Balasan Lamaran

1.8K 89 0
                                    

Sesuai adat dari keluarga Rara, hari ini mereka akan membalas lamaran dari pak Ario. Dalam tradisi keluarga Rara, jika anak gadisnya dilamar oleh pria maka keluarga wanita akan membalas lamaran dan juga membahas penentuan tanggal pernikahan. Rara mengajak serta Fani dan Keluarganya, namun hanya Fani yang bisa hadir karena bunda dan kak Andi sedang ada urusan bisnis diluar negeri. Pukul 18.30, rombongan keluarga Rara sampai dikediaman Pak Ario. Seperti biasa saling bersalaman lalu acara dilanjutkan sambutan dan penentuan tanggal pernikahan. Kedua keluarga sepakat jika pernikahan dilaksanakan 2 bulan lagi, yang memang kebetulan libur semester. Setelah tanggal ditentukan dilanjutkan dengan acara ramah tamah. Aku dan beberapa keluarga Pak Ario sedang makan bersama di Bungalow belakang.
"jadi, sudah beres semua nih mbakyu. Tinggal adek kita saja nih yang masih betah membujang" ucap Tante Prita kepada Mamanya Pak Ario.
"mbak apaan sih" sahut Pak Randi
"Lho mbak ini bener toh, tuh ponakanmu sudah menemukan sandaran hatinya. Ayo kamu kapan? Mbak sudah nggak sabar ini nimang anakmu"
"Bahas yang lain aja deh mbak" elak Pak Randi
"Kamu ini, nunggu yang nggak pasti mulu. Coba buka hati siapa tau jodohmu bukan dia."
"Ehem,, Randi ke taman dulu mbak ada telepon..permisi." ucap Pak Randi yang kemudian meninggalkan bungalow
"Tuh,,mbakyu lihat adekmu, aku ini begini karena perduli sama dia. Sudah 20 tahun dia nungguin si Arin itu, sampai si Arin jadi janda juga masih belum ketemu ujungnya. Aku ini kadang sedih mbak mikirin dia, jangan sampai dia menua dalam kesendirian."
"Semua sudah ada yang ngatur dek, mbakyu juga berharap dia segera bersatu dengan jodohnya. Kamu tau sendiri dia begitu mencintai Arin, hanya Tuhan yang bisa merubah hatinya. Tapi mbakyu yakin sebentar lagi dia bertemu jodohnya."
"Semoga mbakyu, aku merasa belum lega jika dia belum memiliki pasangan. Almarhum bapak dan ibu menitipkan adek pada kita, sudah tanggung jawab kita mbak"
"Kamu benar, mbak akan coba ngomong sama dia. Ra, ayo dimakan nak makanannya. Maaf ya mama sama tante jadi curhat."
"Ngga papa mah,"
"Rara, nanti jangan sungkan ya minta bantuan tante buat ngurusin nikahanmu. Tante malah seneng kalau dimintai tolong"
"Tentu tante. Makasih ya tante"
"Sama-sama nak."
"Ehem Mah dan tante, Rio udah selesai makan. Boleh nggak Rio kedalam duluan sama Rara. Ada yang mau dibahas."
"Silahkan nak."
"Ingat Rio, jangan ngamar loh ya hahahaha" goda tante Prita
"Tante mah, bisa aja kalau godain. Ayo sayang"
"Ayo mas"
Aku dan Pak Ario kemudian masuk ke dalam rumah dan hendak menuju balkon. Namun saat melewati taman di sisi ruang TV, aku menangkap bayangan Fani dan Pak Randi sedang asik ngobrol. Aku kemudian menyonggol lengan Pak Ario.
"Stttt,, Mas lihat tuh"
"Iya sayang, syukur deh biar pdkt. Yuk keatas"
"Yuk Mas."
Kami kemudian menuju balkon, saat tiba di balkon Pak Ario membuka pintu dan membuat angin semilir menerpa kami.
"cantik banget Calon istriku, Hehehe"
"hahahaha,, ganteng banget Calon imamku"
"Sayang makasih ya, untuk semuanya."
"Sama-sama Mas, jangan lupa dikeep dulu ya kabar bahagia ini. Ntar aja kalau udah akad kita publish."
"Oke, sayangnya Mas. Mas ngikut senyamannya sayang aja deh."
"Dua bulan lagi ya Mas?"
"Iya sayang, nggak sabar deh"
"Ngga sabar apaan?jangan-jangan nggak sabar indah-indahan nih hahaha"
"Hahahaha tau aja, gak sabar buka puasa"
"Eh,,"
"Hahahaha,, wajar atuh yang"
"Ish.." Aku mencubit lengan Pak Ario dan dia hanya membalas dengan tawa renyah.
"Emm,,, Mas anak-anak dimana?"
"Anak-anak lagi main sama cucunya tante Prita. Tenang aja sayang mereka aman terkendali hehehe."
"Syukur deh."
"Lusa langsung milih WO ya sayang, kita prepare semuanya."
"Iya Mas,"
"Sayang suka tema apa?"
"Aku sih suka yang kaya princess gitu, ntar anak-anak yang jadi pengiringnya. Pas akad kita pake tema adat ya Mas, ntar resepsi baru deh ala princess."
"Oke sayang, apapun untuk calon istriku ini. Kalau Cateringnya gimana sayang?"
"Aman, ibu ada kenalan sih kalau urusan catering. Yang pas lamaran kemarin gimana Mas?"
"Enak sih, nggak kalah saing. Kalau wardrope, kayanya minta bantuan tante Prita deh. Tante punya butik soalnya yang."
"Iya mas, kalau itu aku ngikut deh."
"Kamu ngundang temen kampus?"
"Iya,, tapi ngga banyak sih paling yang sekelas trus yang deket aja Mas. Kalau Mas?"
"Mas ngundang semua dosen FEB, trus dosen Fakultas lain yang emang dekat. Trus temen kuliah sama rekan bisnis."
"Mantan istri gimana?"
"Jelas diundang dong, ntar kita silaturrahmi ya pas nganter undangan. Sekalian kenalan sama ibunya anak-anak."
"Iya mas, tapi jujur aku agak takut ketemu ibunya anak-anak"
"Kenapa sayang?"
"Ya ngeri aja,"
"Pasti mikirnya yang enggak-enggak nih. Tenang aja sayang kami baik-baik aja kok dan dia welcome sama kamu, percaya sama Mas, oke?"
"Hmm iya deh Mas."
"Mau hanimun nggak?"
"Mau dong, tapi gimana anak-anak?"
"Biar sama neneknya dulu dong"
"Emang gapapa?"
"Jelas gapapa sayangku. Pengen kemana yang?"
"Yang di Indonesia aja Mas"
"Oke deh, nanti kita pilih ya sayang."
"Mas,, lihat deh Fani sama Pak Randi"
"Iya, Mas juga merhatiin. Mas sih ngeship mereka daripada Om Randi sama mbak Arin."
"Kenapa Mas?"
"Kalau menurut Mas nih, mbak Arin masih ada rasa sama mantan suaminya. Dan kayanya cepet atau lambat mereka bakalan rujuk."
"Darimana Mas bisa menyimpulkan?"
"Dari gesture, tatapan mata dan record kedekatan mereka. Jarak usia Mas dan Om Randi nggak begitu jauh, Om Randi sering cerita sih soal hubungan mereka. Dan yang Mas tau syarat rumah tangga bahagia itu keduanya saling mencintai, lah kalau mbak Arin masih mencintai mantan suaminya gimana bisa bahagia? Bahagia semu gak sih jadinya?"
"Iya juga Mas."
"Nanti kita atur cara biar mereka berdua bisa ke tahap serius. Mas melihat Fani kayanya suka sama Om Randi, kalau Om Randi sih masih harus mengikhlaskan Mbak Arin. Mas yakin kalau Fani gigih, Om Randi bakalan kepincut."
"Semoga Mas, tapi Mas percaya nggak kalau kita nggak akan menang melawan masa lalu yang belum kelar?"
"Mas sedikit percaya sih sayang. Tapi kalau dipikir, masa lalu Om Randi nih menuju kelar kalau kata Mas. Tinggal nunggu Mbak Arin balikan sama mantan suaminya. Beberapa kai mereka makan bareng di restoran sama anak-anaknya juga."
"Ya udah deh, aku doain yang terbaik aja buat kedua orang itu. Semoga baik Fani maupun Om Randi segera dipertemukan dengan jodoh yang memang sudah dipersiapkan Tuhan."
"Aamiin,, yuk turun ntar dikira yang aneh-aneh lagi. Bentar lagi kayanya acara penutupan sayang."
"Yuk Mas."
Aku dan Pak Ario kemudian turun dan ternyata benar beberapa anggota keluarga sudah selesai makan dan sudah berkumpul. Acara kemudian dilanjutkan dengan penutup yaitu doa dan pamitan. Malam ini aku happy, terima kasih Mas Ario sudah membawaku pada titik ini.
•••••

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang