Kak Andi

3.2K 129 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 11 malam, pak Ario kini sudah terlelap di sampingku. Aku sendiri masih terjaga, entah mengapa kantuk belum menghampiriku. Aku lantas membuka ponselku, tertera satu notifikasi dari Kak Andi.

From : kak Andi
Assalamualaikum bawel hehehe, gimana kabarnya dek? Semoga baik ya. Fani bilang kamu sekarang sibuk banget, ayo dong Ra, kamu kapan main kesini? Cerita-cerita bertiga sama Fani.

To : kak Andi
Waalaikumsalam kak, alhamdulillah aku baik. Semoga kak andi juga ya. Iya nih kak, Rara emang akhir-akhir ini agak sibuk, lusa deh Rara usahain main kesana.

From : kak andi
Oke, ditunggu kedatangannya. Tumben jam segini belum tidur? Buaya mana nih yang bikin adek cangtip ini overthinking wkwkwk.

To : kak andi
Ih, mana ada Rara overthinking gegara buaya.

From : kak andi
Kali aja, hehehe.

To : kak andi
Kak andi kapan nih ngenalin?

From : kak andi
Ngenalin diri maksud kamu?  Kan udah kenal wkwk.

To : kak andi
Belaga gk gatau, ya ngenalin cewenya lah.

From : kak andi
Udah kenal hihihi

To : kak andi
Siapa? Spill dong

From : kak andi
Ini yang baca

To : kak andi
Yeee, sa ae

From : kak andi
Udah gih tidur, dah malem besok kesiangan loh.

To : kak andi
Siap bos. Babay

From : kak andi
🤗

Aku kemudian menaruh ponselku di nakas, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 12. Kurebahkan tubuh ini dan terlelap. Rasanya nyaman sekali, besok kuliah ada 3 kelas semoga besok aku gak kesiangan.
*****
Pagi ini berlalu dengan rutinitas yang seperti biasanya, yang menjadi sedikit pembeda adalah pak Ario yang bangun lebih awal daripada aku. Pada saat bangun, dia sudah rapi dengan baju kerjanya. Saat sarapan dia juga tak banyak bicara, padahal semalam sangat ceria. Apa dirinya baik-baik saja? Semoga dia tidak ada apa-apa. Oke, lebih baik aku berangkat ke kampus saja. Setelah memastikan semua tugas beres, aku melajukan motorku dengan kecepatan sedang menuju kampus. Saat diparkiran aku melihat pak Ario sedang berjalan beriringan dengan bu Vivi, mungkin bahas kerjaan. Aku kemudian menuju kelas agar tidak terlambat. Di dalam kelas, ternyata Fani belum datang. Aku memilih memainkan ponselku sembari menunggu perkuliahan dimulai. Kelas pertama akan diisi dengan mata kuliah Ekonomi Digital dengan dosen pengampu bu Laili. Fani datang tepat sebelum bu Laili membuka pintu, beda 1 menit. Untunglah sahabatku ini tidak telat.
*****
Kuliah hari ini selesai pukul 15.00. Badan Rara sudah lemes dan capek semua. Belum lagi tugas dari dosen yang bertumpuk, padahal ini baru minggu pertama kuliah. Tapi dibalik tugas yang menumpuk itu, dia bersyukur dapat merasakan kuliah lagi yang belum tentu dapat dirasakan oleh semua orang walaupun dirinya harus usaha yang "ekstra".
"eh, Ra gimana kalau hari ini kita nugas dirumahku sekalian nginep sana. Mama dan kak Andi nyaiin tuh" kata Fanu
"iya, tadi malem kak andi chat aku juga, disuruh main ke rumah" jawab Rara
"ya udah atuh, main yuk kerumah"
"ya, kamu tau sendiri keadaan aku sekarang gimana. Ada bocil dan bapaknya"
"izin sekali juga gapapa kali ra, bilang aja nugas sama aku"
"ya udah, aku chat si bapak dulu ntar kalau boleh aku ikut kamu"
"jangan bilang nginep, ntar gak boleh lagi"
"Oke"
Rara kemudian mengirimkan pesan kepada pak Ario untuk meminta izin.
To : bapaknya bocil
Pak hari ini saya boleh ke rumah Fani nggak buat nugas?

Sent, begitu pesan terkirim hanya berjarak 1 menit langsung ada balasan.

From : bapaknya bocil
Sama siapa aja?

To : bapaknya bocil
Sama Fani aja, gimana boleh nggak?

From : bapaknya bocil
Bilang sama anak-anak dulu biar nggak nyariin

To : bapaknya bocil
Siap pak 🤗

Selesai dengan chat tersebut, Rara kemudian menelpon rumah dan diangkat oleh mbak siti. Dirinya minta disambungkan ke duo bocils. Setelah negosiasi dengan kedua bocah tersebut , maka Rara diizinkan anak-anak untuk pergi ke rumah Fani. Duo bocils mewanti-wanti agar Rara pulang, tidak boleh pergi meninggalkan mereka lagi. Dan Rara menyanggupinya. Dia menjadi bertanya-tanya mengapa kedua anak itu seperti takut dengan perpisahan. Apakah ini ada hubungannya dengan ibu mereka?. Semoga teka-teki ini segera terjawab.
*****
Sesampainya di rumah Fani, Rara disambut oleh kak andi yang menurutnya begitu bawel. Rara dan Fani memang sudah bersahabat sejak SMA. Tak heran jika keluarga mereka juga akrab. Rara juga sudah dekat dengan kak Andi, dia menganggap kak andi seperti saudaranya sendiri. Setelah salim dengan bunda Ana (ibunya Fani) mereka berdua kemudian dipersilahkan untuk makan siang. Selesai makan siang, keduanya mengerjakan tugas di ruang keluarga ditemani dengan ocehan kak andi. Kak andi memang pribadi yang pandai bergaul, dirinya bisa membawa diri dalam berbagai situasi dan lawan bicara. Tak heran di usia yang baru menginjak 27 tahun dia sudah memiliki bisnis yang menjanjikan. Dengan wajah cakepnya, kepribadian yang hangat dan kesuksesan yang dimiliki tentunya banyak cewek yang mau dengan kak andi namun dia belum pernah menunjukkan kedekatan dengan siapapun. Sore itu mereka habiskan dengan bercerita banyak hal dan ketawa. Kak andi memberikan oleh-oleh sebuah gelang untuk rara, sedangkan fani diberikan oleh-oleh berupa kalung. Selain itu kak andi juga memberikan mereka voucher belanja 1 juta untuk keduanya karena dia menang tender di Singapura. Kak andi memang tidak pelit membuat Rara dan Fani semakin senang dengannya.
*****

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang