Hari ini Neno sudah diperbolehkan pulang, tiga hari dia dirawat dirumah sakit. Selama tiga hari itu, rara absen dari kuliahnya. Dia sudah merapikan semua barang-barang yang ada kamar rawat inap dan pak Ario sedang menyelesaikan administrasi.
"mah, habis ini mama ikut pulang ke rumahkan?" tanya Neno.
"iya sayang, kita pulang sama-sama"
"jangan tinggalin Neno lagi ya ma, nanti Neno kangen sama mama. kak Chila juga kangen banget sama mama. Kak chila bilang mama marahan ya sama papa?"
"engga kok. Mama sama papa nggak marahan"
"neno nakal ya ma, mangkanya mama gak pulang?"
"Nggak sayang, kamu sama kak chila anak pinter"
Pak Ario kemudian masuk ke dalam ruangan dan mengajak mereka pulang.
"ayo semua udah beres"
"ayo pak"
"mama kok manggil papa sebutan pak?"
"Mama lagi niruin film sayang"
"Film apa ma?"
"Neno, udah nak ayo papa gendong"
"iya pa, Neno kangen kak Chila"
Mereka kemudian menuju parkiran dan pulang. Sesampai dirumah Chila sudah menunggu mereka, dia amat kangen dengan adeknya dan juga mamanya.
"adeekkk" teriaknya begitu melihat Neno sampai dirumah
"kakak, ini ada mama, Mama udah pulang kak"
"huaaa mamaaa, Chila kangen sama mama. Mama marahan ya sama papa?"
"nggak kok sayang, mama kemarin kangen sama ibunya mama"
"wah, berarti nenek dong ma"
"iya sayang"
"Ya udah, adek ke kamar ya istirahat. Kakak juga ke kamar istirahat biar semua sehat. Mama sama papa mau istirahat juga"
"Siap pah"
"Yuk mah"
*****
"ra, kamu capek?" tanya Pak Ario yang melihat rara sedang membuka leptop
"Nggak pak"
"tiga hari ini kamu kurang istirahat jagain Neno. Kamu mau ngapain?"
"Ngerjain tugas pak yanto, tugas bu nandita, sama tugas dari pak Ario"
"Ngerjainnya besok aja sih, kamu tidur dulu deh mendingan."
"Saya kuat kok pak, lagian besok saya mau masuk kuliah. Besok matkulnya bapak, ntar saya dihukum lagi."
"Kamu itu, udah tidur aja besok libur dulu juga ngga papa Ra"
"Nggak, kalau saya libur ntar tugas makin numpuk pak"
"Ya udah deh saya temenin nugas."
"Bapak tidur aja, ntar saya nggak leluasa hehehe"
"Ya udah kalau gitu"
Lalu pak Ario keluar kamar, kemana tuh orang batin Rara.
"nih, susu coklat hangat" ucap Pak Ario seraya menyodorkan segelas susu hangat.
"Buat saya?" Tanya Rara absurd
"Lah terus buat siapa neng? Astaga Ra, kadang kamu lemot juga ya"
"yeee, tuh mulut. Saya kan cuma memastikan pak"
"Kita dikamar cuma berdua, ada siapa lagi emang? Ya jelas buat kamu"
"makasih ya pak, jadi makin sayang. Eh"
"jadi kamu udah sayang nih sama saya"
"apaan sih pak, salah denger deh"
"Yaudah kalau nggak, saya tidur dulu"
"Mimpi saya ya pak hehehe"
"Ntar di mimpinya indah-indahan sama kamu hahaha"
"Oh, dasar"
Pak Ario lantas berbaring di ranjang dan bersiap tidur. Rara berada tak jauh darinya, lesehan dilantai beralaskan karpet bulu yang lembut.
*****
-pak Ario pov-
Aku terbangun dari tidurku, rasanya tubuhku capek sekali tiga hari begadang di rumah sakit menjaga Neno. Syukurlah anakku yang cakep itu udah mendingan dan diperbolehkan pulang. Rara tadi ngerjain tugas, sekarang kok sepi ya nggak ada suaranya sama sekali. Saat aku terbangun dan melihat kearahnya, ternyata Rara ketiduran. Kasihan kamu ra, pasti kamu lebih capek daripada aku. Aku kemudian bangun dan menuju ke Rara, ternyata leptopnya masih menyala. Coba aku periksa, dia sedang mengerjakan tugas dariku. Hehehe, dia takut juga aku marahin. Sepertinya nggak apa-apa kalau sesekali aku membantu dia. Baiklah akan kubantu menyelesaikan tugasnya. Setelah 1 jam akhirnya semua tugas Rara selesai aku kerjakan, aku kemudian menyimpan file tersebut dan mematikan leptopnya. Aku mengangkat tubuh rara, bermaksud memindahkan ke ranjang, namun dia menjadi terbangun.
"loh pak saya mau dibawa kemana?"
"Ke ranjang"
"Ngapain?"
"Saya tidurin"
"Hah, nggak nggak. Jangan macem-macem ya, saya mau turun"
"Maksudnya saya mau mindahin kamu ke ranjang biar tidur kamu nyaman"
"Oh begitu"
"Nah, udah kamu tidur"
"Lah tugas saya belum selesai jadi saya bangun aja deh"
"Udah selesai, tadi dibantuin malaikat baik"
"Emang iya?"
"Serius, kamu tidur ya Ra. Saya mau ngecek anak-anak dulu"
"makasih pak"
"Anything for you"
Aku menutup pintu dan melihat keadaan anak-anakku. Mereka masih tertidur pulas. Aku sangat menyayangi mereka, maafin papa sayang karena kebodohan papa, kalian jadi begini dan ditinggal mama kalian. Semoga papa bisa segera menemukan mama yang lebih baik untuk kalin ya nak. Yang sayang sama kalian, dan juga tulus sama kalian. Aku kemudian menutup pintu kamar anak-anak dan menuju kolam renang. Aku memasukkan kedua kakiku, ketika aku ada pikiran cara ini cukup menenangkan hatiku. Rara, aku sangat berharap kamu mau menerima tawaran saya. Aku ingin kamu jadi mamanya anak-anak yang melengkapi kehidupan kami. Aku sadar ternyata aku sudah sayang sama kamu, ketika kita berjauhan rasanya sangat menyesakkan. Aku nggak tau kalau seandainya kamu nolak mungkin hati saya akan membeku lagi seperti dahulu. Ya Tuhan berikan kemudahan bagi hamba dalam menemukan pasangan hidup. Semoga Rara adalah bidadari yang engkau kirimkan untuk hamba. Dia terlihat sangat tulus dan sayang pada anak-anak hamba. Mohon berikan bantuan kepada kami ya Allah.
"Pak" ucap rara mengagetkan aku
"kok kamu udah bangun"
"Ngga bisa tidur lagi, yaudah saya nyariin bapak. Ternyata disini. "
"ciyeee yang nyariin saya hahaha"
"Ish, bapak mah sukanya ngledekin saya mulu. Kesel ah. Pak weekend saya mau izin pulang ya. Ibu kemarin protes gegara saya jarang pulang"
"Sebenernya berat sih buat saya jauhan sama kamu, apalagi Neno baru sembuh. Tapi saya pikir ibu kamu juga pasti rindu sama anaknya, jadi ya udah kamu boleh pulang kerumah ibumu tapi harus balik kemari lagi."
"yee makasih ya pak"
"Sama-sama"
Aku adalah orang tua, tentu saja aku bisa merasakan apa yang ibunya rara rasakan. Aku saja sehari nggak ketemu anak-anak rasanya kangen banget. Apalagi ibunya Rara, memiliki anak gadis yang sudah dewasa tentu memberikan rasa was-was tersendiri. Aku juga memiliki anak perempuan, semoga aku bisa menjaga Chila tumbuh dewasa dengan aman dari serangan para buaya. walaupun sepertinya tidak mudah, karena anakku terlahir memiliki wajah yang rupawan. Tentu ketika besar nanti akan jdi incaran para cowok. Anakku chila, kamu harus jadi anak hebat nak. Papa menaruh harapan besar kepadamu, papa akan selalu mengusahakan yang terbaik untukmu dan Neno.
-Pak Ario pov end-
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
RandomRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...