Fani Ayang-Ayang Mulu

1.4K 77 4
                                    

"Undangan pertunangan, kamu mau tunangan Fan?"
"Hehehehe"
"Sama siapa?"
"Tuh." tunjuk Fani kearah pintu masuk, seorang pria memakai setelan jas rapi dan maskulin sedang menuju ke arah mereka.
"Maaf saya terlambat" sapa pria tersebut.
•••••
-Rara POV-
Seorang pria dengan tampilan jas sedikit berantakan yang malah menambahkan kesan tampan di wajah matangnya sedang berjalan menuju kami.
"maaf saya terlambat" ujar Pria itu.
"Ahahahaha,, gapapa Om" jawabku sedikit terkejut.
"Pestanya udah dimulai?"
"Baru aja tiup lilin" sahut suamiku
"Maaf ya Ra, Om tadi ada kunjungan ke lapangan jadi agak telat. Btw selamat yaa atas pertambahan usianya, om berharap pernikahan kalian langgeng, harmonis, dan selalu happy."
"Aamiin"
"Ya udah sekarang kita makan yuk, ayo om dan semuanya" ucap Mas Ario
Kami kemudian menuju kafe dan ternyata makanannya sudah dipersiapkan serta tertata rapi diatas meja. Aku duduk berdekatan dengan suamiku, Fani dengan Om Randi, ayah ibu dan Kakakku berada dihadapanku dengan duo bocilku. Kami makan dengan lahap, Chila memilih makan sendiri sedangkan Neno masih aku suapin. Ditengah menyuapi anak gantengku makan, Mas Ario mendadak menyuapiku makan. Aku sedikit kikuk namun aku menerima suapan tersebut.
"Makan yang, kamu belum makan. Nih Mas suapin"
"Ehemmm,, iya Mas"
Ayah ibu, kak Hafbi dan Mbak Revi tersenyum simpul menyaksikan kemesraan kami.
"Ayangg,, aku mau juga disuapin" sahut Fani kepada Om Randi.
"Haahahahahahahaha" kami tidak bisa menahan tawa melihat tingkah kocak sahabatku ituu.
"Adek makan sendiri ya, kan masih bisa." jawab Om Randi
"Ih ayang mahh"
Melihat wajah Fani yang lucu dan respon dari om Randi membuatku harus menahan tawa.
"Kenapa Ra, senyam senyum gitu?" tanya Fani
"Mana ada? Aku lagi makan nih" elakku
"Ish.."
Kami meneruskan makan dengan diiring canda tawa, setelah acara makan bersama maka ayah ibu, kakak dan anak-anak memutuskan untuk pulang terlebih dahulu sedangkan kami berempat masih di sini menikmati deburan ombak pantai.
Mas Ario, Aku, Fani, dan Om Randi duduk berjejer menatap pantai.
"Jadi bener kalian mau tunangan?" Tanyaku mengawali obrolan
"Benar Ra" jawab Fani
"Lah kok mendadak, lusa loh?"
"Bukannya niat baik harus disegerakan. Lagian seusia om juga udah bukan masanya pacaran" sahut Om Randi
"Mas Ario udah tau?"
"Udah yang"
"Kok nggak bilang sih?"
"Mas baru tau kemarin yang, mau ngasih tau kamu tapi Mas mikir biar jadi surprise buat ultah kamu"
"Hemm,,"
"Yang, mau es krim nggak?" tanya Mas Ario
"Mau Mas"
"Ya udah Mas beliin dulu ya" pamitnya
"Ayaanggg,, Fani juga mauu" kata Fani
"Rioo,, Om nitip yaa"
"Nggak mau, maunya ayang beliin sendiri"
"Ya udah, tunggu sini ya dek. Mas beliin dulu sama Ario."
"Oke ayang"
Akhirnya Mas Ario dan Om Randi pergi untuk membeli es krim dan menyisakan kami berdua.
"Kamu utang cerita sama aku Fan"
"Hehehehe,, Iya"
"Sok atuh cerita sekarang"
Fani kemudian menceritakan bagaimana awal mulanya dia dan om Randi bisa sampai ke tahap tunangan. Fani bercerita panjang lebar mengenai kisahnya.
"Jadi, ada yang diem-diem suhu nih hahaha" godaku
"Yee,, jangan salah. Diam cupu bergerak suhu hehehe"
"Eh tapi kamu lebay banget sih Fan, manggil ayangggg ayanggg ayangg"
"Hehehehe biarin dong Ra, emang kalian aja yang bisa ngebucin. Eh tapi Mas Randi masih malu-malu kucing tuh padahal usia udah mateng."
"Ciyeee,,, manggilnya Mas Randi hahaahahahaha"
"Ya abis gimana? Masa manggil Pak mulu? Kemajuan dong"
"Hahahaha" kami berdua tertawa bersama
"Btw selamat ya bestii, finally you got him"
"Thanks a lot besti"
Dua pria dewasa yang perbedaan usianya tak begitu jauh itu menghampiri kami dengan membawa es krim di tangan mereka.
"Nih dek" ucap Om Randi sembari menyodorkan es krim kepada Fani
"Makasih ayangg"
Aku juga menerima es krim dari Mas Ario. Kami berempat mengambil foto selfie menggunakan hp Fani. Kami berfoto secara bergantian, bagus juga hasil jepretan bestikuu. Nanti deh bisa diupload ke ig.
"Bikin tiktok berempat yuk?" ajak Fani
"Boleh, Mas Ario mau?"
"Boleh yang, ayo Om"
"Ehem,, kalian aja deh. Om yang pegang hpnya"
"Ihh,, ayang kok gitu sih? Ayo dong ikutan" kata Fani
"Mas gak bisa dek, gak pernah tiktokan" jawab Om Randi
"ih.. Mas Randi mah gitu. Ayo ikutan aku ajarin lagian gerakannya gampang kok"
"Udah ikut aja Om daripada ngambek hahahaha"
Setelah sedikit perdebatan maka Om Randi menyetujui untuk ikutan bikin video tiktok. Fani begitu bersemangat walaupun kami harus mengulangi take video beberapa kali. Setelah dirasa hasilnya puas maka kami mengakhiri bikin video tiktok. Jam menunjukkan pukul 9 malam, kami berkemas untuk pulang. Aku dan Mas Ario mengendarai mobilnya Mas Ario sedangkan Fani dan Om Randi mengendarai mobil Fani karena tadi om Randi diantar oleh supir pas kemari. Hari ini aku begitu bahagia, terima kasih Tuhan sudah memberikan kado kebahagiaan untukku.
-Rara POV End-
•••••

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang