-Rara POV-
Pagi ini aku dan Mas Ario, serta Fani dan Om Randi menikmati udara segar di Pulau Lombok. Liburan kali ini adalah atas saran dari Mama mertua dan juga tante Prita. Sebetulnya kami ingin mengajak anak-anak, namun mama bilang jika aku dan Mas Ario butuh waktu berduaan, dan juga biar double date bareng Fani dan Om Randi. Semua biaya liburan disponsori oleh Ravana Group. Kami memilih penerbangan malam, karena siang harinya Mas suami masih sibuk bekerja jadilah setelah mereka pulang kerja kami berangkat ke Lombok. Oh iya, Fani dan om Randi sudah menikah hampir 2 bulan sedangkan aku dan Mas Ario berjalan 4 bulan. Aku dan Fani sedang sibuk menyusun tesis, dan seminggu kedepan kami akan healing sejenak dari kesibukan kami. Pagi ini, kami akan mengunjungi pantai. Entah apa nama pantai yang akan kami kunjungi. Semalam Mas Ario memberi tahu namun aku lupa karena sudah terlalu mengantuk. Pukul 09.00 aku dan Mas Ario keluar dari kamar hotel, aku sudah rapi dengan baju pantai dan baju ganti yang aku bawa di dalam tas punggung. Aku melihat kamar Fani dan Om Randi masih tertutup rapat, biarlah kami sarapan duluan. Aku membuka aplikasi WA kemudian memberi tahu jika sudah berada di restoran hotel kepada Fani. Aku sarapan menu nasi kuning dengan perkedel, ayam bakar madu dan urap-urap. Mas Ario memilih menu nasi pecel dengan lauk ayam goreng. Ditengah kami makan, Fani dan Om Randi datang menghampiri kami. Mereka kemudian mengambil menu, Fani memilih nasi kuning sama seperti diriku dan Om Randi memilih nasi goreng seafood.
"hari ini kita ke pantai mana?" tanya Fani memandangku
"Nggak tau Fan, semalem lupa"
"Kita ke Pantai Tangsi" jawab Pak Randi
"Pantai Tangsi atau pantai pink. Pasirnya nanti warna pink yang" tambah Mas Ario
"Iyakah mas?"
"Iya soalnya pasirnya kecampur sama batu karang. Nah batu karangnya inikan warna merah terus kena ombak, hancur dan kecampuran sama pasir pantai yang berwarna putih jadinya pink."
"Oh gitu kah Mas"
Aku melihat Fani juga mendengarkan penjalasan dari Mas Ario. Dia manggut-manggut seakan paham wkwkwk. Jarak dari hotel ke pantai tangsi sekitar 45 menit. Kami berempat menaiki mobil yang sama, yaitu Alphard milik Om Randi. Baru aku tau ternyata, hotel tempat kita menginap adalah cabang dari hotel Ravana yang ada di Jakarta. Pantas saja semua karyawann menyambut kami denga sedikit berbeda. Hotel Ravana di Lombok ada 2 cabang sedangkan di Bali ada sekitar 9 cabang. Untuk yang Lombok dan Bali dikelola oleh Om Randi sedangkan di Jakarta, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra dipegang sepenuhnya oleh Tante Prita. Mama mertua tidak ikut mengelola namun kebagian persantase profit. Setelah kami sampai, kami disambut oleh hamparan pasir berwarna pink yang begitu indah. Baru kali ini aku melihat pantai berpasir pink. Aku mengenakan dress pantai panjang semata kaki dan berlengan pendek, sedangkan Fani mengenakan jumsuit. Aku menggandeng tangan Fani dan kami berdua menuju ombak yang bergulung-gulung. Suasana seperti inilah yang sangat aku rindukan. Dulu kita berdua sering liburan bareng, tertawa, berlari dan saling berkejar-kejaran selayaknya anak kecil. Kini kita berdua sudah berada di Fase yang sedikit berbeda. Seharian kami menikmati wisata Pantai, hingga sore hari kami kembali ke Hotel dengan penuh kegembiraan.
Terima kasih Tuhan sudah mengizinkan kami menikmati indahnya alam ciptaan-Mu. Malam harinya kami dinner dan bermain-main bersama. Mas Ario dan Om Randi tidak pernah protes dengan aksi kami yang kadang seperti bocah. Mereka mengikuti saja, dan ikut bersenang-senang bersama. Hingga pukul 21.00 kami kembali ke Hotel untuk beristirahat. Sebelum aku memasuki kamar, Fani menghentikan langkahku. Dia meminta izin kepada Mas Ario dan om Randi, agar aku mengantarkan dirinya keluar sebentar.
"Raa...." bisik Fani kepadaku
"apaaa??" tanyaku
"aku pengen kita punya anaknya barengan"
"Itukan rahasia Ilahi Fan,"
"Tapi sebagai manusia nggak ada salahnya kita mencoba usaha"
"Maksudnya?"
"Nih" dia menyodor sebuah paperbag
"Apaan??"
"Ini ada jamu tradisional, ntar begitu sampai kamar kamu minum terus main sama Pak Ario. Besok bangun tidur minum lagi"
"Hah seriusan Fan?"
"Iyaa, ini aku juga minum. Ini resep bunda tau. Percaya deh sama aku"
"Ntar kalau Mas Ario ngga ngajak main gimana?"
"Kamu yang memulai"
"Gimana?"
"Dasar! gitu aja gatau. Kamu kan udah nikah duluan masa masih nol sih Ra"
"Bukannya gitu, canggung aja sih"
"Buka tuh bungkusan satunya, isinya ada lingerie maroon ntar kita pake couplean dikamar masing-masing"
"Iya deh Fan"
"Ya udah ayoo ke kamar, pak suami udah nungguin kita"
Akhirnya kami masuk ke kamar masing-masing. Aku melihat Mas Ario sedang rebahan diatas ranjang, dia sudah segar sepertinya sudah mandi.
"Mas" sapaku
"Yang, Mas udah mandi"
"Okeh Mas, Rara mandi dulu ya"
Aku kemudian ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Dan membuka lingerie yang diberikan oleh fani, kemudian aku mengambil sebotol jamu dan mengamatinya. Saat aku membuka tutupnya, aromanya seperti kunyit asama. Aku membaca basmallah dan meminum sebotol, kemudian keluar dari kamar mandi dengan menggunakan lingerie merah maroon pemberian Fani. Mas Ario langsung bengong melihat diriku memakai baju dinas ini. Hahahahahaha... Aku kemudian berjalan menuju ranjang dan menghampiri dirinya. Kami kemudian melaksanakan ibadah halal dengan sensasi yang sedikit berbeda. Hahahahaha...
-Rara POV End-
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
RandomRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...