Hari ini sudah tiga kali Rara mengomel tak jelas, dalam 2 bulan terakhir dirinya menjadi begitu cerewet dan suka marah-marah. Hampir setiap hari ada saja yang jadi korban amukannya, entah itu Pak Ario, anak-anak, Mbak Siti atau bahkan terkadang Fani juga menjadi korban amarahnya. Sebetulnya Rara sendiri juga bingung dengan kehamilannya yang membuat dirinya begitu sensitif. Berbeda dengan Fani yang selama hamil menjadi Putri tidur. Jika Rara berubah menjadi suka marah, maka fani menjadi lebih lemah. Dalam 2 bulan terakhir sudah 3 kali Fani dirawat di Rumah Sakit. Biasanya jika Rara sudah mengomel tak jelas, yang bisa mengobati adalah Pak Ario. Seperti sekarang saat Rara memarahi Pak Mamat karena memetik jambu biji yang ada di depan rumah tanpa bilang kepada Rara terlebih dahulu.
"Pak Mamat itu harusnya ngomong dulu ke saya, jangan asal sludar sludur aja. Itu jambu udah saya incer dari dua minggu lalu" omel Rara.
"Maafin bapak nyonya, saya pikir lebih baik saya ambil karena udah terlalu matang. Nanti kalau dimakan codot kan sayang nyonya" jelas Pak Mamat
"kan bisa bilang dulu ke saya, ah Pak Mamat ini emang ngeselin"
"ehem, Pak.. bapak bisa balik ke belakang aja. Biar saya selesaikan" ucap Pak Ario menengahi karena sudah setengah jam Rara marah-marah.
Mendengar omongan suaminya, Rara lantas mendelik tak terima. Sedangkan Pak Ario yang dipelototi istrinya hanya berjalan santai menuju kamar mereka. Tak terima diabaikan, Rara kemudian mengejar suaminya ke kamar.
"kamu ini apa-apaan sih mas! Urusanku sama Pak Mamat belum kelar udah disuruh balik aja" protesnya dengan nada tinggi
"sini sayang, peluk dulu" Pak Ario menarik tangan Rara dan mendudukkannya, kemudian memeluk sang istri sembari mengusap perut Rara. Rara kemudian menurut dan sedikit rilex.
"udah ya marah-marahnya, kasian debay kalau mamahnya ngotot mulu"
"Maksud kamu apa mas?!"
"Ehem gini-gini sayang, kamu kan lagi hamil jadi harus rilex tenang gitu, biar debay didalem perut bisa nyaman"
"Oh jadi kamu ngira aku bikin anak kita ngga nyaman gitu?!"
"Astagfirullah, ngga sayang"
"Kenapa istighfar, kamu pikir aku setan?!"
Kalau begini hanya ada satu cara penyelesaian batin Pak Ario. Jangan sampai karena salah paham dirinya harus tidur dikamar tamu seperti beberapa hari kemarin.
"sayang sini rebahan yuk" ajak Pak Ario
"Ngga,"
"Sini deh sayang, Mas mau ngomong sesuatu"
"Males"
"Kok gitu sih sama Mas, sini mas pijitin"
Akhirnya Rara luluh dengan iming-iming dipijat. Langsung saja Pak Ario menjalankan misinya untuk mendinginkan amarah istrinya. Benar memang terkadang ranjang adalah solusi suami istri dalam menyelesaikan permasalahan yang rumit. Hahahahaha..
*******
Malam ini keduanya sedang menunggu anak-anak belajar, dengan beralaskan permadani empuk Rara mengamati anak-anak mereka yang tekun belajar. Beberapa kali dirinya menjelaskan materi yang dirasa kesulitan oleh anak-anaknya. Setelah selesai belajar anak-anak kembali ke kamar mereka untuk tidur malam, sedangkan Rara balik lagi ke ruang tv setelah mengantar anak-anak tidur. Disana sudah ada Pak Ario yang sedang memainkan ponselnya.
"Mas"
"eh, iya sayang. Anak-anak udah tidur?"
"Udah"
"Mas mau nanya deh sama sayang"
"Apa Mas?"
"Sayang ngrasa gimana soal nafkah yang Mas kasih?"
"cukup sih Mas, buat anak-anak kan Mas yang ngatur terus belanja dapur sama treatment aku juga udah cukup, jajan juga oke"
"kalau nafkah batin gimana sayang?"
"Ya gitu, pas sih"
"Beneran? Kita nggak se-sering tetangga sebelah loh. Kamu pernah cerita kalau Fani intensitasnya lebih dari kita"
"Ya udah sih, itu kan mereka"
"Kamu nggak kepengen nambah gitu?"
"Kenapa emangnya Mas?"
"Kali aja service yang mas berikan kurang, Mas kepikiran aja sayang. Maybe Mas nggak bisa se-hot om Randi tapi Mas pengen ayang nggak kekurangan soal itu"
"Apaan sih? Nggaklah. Ntar kalau aku pengen juga tinggal ngomong aja."
"Yakin? Selama kita nikah hampir 7 bulan kamu nggak pernah minta duluan tuh. Padahal mas mah seneng-seneng aja kalau kamu minta pas lagi pengen, pernah sekali pas bulan madu itupun idenya Fani"
"Kok Mas bisa tau?"
"Apa sih yang nggak tau soal istriku ini, termasuk kelihaian menyimpan keinginannya sendiri dan juga rasa gengsinya yang agak gede hahaha"
"Ish, tidur yuk mas"
"sebentar Mas mau ngomong, kalau kamu minta duluan Mas malah seneng loh dan itu jadi pahala buat kamu so jangan gengsi soal itu. Mas selalu terbuka dan menerima apapun saran dari kamu. Oke sayang?"
"Oke Mas"
"Yaudah ayo istirahat"
"Ayoo"
~~~~~~~~~~
Hai readers, selamat hari lebaran buat yang merayakannya ya. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin semuaa,,,
Luv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
AcakRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...