Setelah mengetahui kehamilan mereka, maka Rara dan Fani berunding bagaimana caranya memberikan kejutan kepada para suami. Pagi ini, setelah suami mereka berangkat bekerja, mereka berdua janjian ketemuan di rumah Rara. Suasana rumah sepi, anak-anak sedang sekolah dan para maid sedang menjalankan tugas masing-masing. Fani duduk selonjoran di sofa ruang televisi, disampingnya ada Rara yang sedang rebahan sambil main hape.
"Ra, jadi gimana nih?"
"Apanya?"
"Astagfirullah, kok kamu ngang-ngong sih Ra"
"Enak aja kalau ngomong, aku laporin Mas Ario loh"
"Laporin aja, dia ngga akan berani sama tantenya. Emang kamu lupa siapa aku sekarang? Hahahahaa"
"Ish, pulang sono"
"Ihh, sensi amat."
"Bodo amat"
"Ya udah, bye"
Hormon kehamilan membuat mereka sedikit sensi, terutama Rara. Sedikit hal yang tidak sesuai dihatinya akan membuat dirinya ngomel dan marah-marah ngga jelas. Jika biasanya Fani sering ngalah sama sikap Rara maka kali ini dirinya ikutan ngambek ya walaupun ngambek boongan. Akhirnya Fani memutuskan untuk pulang kerumahnya, sesekali tak apa menuruti egonya. Setelah Fani pulang, perlahan Rara merasa kesepian. Jika biasanya Fani yang akan meramaikan rumahnya dengan ocehan gak penting dan ghibahan tak bermutu maka sekarang dirinya hanya ditemani bunyi tv.
"Sepi juga gak ada fani, gak ada yang nyeritain kelanjutan hubungan mamang sayur dan bu Ela, gak ada yang cerita laki pulang malem, gak ada yang cerita alumni" batin Rara
Tak menunggu lama, Rara mengambil cardigannya dikamar dan melangkahkan kaki keluar rumah. Tak sampai 5 menit dia sudah sampai dirumah berwarna abu-abu bertuliskan Randi W. Satpam segera membuka pagar dan mempersilakan dirinya masuk. Langsung saja Rara nyelonong masuk kedalam setelah dirinya bertanya apakah Om Randi ada dirumah? Dan dijawab gelengan kepala oleh Pak Satpam. Dia menuju ke kamar Fani, didepan kamar dia mengetuk pintu pelan.
Tok.. Tok.. Tok..
"ada apa mbak?" jawab Fani
"Ini aku"
"Ngapain Ra?"
"Boleh masuk ngga nih?"
"Ngga disitu aja, aku yang keluar"
"Oke"
Saat Fani membuka pintu kamarnya, Rara menangkap sedikit bayangan kamar yang berantakan. Keduanya kemudian duduk di halaman belakang yang ditanami beragam tumbuhan dan bunga.
"Fan, kamar kamu berantakan banget sih"
"Hehehe, sisa tadi subuh. Maklumlah penganten baru"
"Rutin banget ya"
"Maklumlah Ra, laki gue udah puasa lama, 30 tahun lebih. Ibarat sekarang dah punya sawahnya ya dikit-dikit nanem lah. Menebus penantian hahaha. Emang laki kamu kagak?"
"ya masihlah, emang kamu seminggu berapa kali?"
"Gak nentu sih, Mas Randi kan sering lembur nah pas pulang itu biasanya ngajak katanya sih ngrefresh otak. Kadang pernah tiap hari, hihihi. Kalau kamu?"
"Kalau aku sih se-mintanya Mas Ario aja, kadang seminggu 4x. Kita fleksibel, tiap hari juga pernah, tergantung mood"
"Ngga pernah ngajakin duluan Ra?"
"Sejauh ini sih belum Fan, kalau kamu?"
"Aku sih belum juga, ya gimana Mas Randi walaupun udah mateng gitu masih oke hahaha. Ibaratnya udah memberi sebelum diminta"
"Syukur deh Fan"
"Eh Ra, kita ngasih kejutan gimana?"
"Pas bangun tidur dikasi kado kaya artis-artis gitu gimana Fan?"
"Itu mah udah terlalu biasa Ra, yang agak berbeda aja gimana?"
"Apa cobak Fan?"
Fani kemudian menjelaskan idenya kepada Rara dan Rara manggut-manggut mendengarkan.
"Gimana Ra?"
"Setuju"
Mereka kemudian menyiapkan segala keperluan untuk acara surprise tak lupa mengabari suami jika malam ini ada acara.
*****
Pukul 7 malam Pak Ario, Rara, Fani, dan Pak Randi sudah duduk berempat di hotel Ravana. Tadi siang mereka sudah reservasi akan dinner berempat dengan konsep private. Setelah makanan disajikan dan mereka memakan dengan penuh kehangatan, maka sekarang saatnya kejutan dimulai.
"jadi malam ini selain acara dinner, aku sama Rara mau ngajakin seru-seruan. Kita mau main quis"
Bener banget, nanti Mas Ario dan Om Randi harus memilih angka yang ada dilingkaran sana. Didalam kotak itu ada hadiah dan juga ada dare. Kalau dare harus dilakuin oke, setuju?"
"Hemmm.. Aku sih setuju yang" jawab Pak Ario
"Ehemm.. Nanti perintahnya ngga aneh-aneh kan? Om ngga mau kalau aneh-aneh" sahut Pak Randi
"Ayang.. Ih.. Ngga seru deh" ujar Fani menganggapi
"Ya kita kan harus jaga sikap dek,"
"Gini aja, kalau ngga mau ngelakuin harus ganti rugi dengan tf istri, 1 dare diganti 10 juta. Setuju?" tawar Rara
"Setuju"
Setelah semua setuju, permainan dimulai. Pak Randi dan Pak Ario diminta suit untuk menentukan siapa yang duluan dan ternyata Pak Randi yang memilih duluan. Permainan terus dilanjutkan hingga sampai pada hadiah utama. Setelah semua misteri box kecil habis saatnya memilih hadiah utama, pak Randi dan Pak Ario sudah memegang hadiah masing-masing. Rara dan Fani menghitung sampai tiga baru boleh dibuka.
"Satu.. Dua.. Tiga.."
Mereka kemudian membuka box masing-masing dan taraaaa...
Sebuah tespack, dan tulisan Hi Daddy. Kedua suami itu saling berpandangan, terutama Pak Randi yang terlihat sangat terharu. Fani menghampirinya dan memeluk suaminya.
"ayang bakalan jadi daddy, disini ada debay" ucap Fani sambil meneteskan air mata
"Serius adek hamil?"
"Iya, nih"
Pak Randi memegang tespek dengan linangan air mata, dirinya begitu bahagia dengan kehamilan sang istri.
"Alhamdulillah terima kasih Ya Allah"
Sementara itu, Pak Ario menghampiri Rara dan bertanya.
"Sayang hamil?"
"Iya Mas, hehehehe"
"Alhamdulillah, jadi bapak lagi. Makasih sayang. I Love You full hahahaa"
"I love you more"
Keduanya kemudian menyaksikan Pak Randi yang tersedu-sedu, Pak Ario menatap Rara meminta penjelasan.
"Iya Mas, Fani juga lagi ngisi. Alhamdulillah kita hamilnya barengan"
"Alhamdulillah, Om aku masih tokcer hehehe"
"Ngomong apa kamu Rio?"
"Hah? Apaan Om?"
"Om masih denger ya"
"Hehehe, becanda Om"
"Untung om lagi happy, kalau ngga om cabut saham om di perusahaan kamu"
"Hahaaha, piss"
Setelah acara makan malam, nereka kemudian langsung menuju rumah sakit untuk periksa kehamilan. Om Randi segera menelfon asistennya dan meminta dibuatkan jadwal kunjungan ke dokter kandungan. Ini adalah kehamilan anak pertama, jadi dia sangat antusias juga posesif. Ingin semua yang terbaik untuk istri dan calon anaknya. Sedikit berbeda dengan Pak Ario yang sudah berpengalaman maka Pak Ario lebih kalem. Setelah dilakukan pemeriksaan kedua bumil dan calon bayi dalam keadaan sehat. Mereka diberikan vitamin oleh dokter agar kondisi tubuh tetap vit. Ucapan syukur tak henti terucap dari mereka berempat, kini tinggal membuat acara untuk memberi tahu keluarga besar.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
NezařaditelnéRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...