Hari Bahagia 2

1.8K 84 5
                                    

*****
"SAH"
Begitu kata SAH berkumandang, air mata Ario tidak dapat dibendung lagi, dirinya menangis sesenggukan. Kebahagiaan dan rasa haru menyelimuti hatinya, setelah penantiannya sekian lama akhirnya dia bisa menikah dengan seseorang yang benar-benar dia cintai dan inginkan. Rara memandang wajah sembab suaminya dan tersenyum manis, menyadari sang istri tengah memperhatikan dirinya, maka Ario segera mengusap air mata yang masih saja terus menetes dipipinya sambil tersenyum. Dirinya kemudian memasangkan cincin kawin kepada Rara dan mengecup kening istrinya. Tak lupa membacakan doa selepas pernikahan sembari memegang kening Rara. Rara kemudian memasangkan cincin kawin di jari manis Ario dan mencium tangan sang suami, keduanya larut dalam haru.
"I Love You, istriku.. I'm very proud with you" bisik Ario ditelinga Rara. Menanggapi bisikan dari suaminya, Rara hanya tersenyum malu-malu. Sebenarnya dirinya ingin membalas ucapan cinta dari suaminya namun dia sungkan lantaran banyaknya orang disekitar mereka. Setelah acara akad nikah selesai, maka acara dilanjutkan dengan temu manten adat jawa. Ario dan rombongannya datang kemudian disambut oleh keluarga Rara. Dalam acara temu manten kali ini, Fani berhasil dipasangkan dengan Pak Randi yang tentunya degan permohonan dari Pak Ario pada hari sebelumnya. Fani tentulah amat senang hatinya, dia memang sudah kesengsem sama Pak Randi yang matang luar dalam itu. Hehehehehe..  Acara resepsi adat jawa selesai pukul 12.00, kini kedua pengantin itu sedang istirahat sebelum nanti malam acara resepsi tema modern.
"Ciyeee,,, penganten baru nempel mulu" goda Fani kepada sahabatnya
"yeee,, awas ya ntar kalau jadi pengantin aku tandain kamu Fan" sahut Rara
"Sayang ada yang flower-flower nih" canda Pak Ario
"Ohhh,, iya nih mas.. Kan abis duduk berdua di pelaminan hahaha,,yaa walaupun belum jadi manten hahahaha"
"Eh,, Ra.. Dengerin yaa,, sekarang aku dan doi masih jadi pengiring tapi tunggu aja 3 bulan lagi kita yang naik pelaminan" ucap Fani
"Iya,, iyaa percaya deh yang ngotot mau jadi tante saya" sahut Pak Ario
"Ih,, Pak Ario apaan sih" elak Fani
"Jadi kamu nggak mau jadi tante saya? Baru aja mau ngebantuin" canda Pak Ario
"Ehhhh.. Ya mau hehehe,, bantuin dong Pak biar cepet jadi ponakan saya" pinta Fani
"Hahahahaha" Rara dan Pak Ario tidak bisa menahan tawa mereka.
"seru amat becandanya" ucap Pak Randi yang menghampiri mereka
"Iya nih om, lagi godain cewek yang baru aja ditinggal nikah sahabatnya" jawab Pak Ario
"Siapa?" tanya Pak Randi penasaran
"Fani om" jawab Rara
"Oalah,, kamu galau ya Fani?" tanya Pak Randi
"Hehehe,, nggak juga Pak kan masih deketan." jawabnya malu-malu
"Coba aja Fani jadi keluarga kita ya om, pasti lebih meriah hehehe" seru Pak Ario
"Nanti level persahabatannya   sama istrimu lebih up" sahut Pak Randi
"Iya om, oh iya om nanti malam dateng kan?  Nginep dong om" tanya Pak Ario
"Om pasti datang, tapi kalau untuk nginep om nggak janji" jawab Pak Randi
"Besok juga libur om" sahut Pak Ario
"Om usahain deh," jawab Pak Randi
"Om udah makan?" tanya Rara
"Belum nih" kata Pak Randi
"Nah,, ini si Fani belum makan juga, makan bareng kayanya lebih worth it deh om daripada nih anak ngoceh mulu" usul Pak Ario
"Iya, Fani temenin om Randi makan gih." pinta Rara
"Ya udah ayo Pak" ajak Fani
"Om ambil makan dulu ya.." pamit Pak Randi
"Dipersilahkan om.. Hehehe" jawab Pak Ario.
Fani dan Pak Randi meninggalkan mereka berdua untuk mengambil makan siang. Selepas kedua orang itu pergi Pak Ario mengamati wajah Rara dan tersenyum bahagia.
"kenapa Mas?" tanya Rara
"Istriku makin cantik" jawab Pak Ario
"Hehehe bisa aja."kata Rara sambil tersipu
"Ke kamar yuk yang"
"Hemmm,, baru juga selesai makan, belum ngantuk juga Mas"
"Siapa bilang ngajak tidur?"
"Lah terus?"
"Mau nyicil hehehe"
"Ihh,,, nggak..nggak.."
"Nyicil buka amplop, astaga sayang pikirannya"
"Ya udah ayoo"
Mereka kemudian menuju kamar Rara, sedangkan Fani dan Pak Randi entah dimana mereka berdua.
*****
-Fani POV-
Disinilah aku sekarang bersama Mas pujaan hati, Mas Randi. Aku menemani dia makan siang, kasihan juga kalau dibiarkan sendirian ntar dilirik emak-emak kan berabe. Sebenarnya ini juga kesempatan sih biar bisa pdkt, hahahaha. Kami memilih makan di samping rumah Rara yang lumayan sepi. Pak Randi mengambil soto ayam kampung, sedangkan aku mengambil bakso. Sebenarnya aku tadi sudah makan tapi sedikit, berhubung ini kesempatan untuk berduaan sama dia kenapa enggak? Makan lagi juga boleh wkwkwk..
"Kamu nggak makan nasi?" tanya Pak Randi
"Eh,," aku yang terkejut hanya ah eh aja
"Nggak makan nasi?"
"Udah tadi pagi pak, sekarang pengen bakso"
"Kamu salah satu penganut kalau orang Indo itu belum  makan kalau belum makan nasi gasih?"
"Termasuk gitu sih Pak, saya wajib makan nasi sih"
"Kamu abis ini kemana?"
"Saya abis ini istirahat Pak"
"Pulang?"
"Nggak,, istirahat disini." "Sejak kapan kamu disini?" "Sejak kemarin sih Pak. Semalem saya nginep disini palingan nanti malam juga nginep lagi"
"Sedekat itu ya kalian"
"Hehehehe,, kami sahabatan sejak lama Pak. Malah saya dulu pengen Rara jadi Kakak ipar saya tapi takdir berkata lain."
"Ohh,, kamu punya kakak ya"
"Iya,, yang tadi sebelah Masnya Rara itu Kakak saya tapi sekarang udah pulang"
"Iya tadi saya sempet ngobrol gak taunya itu kakak kamu"
"Hehehe,, bapak abis ini kemana?"
"Pulang"
"Rumah bapak dimana?"
"Saya tinggal di apartemen, bangun rumahnya ntar aja deh kalau udah punya istri. Kamu pernah ke rumah Ario?"
"Belum pernah Pak"
"Rencananya saya nanti pengen bangun rumah dekat Ario, dulu kita beli kavling sebelahan. Si Ario udah dibangun punya saya masih kosong"
Oh Tuhan ini yang hamba inginkan, hehehe..
"Oalah gitu ya Pak."
"saya udah selesai makan, mau balik. Makasih ya udah ditemani"
"Ah iyaa Pak sama-sama"
Kami kemudian berpisah, doi pulang ke apartemen dan aku ke kamar tamu untuk tidur siang. Indahnya hari ini hahahaha,,,, semoga Tuhan mempermudah jalan untukku dan Pak Randi aamiin..
-Fani POV End-
*****
-Rara POV-
Pukul 15.00 aku terbangun, hemmm kok ada yang nemplok di pundakku siapa ya?? Ahahaha ternyata Mas Suami.. Jadi gini yaa bangun tidur kalau udah ada temennya. Aku menolehkan wajah dan berhadapan dengan wajah tampan suamiku, Alhamdulillah terima kasih banyak Tuhan. Dari niatan hati ingin kuliah lagi malah diberikan anugrah berupa suami. Aku mengelus pipi suamiku.
"Mas,,,"
"Enggg"
"Ayo bangun, udah sore belum sholat"
"Iya sayang,, ayo sholat"
Kami kemudian segera bangun dan mengambil air wudhu. Setelah itu kami sholat berjamaah, Mas Ario sebagai imam dan aku menjadi makmum. Selesai sholat aku menyalami Mas Ario dan dia mengecup keningku. Indahnya ibadah bersama pasangan. Semoga pernikahan kami sakinah, mawaddah warohmah, langgeng sampai kakek nenek dan bisa membesarkan anak-anak dengan penuh cinta kasih. Aamiin.. Sore ini aku dan Mas Ario sepertinya akan istirahat saja untuk persiapan nanti malam, resepsi maksudnya. Hehehehe... Semoga nanti resepsi berjalan dengan lancar dan semua orang happy.
*****

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang