Malam Bersama Pak Ario

11.5K 216 3
                                    

Setelah makan malam, aku menemani duo bocils belajar untuk esok hari.  Chila belajar tematik sedangkan Nino belajar membaca dan menulis. Mereka termasuk anak yang rajin, mau belajar sendiri tanpa menunggu perintah dari papanya.  Oh iya, si papa lagi serius didepan leptop. Nggak tau juga sibuk ngerjain apa.
"mah,  tanya dong hewan yang bisa hidup di dua alam disebut apa ya? "
"namanya amfibi sayang, contohnya katak"
"makasih mama"
"iya nak cangtip"
"mah angka 6 itu yang gimana,  Nino lupa"
"enam itu seperti obat nyamuk,  nah gini sayang"
"makasih mama cantik "
"sama-sama ganteng "
"mah, boleh minta tolong nggak? " tanya si papa alias pak Ario
"apa pah? "
"tolong dong buatin susu jahe"
"oke ,  sebentar ya"
"iya "
Aku membuat 4 gelas minuman, segelas susu jahe untuk si papa, dan 3 gelas susu coklat untukku beserta duo bocils.  Malam ini memang hujan turun begitu lebat, membuat siapa saja merasa kedinginan.
Pukul 9 malam anak-anak sudah terlelap dikamarnya,  selesai sudah urusan bocils alhamdulillah hari ini nggak rewel hihihi. Sekarang tinggal ngurusin bapaknya, semoga anteng juga. Saat aku keluar dari kamar anak-anak, pak Ario terlihat masih sibuk dengan leptopnya.  Sebenarnya aku sudah mengantuk tapi aku harus menyapanya dulu atau sekedar ngobrol.  Aku kan sudah dibayar mahal jadi itu adalah bagian dari tugasku.
"sibuk apa sih mas? "
"ini buat RPS kan bentar lagi masuk"
"yaelah masuk masih sebulan lagi kok rajin amat"
"biar beres semua" hm kali ini aku menemukan perbedaan karakter antara aku dan pak Ario, jika aku suka kebut semalam maka pak Ario adalah kebalikannya. Pak Ario menyelesaikan kerjaannya h-sekian hari sedangkan aku h-beberapa jam.  Pantas saja duo bocils rajin ternyata turunan dari bapaknya.
"pak, mau dibikinin susu jahe lagi nggak? " tanyaku karena melihat segelas susu jahenya sudah tandas.
"nggak usah,  makasih "
Aku kemudian duduk disisi pak Ario sambil bermain hp,  aku tadi sempat chat sahabatku kalau besok aku mau ke kampus buat validasi.  Dan kami memutuskan untuk janjian ketemu dikampus. Rencananya anak-anak bakalan diantar bapaknya, terus sepulang dari kampus akulah yang menjemput. Jarak rumah dan sekolah anak-anak hanya sekitar 15 menit.  Sepulang dari kampus,  aku pulang ke rumah dulu terus jemputnya diantar pak sopir.
"kamu kalau ngantuk, tidur aja duluan"
"heh? " ucapku cengo karena sibuk tiktokan
"tidur duluan aja"
"aku ke kamar duluan ya mas"
"iya silahkan"
Sesampainya dikamar aku segera bersih-bersih dan berganti baju.  Mengoleskan beberapa skincare dan rebahan di kasur.  Setalah 5 menit rebahan,  aku mulai overthinking. Memikirkan setan, hantu dan kawan-kawannya. Aku menjadi tidak nyaman,  mungkin inilah salah satu kelemahanku yaitu suka parno kalau ditempat yang baru.  Hampir 10 menit gelisah,  namun pak Ario belum juga beranjak masuk ke kamar. Sepertinya aku harus menyusulnya. Saat aku bangun dari tempat tidur,  bersamaan dengan pintu kamar terbuka. Pak Ario masuk ke kamar dengan membawa leptopnya.
"loh kok belum tidur? "
"iya mas,  aku abis overthinking haha"
"astaga,  kenapa nggak bilang kalau kamu parnoan? Saya bersih-bersih dulu"
Menunggu pak Ario bersih-bersih rasanya membuat hatiku tak tenang dan jantungku berdetak lebih kencang.  Oke,  lebih baik aku pura-pura tidur aja.  Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, kemudian pak Ario beranjak tidur disampingku.
"saya tahu kamu belum tidur" ucapnya sambil memelukku, jantungku jangan ditanya lagi sudah pasti jedag jedug kayak efek tiktok. Apakah malam ini aku bisa tertidur??
*****

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang