-Ario POV-
Aku dan istriku tengah berbaring di ranjang usai pergulatan panas kami. Aku mengelus rambutnya yang sedikit basah karena keringat, sambil sesekali mengecup keningnya. Sekali lagi aku mengucapkan jika aku sungguh bersyukur memiliki Rara dalam hidupku. Diusianya yang masih muda, dia nggak segan untuk merawat kedua anakku dan dia tidak memperlakukan anakku dengan sangat baik selayaknya ibu kandung.
"Mas, minggu depan kan nikahannya Fani. Kita ngasih mereka kado apa ya Mas?" tanyanya kepadaku
"mereka punya semua yang, ngasih kado peralatan dapur aja gimana?"
"Apa nggak kurang Mas?"
"Kita kasih lengkap yang, ntar kamu list apa aja peralatan dapur untuk rumah baru terus nanti Mas pesenin. Kita kasih duluan aja biar mereka nggak beli."
"Iya deh Mas. Kalau paket bulan madu gimana?"
"Mas denger Om Randi udah mesen paket honeymoon, terus Tante Prita juga ngasih yang"
"Mereka kapan boyongan ke rumah baru Mas?"
"Kalau kata om Randi kemarin sih, langsung pas abis resepsi yang. Kan pembangunan udah 90%"
"Cepet ya Mas kalau banyak duit"
"Iya yang, apapun bisa beres dengan duit tapi ada satu hal yang nggak bisa di atasi pake duit"
"Apa Mas?"
"Kenyamanan"
"Tapi akn kenyamanan bisa dihadirkan dengan uang Mas?"
"Memang, tapi itu sifatnya sementara. Kenyamanan sesungguhnya itu dari hati sayang"
"Ngantuk Mas"
"Tidur gih, Mas pukpuk"
"I love you Mas Ario"
"I love you more Aurora,My Wife"
Aku kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh kami dan tak lama suasana menjadi hening. Mungkin ada pernah dengar jika pria setelah melakukan hal itu akan langsung tidur, sebetulnya hal itu wajar karena dipengaruhi hormon. Namun, sebisa mungkin aku meluangkan waktu untuk sedikit berbincang dengan istriku agar ikatan batin diantara kami semakin kuat. Aku bahkan belum yakin jika saat pernikahan kami terjadi, istriku ini sudah menaruh hatinya 100% untukku. Tapi semakin kesini aku menjadi yakin bila istriku sudah 100% mencintai diriku. Alhamdulillah...
-Ario POV End-
•••••
Pagi sekali Rara sudah bersiap-siap dengan tab dan buku notes. Dia sedang mengecek list barang-barang yang akan dia berikan untuk Fani. Ada 52 list barang yang akan dia berikan dan semua itu adalah paket peralatan dapur lengkap. Setelah dia merasa fix maka segera saja dia mengirimkan list tersebut kepada suaminya yang sedang berada di Kantor. Tak perlu menunggu lama, sang suami segera membalas pesan singkatnya. Setelahnya Rara meneruskan aktivitasnya dengan berenang di kolam renang yang ada di samping rumah mereka.
"Assalamualaikum bestie, calon tetangga sekaligus calon keponakan"
Rara yang sedang berenang tentu saja kaget dengan panggilan yang tak lain adalah dari Fani yang sudah berdiri di tepi kolam.
"Waalaikumsalam, tumben pake salam segala"
"Disuruh Om kamu tuh, katanya kalau bertamu itu ucapin salam jan teriak-teriak"
"syukur deh, akhirnya ada juga yang bisa ngatasin kebandelan kamu. Bunda aja udah angkat tangan Hahaha."
"Yee,, ngejek nih"
"Fakta kali Fan"
"Hem,, Raaa.. Ntar malem temenin dong"
"Kemana?"
"Fitting baju pengantin"
"Lah kenapa nggak sama om Randi aja langsung?"
"Om kamu hari ini ke Bogor terus baru pulang sore jadinya langsung ketemuan di butik aja"
"Ya udah deh, karena kamu baik aku mau nemenin. Tapi pulangnya traktir ke angkringan Bu Darmi ya"
"Siap"
"Eh tapi nanti dianterin juga nggak sama Mas Ario?"
"Naik taksi online aja, ntar pulangnya biar dijemput sama laki lu"
"Nggak, biar dianter Pak Maman aja. Mas Ario lagi ke kantor jadi balik malem kayanya. Terus ntar pas balik biar nyamperin kita"
"Oke deh, ngikut aja"
Eh Fan, kamu udah beli perabot rumah?
"Udah sebagian, kalau furniture Pak Randi yang ngatur. Aku ngikut aja sih."
"Udah beli peralatan dapur?"
"Belum sih Ra, kenapa emang?"
"Jangan beli, ntar aku kasih kado peralatan dapur buat kamu"
"Serius?"
"Iya, tadi udah dipesenin Mas Ario"
"Spill dikit dong"
"No! Ntar aja Fan kalau kamu udah nempatin rumah aku spill."
"Rara pelit"
"Biarin"
Rara kemudian masuk ke kamar mandi dan membilas tubuhnya, sementara Fani menunggu di kursi yang ada di pinggiran kolam renang.
"ih, Fani. Kok diminum sih jusnya"
"Aus Ra, daritadi ngoceh mulu"
"Mana!"
"Nih!" Fani menyodorkan jus yang tinggal setengah gelas dan Rara segera meminum sampai habis.
"Isiin lagi Fan ke dapur, bawa 3 gelas sekalian sama cemilan juga"
"Oke deh,"
Fani beranjang dari duduknya kemudian menuju dapur, dia mengambil jus dingin kemudian menuangkan ke gelas dan mengambil beberapa cemilan.
"Nih" ujar fani
"Makasih"
"Sekarang lu boleh nyuruh gue, tapi ntar kalau gue udah resmi jadi tante lu, giliran elu yang gue suruh-suruh" ancam Fani yang sengaja dibuat-buat
"Hahaahahahaahahaha" tawa Rara meledak
Mereka kemudian menghabiskan siang dengan bercakap-cakap banyak hal. Setelahnya Rara menjemput anak-anak dan fani juga ngikut dengan alasan gabut. Rara tentu saja malah senang, mereka bisa tertawa ngakak bareng walaupun dengan candaan receh sekalipun.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
RandomRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...