Kuliah Pertama

4.7K 149 1
                                    

Kringkringkring
Dering ponselku telah membangunku dari tidur nyenyak ini. Buru-buru kuambil ponselku dan melihat siapakah yang menelponku dipagi buta. Tertulis nama ibu sebagai pemanggil. Segera aku menjauh dari tempat tidur dan mengangkat telepon dari ibu.
"halo bu,  assalamualaikum "
"Waalaikumsalam nduk, gimana kamu sudah bangun? "
"ini bu, baru aja mau bangun"
"ini hari pertama kuliahmu lho, ayo lekas bangun biar ndak terlambat"
"iya bu,  makasih ya ibu udah ingat dan bangunin Rara. "
"tentu nduk, ya sudah ibu mau masak dulu kamu lekas siap-siap, masak sana jangan ngebo"
"iya bu, assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "
Setelah panggilan itu berakhir, rara segera menyiapkan keperluannya dan keperluan pak Ario. Setelah itu dirinya mandi. Selesai dengan urusan bersih-bersih dia kemudian membangunkan pak Ario dan menuju kamar anak-anak. Dia melakukan rutinitas paginya yang riweh. Dan akhirnya selesai, kini mereka berada dimeja makan duduk dengan rapi. Seperti biasa Rara wajib menyuapi bocil-bocil.
"mama hari ini kuliah sayang, jadi nanti gak bisa jemput kalian"
"tapi nanti mama pulangkan? Nggak pergi lagi? "
"pasti pulang dong, kalian yang nurut ya sama mbak siti"
"iya mah"
Oke,  acara sarapan dan pamit-pamitan sudah kelar. Sekarang saatnya Rara berangkat kuliah. Dia mengendarai motor beatnya dengan kecepatan sedang. Setelah 30 menit dia sampai di kampus,  kemudian memarkirkan motornya dan menuju kelas. Bersyukur dia dan Fani berada di satu kelas yang sama.
*****
Aku melangkahkan kaki menuju kelas A2.8 dimana mata kuliah akan dimulai. Hari ini mata kuliah pengembangan bisnis dan dosen pengampunya adalah pak Ario. Aku baru tahu jika ternyata pak Ario juga mengajar kelas S2. Hari ini jadwalku hanya 2 mata kuliah jadi selepas dhuhur aku sudah bisa pulang. Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 07.45 berarti 15 menit lagi perkuliahan akan dimulai. Huffftt akhirnya aku telah sampai di kelas, aku memilih bangku baris paling depan tentunya disebelah Fani. 
"eh Ra, tumben siangan? "
"yang pentingkan nggak telat"
"sibuk ya ngurusin bocil"
"lumayan sih"
"eh, aku nggak nyangka lho kalau pak Ario yang ngajar kelas kita"
"lah emang kenapa biasanya juga ngajar anak manajemen"
"jangan-jangan karena ada kamu"
"mana ada, emang si bapak juga ngajar di S2"
"assalamualaikum" suara salam dari pak Ario menginterupsi pembicaraan mereka berdua dan juga menarik atensi dari teman sekelas mereka.
"Waalaikumsalam"
Pak Ario kemudian mengawali kelas dengan berdoa bersama.
"selamat pagi semua, di kelas ini siapa yang alumni sini boleh angkat tangan? "
"wah cukup banyak ya, hampir 80%, tentunya sudah saling kenal ya. Oke, buat yang selain dari alumni sini saya minta kepada teman-teman untuk memberikan perkenalan singkat dari tempat duduk masing-masing. Boleh dimulai dari mas yang baju batik, silahkan"
Teman-teman yang berasal dari alumni universitas lain kemudian mengenalkan diri satu persatu.ada sekitar 8 anak yang berbeda dari universitas kami, namun kini kami telah menjadi teman. Selesai dengan acara perkenalan, pak Ario kemudian menjelaskan kontrak kuliah dan memberikan materi untuk hari ini. Selesai dengan materi yang diberikan, pak Ario kemudian memberikan kami tugas. Bersyukur hari ini tugas yang diberikan masih lumayan. Kelas kemudian diakhiri dan kami melanjutkan mata kuliah selanjutnya. Mata kuliah kedua adalah manajemen ritel dengan dosen pengampu Prof. Idris. Beliau adalah sosok yang berwibawa, ramah namun tegas apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa. Perkuliahan Prof. Idris tak jauh berbeda dengan pak Ario, namun tidak ada tugas yang diberikan. Kelas selesai pukul 12.00.
"alhamdulillah ya Ra, hari pertama udah kelar"
"iya Fan, duh aku haus banget"
"kantin kuy"
"gaslah"
Mereka kemudian nongkrong di kantin sambil minum jus jambu dan bakso. Sedangkan Fani memesan jus jeruk dan mie ayam.
"eh Ra, tadi tugasnya pak Ario apa ya? "
"review jurnal strategi pengembangan bisnis"
"jurnalnya harus internasional apa boleh nasional? "
"bebas, kalau internasional malah dapet nilai plus"
"kamu ambil jurnal apa Ra? "
"paling nasional aja sih Fan"
"ya udah deh sama aku juga yang nasional aja"
"kamu ngerjain kapan fan?"
"kayaknya ntar malem, kalau kamu ra? "
"aku gatau kapan"
"kamu tuh kebiasaan dari dulu sukanya SKS"
"hehehe, itu kamu udah hapal"
"jangan gitu dong Ra, mulai sekarang coba ubah kebiasaan buruk itu. Apalagi sekarang udah ada anak-anak yang mesti kamu urusin belum lagi bapaknya"
"iya deh fan, makasih ya udah ingetin aku"
"sama-sama"
"aku balik dulu ya, kasihan kalau anak-anak nungguin"
"ciye yang udah jadi buibu, hahaha"
"ish, apaan sih Fan. Kamu jangan mulai deh"
"sorry, hahaha"
"ya udah,  assalamualaikum "
"Waalaikumsalam"
*****
Aku sampai dirumah pukul 13.30, aku segera mandi dan ganti baju. Kemudian aku mengecek anak-anak, ternyata mereka masih tidur siang. Aku masuk ke dalam kamar mereka, kemudian memfoto mereka yang sedang tidur. Lucu juga mereka, kirim deh ke bapaknya.
To : Bapaknya bocil
📷 (Gemesnya)
Sent
Oke pesan sudah centang dua tapi belum dibaca sama si bapak. Baiklah, lebih baik aku merebahkan diri di samping Chila.
*****
Pak Ario Pov
Aku tengah sibuk dengan beberapa berkas. Tak lama ponselku bergetar tenyata pesan dari Rara. Tumben dia mengirimi pesan.
Rara send picture
📷 (gemesnya)
Ternyata dia mengirimi foto anak-anak yang sedang terlelap. Sungguh, anak-anak memang sangat menggemaskan dan bikin candu.
To : Mama
Gemoy seperti yang ngirim
Sent.
Baiklah aku akan segera menyelesaikan pekerjaan ini dan pulang. Hari ini jadwal mengajarku sudah selesai dari 1 jam yang lalu.
Pak Ario POV End
*****
Pak Ario sampai di rumah pukul 15.00 sore, keadaan rumah sepi hanya ada mbak siti di dapur sedang menyiapkan makan malam. Pak Ario kemudian menuju dapur untuk mengambil air minum.
"anak-anak sama Rara kemana mbak? "
"sepertinya masih tidur pak, tadi sepulang sekolah anak-anak istirahat terus pas neng Rara pulang nyusulin ke kamarnya anak-anak."
"oh, ya udah makasih ya mbak"
"sama-sama pak"
Pak Ario kemudian menuju kamarnya dan berganti baju. Kemudian dia menuju ke kamar anak-anak. Saat membuka pintu, dia tertegun dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Disana kedua anaknya sedang tertidur dengan rara yang juga terlelap disanpingnya.
*Pak Ario POV*
Aku membuka kamar anak-anak dan takjub dengan pemandangan yang aku saksikan. Disana anak-anak dan Rara sedang terlelap bersama. Sungguh ini adalah pemandangan yang sangat ingin aku saksikan sejak lama. Mungkin sebaiknya aku memfoto mereka.
Cekrek-cekrek
Aku mengambil beberapa foto dengan ponselku, aku akan menyimpan foto ini sebagai foto favoritku. Aku sebenarnya sangat bersyukur karena kedua anakku menerima kehadiran Rara dengan senang hati. Kedua anakku termasuk anak yang jarak akrab dengan orang baru, namun entah mengapa setelah aku memberikan pengertian kepada mereka dan menjelaskan kalau Rara adalah Mama bagi mereka. Dan hasilnya mereka menyambut kedatangan Rara dengan antusias.
"papa" panggilan Neno menyadarkan aku dari lamunan.
"eh, anak papa sudah bangun"
"Neno tadi tidur nyenyak pah,"
"eh papa kapan pulang?" sapa Rara yang baru bangun dari tidurnya
"baru aja ma"
Akhirnya mereka bertiga bangun dari tidurnya. Aku kemudian masuk ke dalam kamar dan ikut duduk disamping Chila. Aku menciumi anakku satu persatu dan terakhir mamanya. Rara masih saja terkejut ketika aku memberikan physical touching. Entahlah mungkin aku bisa dibilang pria yang lemah mungkin, aku memiliki love language yaitu physical touch. Bagiku pelukan adalah hal sangat penting apalagi jika dalam keadaan terpuruk.
"anak-anak tadi udah ngerjain PR belum?"
"udah pah, Neno tadi ngerjain PR ditemani mbak Siti"
"kalau Chila? "
"udah juga dong pah"
"kalau mamanya ini, tadi kuliahnya ada tuga apa nggak nih? "
"ada sih pah, dari dosen pertama"
"mama mau ngerjain kapan? "
"kapan-kapan deh pah, butuh mood yang bagus dulu haha"
"gimana kalau nanti malam kita ke mall, main di timezone sekalian mama belanja bulanan"
"asyik, Neno mau"
"yeyeye,  Chila juga mau"
"kalau mama gimana? "
"mama sih mau aja pah"
"ya udah nanti kita berangkat jam 7 ya, abis ini kalian siap-siap"
"oke, papah"
*****

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang