Pak Ario Cemburu

3K 132 2
                                    

~Rara POV~
Hari ini aku sudah berada di kampus dan sedang menyimak mata kuliah pengembangan bisnis yang disampaikan oleh Pak Ario. Dia terlihat lebih tampan dengan muka datarnya itu, berbeda dengan di rumah saat dia bergelayut manja denganku. Sorot mata tajamnya membuat siapapun yang memandang akan merasa segan.
"oke teman-teman materi sudah saya jelaskan dan karena tidak ada pertanyaan maka kalian bisa membentuk kelompok masing-masing 4 orang. Silahkan" Ucap pak Ario menyadarkan aku yang tengah mengagumi pesonanya.
"baik pak" seru kami sekelas.
Duh, aku kelompokan sama siapa nih, sebelahku ada Fani.
"stttt, Fan. Sekelompok sama aku ya" ucapku
"Siap ra, eh aku udah ngajak rangga nih. Boleh ya? "
"Boleh dong, kurang 1 nih siapa ya fan"
"Hai ra, fan. Boleh gabung nggak? " tanya mas Danu, teman sekelas kami si pengusaha garmen yang memang usianya lebih dewasa dari kami. Mas Danu memang nggak langsung kuliah S2 karena saat itu dia lebih memilih mengembangkan bisnisnya dulu.
"Boleh dong. Iya nggak ra?"
"Iya mas Danu"
Akhirnya kami duduk berempat dan mulai mengerjakan study case yang dibagikan oleh Pak Ario.
"silahkan kalian kerjakan study case yang sudah saya bagikan. Saya beri waktu 45 menit, nanti saya minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Perwakilan 2 orang"
"baik pak"
Study case yang diberikan pak Ario cukup membuat diriku dan fani sedikit puyeng, berbeda dengan mas danu yang memiliki pengalaman dalam bidang bisnis sehingga cukup mudah bagi dia. Mas danu dan rangga memiliki jawaban diluar pemikiranku dan fani. Memang benar pengalaman membuat kita lebih pintar menyikapi segala sesuatu. Tak terasa 45 menit sudah berlalu, kini saatnya penentuan kelompok siapa yang akan maju.
"oke, 3 kelompok sudah maju. Sekarang tinggal kelompok terakhir, silahkan kelompok 1 bisa maju untuk perwakilannya" kata pak Ario
"Eh ini siapa yang mewakili?" tanyaku
"Kamu aja deh ra sama mas danu" usul fani
"Enak aja, kamu aja deh rangga"tolakku
"Aduh ra, perut aku mules nih. Kamu aja ya sama mas danu"kata rangga
"Ayo ra"ajak mas danu
"Bantuin ya mas"
"Pasti"
"Ayo kalian jadi maju apa nilai nol?" interupsi pak Ario
"Ehm jadi pak, maaf sebentar"jawabku
Aku dan mas danu kemudian maju ke depan kelas, mas danu memberikan pemaparan di awal lalu dia memberikan kesempatan padaku dan menambahkan penjelasanku jika dirasa kurang. Teman-teman menyimak penjelasan kami dengan hikmat.
"silahkan jika ada yang menyanggah pendapat kelompok 1" kata pak Ario
"kalin serasi banget sih" ujar denia, temen sekelasku.
"Iya, chemistrinya dapet" tambah sisil
"Ehem, harap tidak membahas hal yang tidak berkaitan dengan materi yang kita bahas " ucap pak Ario
"Maaf pak, hehehe" pinta sisil.
"jadi ada sanggahan untuk kelompok ini? "
"ada pak" doris mengacungkan tangannya. Duh, kenapa sih si doris pake acara nanya segala. Padahal kan enak nggak usah nanya terus duduk.. Doris memang terkenal semangat belajar sampai-sampai semangatnya jadi toxic. Hehehe.
Akhirnya doris menyampaikan pendapatnya, kami berdebat selama 30 menit. Untunglah mas danu bisa menjawab semua sanggahan doris dan pendapat kami bisa dipertahankan. Kelas kami terlambat bubar 15 menit karena ulah si doris. Awas aja kamu doris, ntar giliran Kelompokmu aku balas, Hahaha.
"oke teman-teman perkuliahan saya cukupkan sampai disini. Jangan lupa tugasnya minggu depan. Saya akhiri assalamualaikum wr. wb."
"Waalaikumsalam"
Pak Ario kemudian meninggalkan kelas kami.
"Ra ntar ngerjain bareng yuk"
"Eh mas danu, boleh hehehe"
"Kapan enaknya?"
"Lusa gimana mas?"
"Kelamaan, ntar aja gimana? Sekalian ngopi di andalas cafe ajakin fani sama si rangga."
"Boleh deh mas, jam berapa enaknya? "
"Abis ini langsung aja gimana?, sekalian lunch"
"Eh itu fani. Bentar ya aku samperin fani dulu"
"Oke, aku ke perpus dulu. Ntar kamu kabari ya. Biar rangga aku yang ngajakin"
"Oke mas"
"Fan,, tungguin"
"Kenapa sih ra?"
"Ngerjain tugas yuk"
"Tumben rajin"
"Iya tadi diajakin mas danu, ke andalas nih. Kuy?"
"gaslah sekalian pdkt"
"Dasar modus,"
"Modus tipis-tipis gapapa kali ra, si rangga juga oke gitu Hehehe."
"terserah deh. Eh bentar nelpon mbak siti dulu deh,"
"dah sono telpon, anak-anak kamu biar dijagain"
Tuttt tutttt tuttt
"halo mbak siti,"
"Halo neng"
"Anak-anak minta tolong dijemput ya mbak, saya masih ada urusan di kampus."
"eh, kebetulan neng. tadi nyonya besar nelpon mau jemput anak-anak dan diajak nginep dirumahnya nyonya besar."
"Wah, syukur deh mbak."
"Iya neng"
"Ya udah mbak, saya tutup ya teleponnya assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Gimana ra?"
"Beres, anak-anak sama omanya."
"Ya udah meluncur yuk"
"yuk"
~Rara POV end~
*****
Rara dan fani tiba di cafe andalas setengah jam kemudian. Disana, mas danu dan rangga sudah menunggu mereka dan tengah bermain kartu.
"hai guys hehehe" sapa rara
"duduk ra, fan" ucap mas danu
"makasih mas danu" jawab fani
"Mau mesen apa kalian?" tanya mas danu
"Aku mau nasi goreng aja mas, minumnya es jeruk" jawab rara
"Kamu apa fan?" mas danu bertanya ke fani
"Aku pecel deh sama es teh"
"Kalau kamu apa bro?"
"Aku pecel sama es teh aja deh,"
"Ya udah aku pesenin dulu ya"
Mas danu kemudian meninggalkan mereka untuk memesankan makanan. Tak lama makanan datang dan mereka makan bareng. Selesai makan mereka kemudian mengerjakan tugas sembari ngobrol kesana kemari. Dari pembicaraan itu, rara dapat mengetahui jika mas danu adalah anak tunggal dari pengusaha sukses dikotanya. Sedangkan rangga adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Baik rangga maupun mas danu sudah memiliki penghasilan sendiri dari usaha yang mereka tekuni. Jika mas danu memiliki usaha dibidang garmen, maka rangga adalah supplier sayur untuk supermarket. Rangga berusia 23 tahun sedangkan mas danu 27 tahun. Orang tua mas danu asli lembang sedangkan orang tua rangga asli bandung. Karena keasyikan bercerita ngalor ngidul tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.00. Jika bundanya fani tidak menelpon maka mereka tidak akan sadar. Mereka kemudian berkemas untuk pulang ke rumah masing-masing. Mas danu menawarkan diri untuk mengantar rara, namun rara menolaknya. Dia tidak mau kalau sampai rahasianya terbongkar.
Pukul 22.00 rara sampai dirumah pak Ario. Keadaan rumah sepi, rara berpikir jika pak Ario mungkin sudah tidur. Saat memasuki kamar dirinya dikagetkan dengan pak Ario yang berdiri disamping pintu.
"gimana kencannya? Seru pasti. Kalau nggak seru nggak mungkin pulang sampai larut gini"
Mendengar perkataan pak Ario membuat rara bingung.
"maksud bapak apa ya?"
"pake tanya lagi. Abis double date sok sokan bingung. Saking asiknya sampai yang rumah dilupain"
"apaan sih pak? Siapa juga yang abis kencan"
"Jelas kamu lah kok nanya saya"
"saya itu abis nugas pak"
"Nugas apaan, orang nugas kok sampai nggak ingat waktu"
"Inget kok"
"Lupa waktu lupa rumah"
"Nggak lupa, ini balik"
"Kenapa hp kamu nggak aktif?"
"Bentar deh, tadi aktif kok" rara kemudian mengecek ponselnya yang ada di dalam tas.
"Eh ternyata kepencet mode pesawat pak"
"Alasan kamu aja itu."
"Nggak pak, sueer"
"Kenapa kamu nggak izin dulu sama saya?"
"Ya maaf pak tadi buru-buru"
"mana ada buru-buru. Pas dikafe juga bisa. Keasikan pdkt sama pengusaha garmen ya gitu"
"Kok bapak tau mas danu pengusaha garmen?"
"Nggak penting"
Pak Ario kemudian berlalu dan meninggalkan rara yang mematung. Rara kemudian menuju kamar mandi dan bersih-bersih serta mengganti pakaiannya. Dia kemudian mencari pak Ario didalam rumah, ternyata pak Ario sedang duduk dipinggir kolam renang. Kebiasaan emang kalau lagi galau gitu.
"Pak"
"Hmm"
"Bapak marah sama saya"
"..."
"Maafin saya ya pak"
"Hmm"
"kok bapak hamhem terus sih, jawab dong"
Pak Ario bergegas meninggalkan rara sendirian dan menuju ke kamar. Rara mengejar pak Ario.
"bapak kenapa sih?"
"Menurut kamu"
"Iya saya tahu saya salah, saya kan udah minta maaf, dimaafin dong pak. Saya kan cuma lupa nggak ngabarin bapak"
"Cuma kamu bilang ra"
"Eh maksud saya nggak gitu"
"Kamu tau ra, saya tadi kepikiran kamu kemana kok belum pulang. Saya telpon berkali-kali nggak bisa. Saya khawatir kamu kenapa-kenapa. Kamu disana malah kencan"
"saya nggak kencan pak"
"terus apa itu tadi,  duduk sebelahan sama si danu itu"
"kan ada fani sama rangga juga"
"pas dong berempat, jadi double date"
"Ih bapak mah"
"Udah, kamu tidur sana"
"Nggak mau kalau belum dimaafin"
"Saya bilang tidur, ini udah malem"
"Nggak"
"Ya udah saya tidur kalau gitu"
"Bapak bikin kesel ya"
"Terserah kamu"
Pak Ario kemudian membaringkan tubuhnya di kasur. Entah inisiatif dari mana, rara memeluk pak Ario dari belakang sambil tiduran.
"pak maafin saya ya"
Pak Ario tidak menjawab, dia memejamkan matanya.
"Pak"
Karena masih tidak ada jawaban, rara kemudian semakin berani dengan mengecup bibir pak Ario.
Cup.
"Maafin saya"
Pak Ario seketika membuka matanya, dan balas mencium rara. Mereka berdua saling mengecup.
"saya cemburu sama danu" empat kata yang membuat jantung rara berdegub kencang
"hah"
"saya nggak suka kamu deket sama danu, dia seperti ada rasa sama kamu"
"nggaklah pak, kita cuma temenan "
"Jangan dekat-dekat sama danu"
"Maafin saya ya pak"
"Iya, lain kali jangan gitu ra. Saya khawatir sama kamu."
"Makasih pak"
"Sama-sama, yuk tidur ra"
"Yuk"
Masalah akhirnya terselesaikan. Mereka kemudian tidur bersama dengan saling memeluk satu sama lain.

Simpanan Dosenku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang