-Rara POV-
Sejak pukul 16.00 WIB, wajahku di poles dengan berbagai make-up. Hingga sekarang 2 jam sudah berjalan aku masih harus anteng karena proses make-up belum selesai. Suamiku sekarang dimana ya? Tadi saat mbak perias datang kemari, suamiku disuruh keluar kamar dulu katanya biar nanti terpesona pas aku udah didandani.
"Mbak Rara, ini sudah selesai silahkan dilihat dulu dan bisa ganti gaunnya"
"Oh iya Mbak"
"Ini kacanya Mbak"
"Makasih"
Aku melihat detail make-up di wajahku melalui cermin yang diberikan oleh mbak perias, hemmm.. Seperti biasa selalu pas dengan seleraku. Kemudian aku berganti gaun pengantin berwarna rosegold, wihh cantik sekali diriku seperti seorang princess Hahaha...
"Nah Mbak Rara sudah selesai, saya permisi ya Mbak"
"Makasih Mbak,, make-upnya selalu pas dihati hehehe"
"Alhamdulillah Mbak kalau gitu saya jadi lega,, nanti deh kalau sahabatnya nikah,, rekomin ya Mbak"
"Siap Mbak"
Mbak perias kemudian keluar kamar, sekarang jam menunjukkan pukul 18.30 WIB, saatnya mencari keberadaan suamiku. Aku hendak keluar kamar, namun belum sampai pintu kakak iparku sudah datang kemari.
"adek makin cantik deh" puji Kak Revi
"hehehe,,makasih Kak. Kakak juga cakep banget"
Kak Revi masuk ke dalam kamarku dan duduk di ranjang disisi diriku.
"Kakak masih pusing?"
"Alhamdulillah dek, seharian ini debay bisa diajak kompromi hahaha,, palingan ngerti kali ya kalau onty dia lagi ada keriwehan"
"Syukurlah Kak, aku tadi sempet khawatir Kakak nggak bisa ngikutin acara. Makasih ya ponakan onty ntar kalau lahir onty beliin es krim deh"
"Hehehe,, adek udah makan?"
"Belum Kak,"
"Mau Kakak ambilin?"
"Ngga usah Kak, ntar aja." "Ehmm.. Mas Ario kemana Kak?"
"Ciyeee,, nyariin lakinya.."
"Ngga gitu Kak, kan tadi aku tinggal make-up jadi mau nanya udah makan apa belum"
"Hahahaha wajar kali dek, kamu nyariin suamimu. Kalau nyariin Omnya Ario itu baru aneh"
"Sayang,, ayo makan dulu" suara Mas Ario menyapa pendengaran kami
"Nah ini suamimu dek"
"Ada apa Mbak?" tanya Mas Ario
"ini tadi nyariin, ya udah kalian makan gih, Kakak juga mau makan sama Mas Hafbi dulu" pamit Kak Revi
Setelah Kak Revi pergi, Mas Ario menatapku sambil senyam senyum gak jelas.
"Cantik sekali istrikuuu"
"Ganteng banget suamikuu"
"Hehehe,,, jadi gak sabar"
"Apaan?"
"Ehem-ehem"
"Anak-anak mana Mas?" tanyaku pada Mas Ario lantaran seharian ini aku hanya melihat mereka saat acara akad, setelah acara akad dan temu manten mereka ikut pulang bersama Mama mertua.
"Di luar sama Mama,"
"Mereka udah makan?"
"Udah, beres"
"Mereka nggak nanyain aku?"
"Nanyain lah, tapi Mas bilang kalau Mama kalian masih di makeup biar makin cantik."
"Yuk makan sama ke anak-anak"
"Ayukk"
Aku dan Mas Ario kemudian keluar kamar, disana kedua anakku langsung menghampiri diriku.
"Mama,, mama cantik banget deh" puji Chila
"Iya,, Mama seperti princess yang di film" sahut Neno
"Hehehe makasih sayang, anak-anak Mama udah makan belum nih?"
"Udah Ma, tadi makan sama Oma." jawab Chila
"Mah, nenek kita nambah" kata Neno
"Iya sayang, gimana kalian happy nggak?"
"Chila happy"
"Neno juga happy Mah"
Mas Ario kemudian mengambil 2 piring nasi dan menyerahkan sepiring untuk diriku. Kami berdua makan dengan diiringi celotehan dari anak-anak. Neno yang merasa bahagia karena sekarang bakalan ditemenin sama aku, bisa memanggil Mama setiap hari dan bisa seperti teman-teman sekolahnya yang diantar oleh Mamanya. Chila yang bercerita jika sudah bisa perkalian, mendapat nilai A+, pujian dari bu guru, pengen dimasakin puding, dan pengen diajarin nanem bunga. Semua itu terasa menyenangkan saat aku mendengarkannya. Selesai makan, aku dan Mas Ario menuju pelaminan dengan diiringi kedua anakku berjalam didepan kami. Satu persatu tamu undangan menyalami kami hingga tibalah ibunya anak-anak yang datang bersama suami dan anaknya yang masih bayi. Mbak Alina sangat cantik dan anggun dengan balutan dress berwarna navy, senada dengan kemeja sang suami dan buah hati. Mbak Alina tersenyum manis saat menghampiri kami, aku melirik anak-anak dan sedikit kaget dengan wajah mereka yang terlihat biasa saja. Tidak ada antusias menyambut ibu mereka, ada apa ini? Pastilah ada sesuatu yang terjadi dahulu.
"Sayang, Chila Neno sehat nak?" Tanya Mbak Alina kepada anak-anak
"Sehat Mah" jawab Chila
"Salim sama Mama Alin dan Papa Tyo dong nak" pinta Mas Ario, anak-anak menuruti apa yang dipinta oleh Papanya. Aku hanya diam saja menyaksikan hal ini karena bingung harus bersikap bagaimana.
"Selamat ya Rii dan Rara juga, Mbak doakan yang terbaik untuk kalian, semoga segera diberi titipan. Sakinah mawadah warohmah yaa"
"Hehehe makasih Mbak"
"Selamat bro,, akhirnya buka puasa. Pelan wae santuy" ucap Tyo, suami Mbak Alina.
"Yoii bro," jawab suamiku
"jangan lupa hubungi Mbak buat hanimunnya"
"Siap Mbak"
"Ya udah Rara, Rio kami pamit ya, selamat indah-indahan" ucap Mas Tyo
"semoga malamnya menyenangkan ya Raa" bisik Mbak Alina yang kujawab dengan senyuman. Setelah selesai foto bareng dan salaman, Mbak Alina dan Mas Tyo pergi meninggalkan kediaman kami. Tamu undangan masih berdatangan, beberapa kerabat dekat dan juga teman-teman kami sedang duduk bercanda sembari menikmati pesta pernikahan kami. Aku melihat kedatangan sahabatku bersama Pak Randi, Fani dengan gaun berwarna abu muda dan Pak Randi mengenakan kemeja berwarna abu tua, bisa dibilang mereka cocok sih. Keduanya berjalan beriringan menuju pelaminan, aku sebenarnya sudah tidak sabar menginterogasi namun niatan ini harus aku tahan lantaran ada Pak Randi.
"Selamat ya Rio dan Rara"
"Makasih Om, Rio doakan Om segera menyusul"
"Aamiin"
"Selamat ya bestie, finally you got merried with your love hahaha. I hope you got happy married life"
"Fani ih,, btw makasih ya bestie, semoga segera menyusul yaa bersama orang yang tepat"
"Aamiin"
Kami kemudian berfoto bersama dan bersalaman. Selesai berfoto bersama Fani dan Pak Randi, datanglah Kak Andi bersama seorang cewek cantik.
"Rara selamat yaa, Mas Ario selamat"
"Makasih kakak mau datang, wihh kenalin dong kak ini siapa?"
"Ini Tarisa, temen kakak"
"Hai Kak Tarisa, aku adek keduanya Kak Andi hehehe"
"Halo Rara, selamat yaa"
"Andi foto dulu yok" ajak Mas Ario
"Oke Mas" jawab Kak Andi
Kami kemudian berfoto bersama, selasai berfoto anak-anak bilang jika mengantuk namun tamu masih agak banyak, Kak Andi menawarkan diri untuk menemani anak-anak. Sebenarnya aku tidak enak dengan Tarisa, tapi Tarisa bilang dia setelah ini ada acara jadi akan pulang dengan temannya yang juga kebetulan hadir kemari. Kamipun mengiyakan, Kak Andi menemani anak-anak pergi ke kamar tamu untuk beristirahat. Jumlah tamu undangan masih agak banyak, sebenarnya kakiku rasanya pegal-pegal karena harus duduk berdiri duduk berdiri berkali-kali tapi gapapa aku happy.
"capek sayang?" tanya suamiku
"dikit" jawabku
"Ntar Mas pijitin"
"Hehehe,, gausah Mas. Mas Ario kan juga capek"
"Nggak kok sayang" dia tersenyum dan menggenggam tanganku. Aku tersenyum bahagia, suamiku kok so sweet sekali. Terima kasih ya Allah sudah mengirimkan dirinya. Aku mengamati tamu undangan dari pelaminan, dari sini aku bisa melihat Fani dan Pak Randi sedang bercakap-cakap sambil tertawa. Ya Tuhan semoga mereka bisa bersatu, mungkin lebih seru jika Fani menjadi bagian dari keluarga kami. Apalagi jika rumah kami bersebelahan, tentunya tiada hari tanpa rumpi hahaha...
"Mas perhatiin deh new couple itu" bisikku pada Mas Ario
"Om Randi sama Fani kan?"
"Yuhuu"
"Mas berharap mereka bisa bersatu sayang, kamu inget nggak pernah nanya kenapa tanah sebelah rumah kita masih kosong? Itu Om Randi yang punya. Ntar kalau mereka nikah, bangun rumah disitu kita jadi tetangga pasti kamu sama Fani rumpi mulu"
"Aaa.. Alangkah indahnya, pasti hidupku meriah Hahaha"
"Lah mangkanya kamu doain aja"
"Pasti mas"
-Rara POV End-
******
Jam menunjukkan pukul 11 malam, tamu undangan sudah banyak yang pulang, tinggal beberapa kerabat dekat yang masih berada di rumah Rara karena menginap, juga tetangga kanan kiri yang turut membantu acara pernikahan. Rara dan Ario diinstruksikan agar berganti pakaian, karena tamu undangan yang sudah tak banyak dan mereka juga butuh istirahat. Rara dan Ario bergandengan tangan menuju kamar dan sesampai di kamar, Rara melepas aksesoris yang berada dikepalanya dengan dibantu oleh Ario. Kemudian Rara mengganti gaunnya dengan piyama.
"udah selesai sayang?" tanya Ario begitu melihat istrinya keluar dari kamar mandi
"Udah Mas"
"Lagi halangan nggak?"
"Nggak Mas"
"Ya udah ayokk"
"Ehhhh... Aakkuu.. Ehm.. Anuuu"
"kenapa sayang? Ayo sholat jamaah maksud Mas"
"Oalah kirain"
"Ihh,, sayang pasti mikirnya nggak-nggak ya? Hahahaha"
"Hemmm" Rara mencebikkan bibir
"sayang dengerin ya,, Mas tau kamu capek, ini memang first night kita, tapi masih ada malam-malam lainnya. Lagian besok juga ada acara unduh mantu, kalau kita gas sekarang Mas kuatir besok kamu nggak bisa ikut acara karena kecapekan. Kita lakuin kalau udah dirumah kita aja, Mas sayang sama kamu"
"Mas emang gak kepengen?"
"Ya kepengen lah, nih.. Kerasa kan, tapi kita bisa melakukannya lain waktu agar maksimal. Mas mau first time buat kamu itu berkesan indah. Percayalah Mas sangat mencintai kamu dan menginginkan kamu tapi Mas ingin lebih memahami kamu. I love you my wife."
"Aaa... Mas Ario I love you too, Rara terharu Mas begitu pengertian"
"Sini peluk Mas"
Mereka berdua kemudian berpelukan, Ario mengelus punggung istrinya dan mengecup kening sang istri.
"sayang ayo ambil air wudhu" ajak Ario
"Ayo Mas"
Keduanya lantas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat berjamaah. Sholat sunnah serta berdoa agar diberikan keberkahan dalam pernikahan yang mereka jalani. Selesai sholat Ario mengecup kening istrinya, pipi, hidung, mata dan bibir. Keduanya melakukan kissing halal setelah pernikahan. Rasanya lebih indah dan lebih menenangkan ketimbang dulu saat mereka melakukannya karena ketidaksengajaan. Ada rasa pas dihati ketika sudah dalam ikatan yang halal. Ario kemudian membaringkan istrinya di ranjang dan menciumi sang istri. Mereka berdua hanya bercumbu dan foreplay, karena malam ini mereka hanya melakukan cumbuan mesra tidak pada kegiatan inti. Setelah dirasa cukup, Ario mengancing piyama sang istri, kemudian mengecup pipi dan kening tak lupa mengucapkan terima kasih dan selamat tidur. Dirinya tidur dengan memeluk sang istri. Ario begitu bahagia bisa bersatu dengan perempuan yang dia cintai dan dia inginkan. Dia teramat berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirimkan bidadari berwujud Rara dalam hidupnya dan anak-anak. Dia berdoa semoga hari esok akan lebih membahagiakan. Aamiin
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
RandomRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...