasil bimbingan tesisnya.
"kan tadi Mas ada disana juga"
"Ya, tapi Mas kan kurang jelas."
"Gimana mau jelas, orang Mas sibuk sama Vivin"
"Judulnya udah disetujui?"
"Alhamdulillah udah."
"Bab 1 banyak revisi?"
"Agak banyak sih"
"Mas kangen yang" ujarku sambil memeluk dirinya, namun entah kenapa istriku itu hanya menoleh sekilas kemudian melanjutkan main hp.
"lihatin apa sih yang? Serius amat"
"ini lagi diskusi sama Fani"
Aku mencium kepala istriku kemudian pundak dan punggungnya. Dia diam saja dan masih melanjutkan chattingan.
"hpnya taruh dulu" bisikku manja
"No, ini lagi riweh."
"Mas kangen, abis ini main yaa"
"Aku ngantuk Mas besok aja."
"Ngantuk kok main hp?"
"Yaa kan Fani butuh temen sharing"
"Dah yok tidur"
Akhirnya dia meletakkan hapenya dan memejamkan mata. Aku kemudian memeluknya hangat dan ikut terlelap bersamanya.
-Pak Ario POV End-
•••••
-Rara POV-
Sudah 2 hari aku menolak ajakan Mas Ario untuk 'itu'. Aku bete jika harus melihat mukanya. Pada malam itu aku hendak mau diajak anu tapi karena sehabis magrib Mas Ario izin keluar dan bertemu dengan koleganya di kafe aku jadi males. Aku sudah menyiapkan makan malam spesial tapi dia udah makan di kafe, akhirnya makanan yang aku siapkan tidak dia cicipi. Setelahnya, dia cerita jika tadi ketemu Vivin di jalan, karena kasihan akhirnya Mas Ario mesenin gojek buat nganterin Vivin ke kosan. Duh,, jadi besar kepala deh tuh anak. Aku sudah bete, ketambahan dengan ceritanya malah makin badmood. Akhirnya, malam itu aku tidur dalam diam dan saat dia mengajak anuanu aku hanya diam saja. Lalu malam berikutnya, Mbak Fafa yang bekerja sebagai TU kampus datang kerumah. Cerita ngalor ngidul di Gazebo hingga larut malam. Setelah Mbak Fafa pulang, Mas Ario lagi-lagi mengajakku ibadah namun aku beralasan sibuk ngerjain tesis dan lagi gak mood. Akhirnya dia memilih tidur duluan. Untuk malam ini aku sebenarnya masih kesel dengan Mas Ario, sepertinya aku akan tidur dikamar anak-anak saja.
"Mau kemana yang?"
"Ke kamar anak-anak, mau nidurin mereka"
"Sini aja, anak-anak dah tidur"
"Tapi aku pengen nemenin mereka Mas"
"Duduk"
Aku kemudian duduk di atas ranjang dan Mas Ario menghampiri diriku.
"kamu kenapa yang?"
"Emang aku kenapa?"
"Udah 3 hari kamu nolak terus, biasanya selalu semangat kalau diajak"
"Aku ngga kenapa-napa, emang 3 hari ini kita sibuk kan?"
"Nggak juga, biasanya kalau kita sibuk apalagi jika Mas sibuk dikantor kamu selalu ngajakin main kan? Kamu bilang biar ngga stress. kenapa sekarang nolak terus?"
"Mana ada aku nolak"
"Mas ada salah sama kamu?  Ngomong dong sayang biar kita saling tau"
"Ngga ada"
"Yang bener? Kamu tuh selalu ngga mau jujur sama Mas soal perasaan kamu, soal isi hati kamu"
"Jujur kok"
"Ya kalau jujur, terus apa sayang yang bikin kamu kesel sama Mas"
"Mas Ario seharusnya peka dong"
"Mas bukan abg yang bisa dikodein yang, seusia Mas ini butuhnya saling komunikasi"
"aku gasuka Mas Ario friendly sama perempuan lain"
"Oh, jadi kamu cemburu sama Vivin? Dengerin Mas ya sayang, vivin itu cuma mahasiswa bimbingan. Tidak ada 1% pun perasaan Mas untuk tertarik sama dia. Di hati ini cuma ada kamu."
"Nggak cuma itu, ngapain Mas Ario ngomong sama Mbak Fafa sampe larut. Bete tau nggak."
"Ya udah Mas minta maaf,  dia lagi ada masalah dikeluarganya."
"Bisa aja bikin alasan"
"Maafin Mas ya sayang"
"Hemmm,, dimaafin tapi jangan terlalu friendly"
"Iya sayang iya"
"Kenapa Mas senyum-senyum gitu?"
"Mas bahagia sayang, karena kalau kamu marah artinya kamu cemburu dan cemburu artinya tanda cinta"
"Kalau gak cinta ya nggak mau nikah sama kamu Mas"
"I love you my wife"
Hemm...
Kok nggak dijawab?
"I love you too"
"Nah gitu dong sayang,"
Mas Ario terus tersenyum dan wajahnya sumringah sekali. "Baby.. I really miss you, cup.. I need you dear. Can i? Please dear"
Aku kemudian menganggukkan kepala dan kamipun melepas rindu setelah 3 hari berpuasa, hahahahaha...
-Rara POV End-

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang