*****
"Permisi pak, bu ini makan siang sudah siap" kata mbak Siti memberitahu kami yang sedang becanda.
"baik mbak, makasih ya. Yuk sholat dulu trus makan siang " jawab pak Ario
" Let's go" jawab kami bertiga serempak
Kami kemudian sholat dhuhur dengan diimami Pak Ario. Sungguh vibesnya seperti kami adalah satu keluarga yang utuh. Aku merasa nyaman berada ditengah mereka. Ekspektasiku yang semula ditolak dan bakalan butuh adaptasi yang menguras emosi nyatanya dibantah dengan kenyataan yang sungguh indah. Selesai
Sholat kami makan siang bersama, hari ini mbak Siti memasak gurame bakar kecap, tumis kangkung, tahu goreng tepung dan sambal terasi.
"ma, boleh nggak kalau Nino makannya disuapin mama"
"tentu boleh dong anak baik"
" Cila juga mau maa,"
"baiklah princess dan pangeran kalian mama suapin ya"
"papanya nggak juga nih? "
"papa makan sendiri dong, kan udah gede. Biar nino sama kak cila aja yang disuapin. Iya kan kak? " sela Nino
"bener dek, kak cila setuju"
"yaudah kalau gitu papa makan sendiri" rengek pak Ario dengan ekspresi ngambek yang dibuat - buat.
"hahaha papa lucu" ujar mereka.
Melihat tawa diantara mereka aku turut bahagia, setidaknya kehadiranku tidak menjadi masalah dalam kelarga kecil ini. Selesai makan siang bersama, Nino dan Cila beristirahat dikamar mereka. Sedangkan aku dan pak Ario tengah bersantai di depan televisi, ditemani secangkir teh manis dan bolu pandan keju.
"kamu jadi kuliah dimana? "
"jadi di kampus kita aja pak, enak udah kenal lingkungannya. "
"untuk jurusannya, mau linier atau ganti? "
"linier aja, cuma fokus ke manajemen bisnis"
"bagus sih, dosennya komposisinya pas kalau di prodi itu. Antara praktisi dan dosen nonpraktisi. Udah daftar? "
"yang di website udah, tinggal bayar terus validasi ke kampus "
"ya udah ini baru aja saya transfer. "
"Berarti besok saya boleh dong izin ke kampus buat validasi "
"boleh tapi pas jamnya anak - anak sekolah aja ya, nanti pulang sekolah kamu jemput "
"siap bapak cakep"
"boleh nggak kalau diluar kampus jangan panggil bapak"
"trus apa dong? "
"mas gitu"
"oke, mas Ario" pak Ario senyum-senyum sendiri mendengar aku memanggilnya mas. Hihi lucu juga ya, yang biasanya serius pas ngajar eh sekarang malah manja dan lucu ketika dirumah. Aku membuka hpku, ada notifikasi transfer masuk dan ketika aku mengecek ternyata pak Ario mengirimkan uang 50 juta padahal bayar registrasi kuliahku cuma 35 juta.
"loh mas ini kok lebih 15 juta, bayarnya kan cuma 35 juta? "
"itu buat bensin sama jajan, kali aja kamu butuh buku literasi atau skincare atau nongkrong sama temen"
"wah, makasih ya mas"
"sama - sama dek" deg, hatiku mencuat mendengar pak Ario memanggilku dek. Kenapa harus dek? Nanti kalau aku baper gimana?
"ih mas kok manggil dek, nanti kalau aku baper gimana? "
"saya tanggung jawab hahaha"
Kami melanjutkan acara menonton tv ini, pak ario kemudian mengambil leptop buat nyambi kerjaan. Aku memilih rebahan sambil biasalah scroll tiktok hahaha.
"kamu suka main tiktok ya? "
"lebih tepatnya suka scroll sih mas, kalau yang joget gitu nggak bisa badanku kaku"
"hahaahaha"
"kenapa ketawa"
"ya lucu aja, ternyata kamu gak bisa goyang ya"
"duh kok goyang sih mas, bikin otak traveling aja"
"dasar kamu, bagus sih gak bisa joget biar gak ikutan trend"
Aku memilih diam tidak menanggapi pak Ario, tiktok lebih menarik karena fypku isinya bikin ngakak semua. Tanpa sadar akupun ketawa-tawa sendiri.
"ih kamu kenapa Ra? "
"ini lucu, hahahaha" aku menunjukkan video seorang cowol naik motor godain cewek trus gak lihat jalan akhirnya nyemplung ke sawah.
"hahahahaha" pak Ario juga iku ketawa ngakak.
"lucu kan mas? "
"banget, kamu ternyata receh juga ya"
"ya beginilah, haha. Eh mas jambu yang didepan itu boleh dipetik nggak sih? "
"yang samping pager itu ta?"
"iya mas, itu keknya jambu kristal ya?"
"itu jambu bangkok, memang mirip jambu kristal tapi beda. Dulu pas nanem masih belum trend jambu kristal. Kalau kamu mau kamu petikin aja yang mateng, saya nggak sempat metikin "
"yey, makasih mas. "
*****
Sekarang aku dan 2 bocil gemesku lagi ada di halaman depan pak Ario, lebih tepatnya dibawah pohon jambu. Sewaktu bangun tidur tadi, aku bilang kepada duo bocils ini mau metik buah jambu, dan taraa mereka antusias ikut metik.
" sayang mama manjat dulu ya, kalian tunggu dibawa ya jangan kemana mana."
"oke ma"
Aku kemudian memanjat pohon jambu dan metikin semua jambu yang ranum. Taraa hasilnya adalah 1 kantong kresek besar yang isinya jambu matang.
"taraa, ini sayang jambunya"
"wah, banyak banget mah"
"iya dong, ayo masuk ke rumah "
Didalam rumah aku kemudian mencuci sebagian jambunya sebagian lagi aku masukkan ke kulkas. Kukupas dan potong-potong trus taruh piring dan bawa keruang tv.
"ini jambunya"
"kamu tadi manjat ya kok dapat banyak banget? "
" iya mas hihi"
Kami kemudian memakan jambu itu bersama. Enak, rasanya seperti jambu kristal cuma ini sedikit lebih keras.
" pah, mama tadi manjat pohon tinggi jadi spiderman" ujar Nino
"iya dong,"
"tapi cila takut mama takut jatuh"
"nggak dong sayang, mama udah ahli"
"kenapa nggak minta pak satpam atau pak kebun aja buat ngambilin? " tanya pak Ario
" enak ngambil sendiri tau, lebih satisfying"
"besok-besok biar diambilin pak maman aja ma"
"gak mau pah, mama hati-hati kok ngambilnya. Lagian pohonnya nggak terlalu tinggi kok"
"ih dibilangin kok, ya udah terserah mama aja"
Tak terasa sepiring jambu ludes kami makan berempat. Selesai makan aku mengajak duo bocils buat mandi. Cila sudah bisa mandi sendiri sedangkan Nino masih harus dimandikan. Selesai memandikan dan mendandani duo bocils, aku ke kamar mau mandi tapi sebelum mandi ku siapkan dulu baju buat papanya duo bocils beserta perlengkapannya. Setelah selesai dengan semuanya kini saatnya aku dan duo bocils duduk manis diruang tv sambil nunggu magrib.
"pah, mandi gih udah sore" pintaku pada pak Ario
"bentar mah, nanggung nih"
"buruan mandi, udah mama siapin baju gantinya"
"iya, papa bau acem"
"ya udah papa mandi dulu kalau gitu"
Kini tinggal aku dan duo bocils yang sedang belajar. Kami belajar sambil menunggu waktu magrib. Memang benar, harta yang paling berharga adalah keluarga. Sepenat apapun masalah diluar akan sirna dengan kumpul bersama keluarga. Anak-anak akan memberikan semangat kepada kita ketika penat dengan berbagai permasalahan yang ada. Hari ini aku menemukan suatu kebahagiaan dengan cara yang cukup sederhana namun sangat mengena.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
DiversosRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...