-Rara POV-
Akhirnya hari yang ditunggu oleh banyak orang datang juga. Hari ini, Fani dan Pak Randi akan melangsungkan pernikahan. Ijab qobul dilaksanakan di rumah Fani sedangkan acara resepsi digelar di Hotel Ravana. Tamu yang diundang mencapai ribuan orang dan pesta digelar lebih meriah dari acara pernikahan Rara dan Pak Ario. Artis yang diundang adalah artis yang sedang naik daun, seperti Tiara Andini, Lyodra, Rossa, BCL, Lesti Kejora, Happy Asmara, Denny Caknan, dan lainnya. Semua artis tersebut didatangkan untuk memenuhi keinginan Fani, dan untuk tema pernikahan adalah modern. Semua acara pernikahan dan pernak-perniknya yang mengatur adalah Fani, Pak Randi hanya memberi sedikit masukan dan selebihnya mengiyakan saja. Dia manut saja dengan calon istrinya karena memang Pak Randi adalah orang yang nggak neko-neko. Rangkaian acara siraman, pengajian, dan malam midodareni berjalan dengan lancar. Untuk acara akad, para keluarga diberikan seragam gaun indah berwarna putih. Dan untuk acara resepsi kebaya berwarna milo. Pagi ini rara sudah bersiap dirumah Fani dengan seragam gaun berwarna putih, sejak kemarin rara meginap dirumah Fani untuk menemani sahabatnya itu. Semalam mereka melakukan deep talk about everything. Membahas hal random yang berujung pada acara tangis bahagia, keduanya bersyukur karena takdir tidak membuat mereka berpisah. Nasib baik membuat persahabatan mereka semakin erat, dan lebih beruntung lagi karena rumah mereka akan bersebelahan. Artinya interaksi keduanya akan semakin mudah dan semakin gampang.
•••••
-Rara POV-
Aku mematutkan diri dicermin dan memastikan penampilanku. Cantik, itu satu kata yang bisa aku berikan untuk diriku sendiri. Coba saja jika suamiku disini pasti dia akan memuji penampilanku hari ini. Semalam aku menginap dirumah Fani, aku kemari sejak pagi dan memutuskan untuk menginap menemani Fani yang bakalan jadi manten. Aku kemudian keluar dari kamar mandi yang berada didalam kamar Fani dan melihat sahabatku yang sudah rapi dengan kebayanya itu. Roncean bunga melati menghiasi kepala Fani. Aku tersenyum kepadanya, dan duduk disampingnya.
"Cantik banget sih sahabatku" pujiku
"Iya dong, harus all out hihihi. Btw makasih yaa Raa"
"Buat?"tanyaku penasaran
"for everything,"
"Me too, dah jangan mulai ntar nangis lagi kaya semalem. Cukup semalem aja kita nangis-nangisan, today saatnya kita happy-happy. Oke?"
"Oke, calon keponakan"
Tring.. Tring... Tring..
Bunyi ponselku menghentikan obrolan kami. Ternyata Mas Ario sedang melakukan panggilan video. Segera saja aku angkat panggilan darinya.
"halo Mas, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam sayang, wihh.. Istrinya Mas cantik banget sih."
"Hehehe, Mas Ario juga cakep pake kemeja batik, oh iya anak-anak mana Mas?"
"Anak-anak lagi sama mama dan ibu, mereka udah rapi kok. Sayang nggak usah kuatir mereka aman terkendali."
"Mas udah sarapan?"
"Udah yang, dikit. Kalau sayang udah belum?"
"Udah tadi bareng Fani"
"Eh, sayang Mas mau otw kesana dulu ya. Ini barusan dipanggil Tante Prita buat iring-iring ijab qobul. Tungguin Mas ya, Assalamualaikum sayang"
"Waalaikumsalam"
Tut. Panggilan telepon terputus.
"Siapa Ra?"
"Laki gue, hahahaha"
"Udah otw kah?"
"Iya, Mas Ario bilang jika mau otw,"
"Duh,, makin degdegan nih. Pen pipis deh." keluh Fani
"Seriusan?" tanyaku
"Iya, bantuin dong Ra."
"Ya udah ayok"
Aku kemudian membantu Fani melepas jariknya dan dia segera ke kamar mandi. Setelah 5 menit berada di kamar mandi, dia keluar dengan wajah cemasnya.
"Kenapa Fan?"
"Gapapa, emang gini ya kalau mau akad nikah?"
"Kalau deg-degan sih iya, sini aku bantuin pasang jariknya."
"Iya"
Aku kemudian membantu dirinya memasang jarik kebaya, setelahnya dia duduk dengan gelisah disebelahku. Maklum, mau diijab. Setelahnya, sebuah notif muncul diponsel Fani.
"Ra,, Mas Randi bilang kalau udah dijalan nih."
"Iya, Mas Ario yang nyetir. Tadi Mas Ario wa sebelum meluncur."
"Ehem.. Ra.. Kayanya aku oen pipis lagi deh. Tolong bantuin dong"
"Yaudah sini, nah udah."
"Makasih Rara"
Fani kemudian ke kamar mandi lagi, aku menunggu dikamarnya sambil main hp. Dan kejadian lepas pasang jarik terjadi 3x, terakhir kali aku tidak mau memasangkan jariknya, aku bilang jika dipasang saat pengantin udah datang saja. Total dia bolak-balik kekamar mandi selama 7x, aku sampai geleng-geleng kepala. Setelah dipanggil oleh bunda, aku segera memasang jariknya Fani dan menggandeng dirinya keluar kamar. Fani keluar diiringi dengan suara qosidah, seketika suasana menjadi haru. Fani kemudian duduk disebelah Om Randi, dan dirinya meminta izin kepada ayahnya untuk dinikahkan. Entah mengapa aku tidak bisa menahan tangis, bunda sudah terlebih dahulu mengeluarkan air matanya dan Kak Andi yang biasanya selalu menggoda kami berdua terlihat sesenggukan. Setelahnya, akad nikah dimulai.
"bismillahirohmannirrahim,
Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Fanindra Putri Wiyoko alal mahri Surat Ar-Rahman hallan" ucap ayah mengakadkan Fani kepada om Randi.
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" jawab Om Randi dengan lantang, lancar, dan sekali tarikan.
"Sahhhh"
"Baarakallahu likulii wahidimmingkumaa fii shaahibihi wa jama'a bainakumma fii khayrin"
Om Randi kemudian melantunkan bacaan surah ar-rahman dengan merdu dan fasih. Fani tampak menyimak dengan khusuk dan beberapa tetes air matanya luruh. Saat bacaan "fabi ayyi aalaaa'i rabbikumaa tukazzibaan" hampir semua orang yang ada diruangan ini menangis haru. Mama mertua, tante prita, ibu, bunda, ayah, kak andi dan semua kerabat menangis terharu dengan suasana khidmat akad nikah. Pak Randi menyelesaikan bacaannya, kemudian mendekati Fani dan memegang ubun-ubun Fani kemudian mendoakan. Fani masih saja terus meneteskan air mata terharu. Kemudian mereka saling memasangkan cincin dan Fani mencium tangan Om Randi dilanjut dengan Om Randi mengecup kening Fani. Mas Ario yang berada disampingku, kemudian merangkul pundakku.
"Terharu ya sayang" bisiknya
"iya, Mas. Ga nyangka aja" balasku.
acara kemuduan dilanjutkan dengan foto bersama dan makan-makan. Yang menghadiri akad nikah ini hanyalah keluarga besar saja karena memang private party. Untuk kolega dan rekan bisnis akan menghadiri resepsi yang digelar nanti malam. Dan aku baru tahu bahwa seserahan Om Randi untuk Fani sangat wah. Sertifikat tanah dan bpkb sebuah mobil honda jazz. (Alhamdulillah, semoga rejekinya nular kepada penulis dan readers. Hihihihi)
Setelahnya, kami semua beristirahat sebelum pergi ke hotel untuk resepsi. Aku tidur dikamar tamu di rumah Fani bersama Mas Ario dan anak-anak. Sebenarnya aku ingin pulang namun Fani melarangku dna merengek meminta aku stay disini saja. Anak-anak sudah tertidur di ranjang, menyisakan aku dan bapaknya yang masih terjaga.
"ciyeee,, yang udah resmi sahabatnya jadi tantenyaa, hahaha" canda Mas Ario
"Hehehehe, alhamdulillah. Im happy Mas"
"Mas juga happy, Om Randi akhirnya menemukan tambatan hati dan melepas masa lajang"
"tidur yuk Mas"
"I love you my wife"
"I love you too"
Aku dan Mas Ario kemudian tertidur. Hingga adzan ashar membangunkan kami. Aku segera membangunkan Mas Ario dan anak-anak. Kemudian memandikan anak-anak dan menyiapkan pakaian untuk Mas Ario dan anak-anak. Pukul 15.30 kami menuju hotel tempat resepsi dan sebelumnya pulang terlebih dahulu untuk mengambil beberapa barang. Aku dan Mas Ario juga anak-anak sampai dihotel pukul 16.30, kemudian aku hendak menyapa fani namun dia sedang di make-up. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu sambil mendandani Chila. Setelah Chila dan Neno rapi, aku kemudian didandani oleh MUA, kemudian berganti baju. Aku sudah tampil rapi dengan kebayaku, juga dandanan yang membuat diriku semakin cantik. Aku melangkah menuju "bride room" naun terdapat tulisan "on process" maka aku batalkan saja niatku, kemudian aku menuju kamar mama mertua. Disana ada Chila dan Neno, aku mengajak mereka bercanda sebelum acara dimulai.
Pukul 18.00 pengantin memasuki aula diiringi dengan suara biola bernadakan lagu dari George Benson yang berjudul Nothing's Gonna Change My Love For You. Suasana sungguh romantis aku saja yang sebagai tamu ikut meleleh apalagi Fani sebagai pengantin. Satu persatu penyanyi mulai tampil, aku begitu menikmati pesta ini. Aku mengambilkan makan untuk Chila dan Neno, kemudian menyuapi mereka.
"sayang ayo makan dulu nak"
"Makasih mama"
"Sini mama suapin"
"Okeh"
Aku menyuapinya bergantian hingga makanan mereka habis. Setelahnya membiarkan mereka bermain bersama para sepupu. Mas Ario beberapa kali mengenalkan aku kepada rekan bisnisnya, dia tampak bangga memiliki diriku sebagai istri. I love you Mas.
Pukul 22.30 kami semua meninggalkan hotel. Aku dan Mas Ario juga anak-anak langsung pulang kerumah. Sementara Fani dan Om Randi pulang kerumah baru mereka yang ada disebelahku. Rumah mereka sudah lengkap semua beserta ART, sebulan sebelum acara pernikahan mereka sudah boyongan kerumah barunya.
"yanggg..saaayanggg" ucap Mas Ario manja kepadaku saat kami berdua sudah berada di kamar.
"hemm.."
"Kangen..yang"
"Sama Mas..Rara juga"
"main yuk biar saingan sama tetangga sebelah hehehe"
"Hayuk"
Akhirnya kami berdua indah-indahan hingga dini hari, menuntaskan rindu karena sempat tidur terpisah kemarin malam. Hahahaha..
-Rara POV End-
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dosenku
AcakRara baru saja menyelesaikan pendidikan S1, dan ingin melanjutkan pendidikan S2. Sang ibu sudah tidak bisa membiayai lagi, hingga dirinya mencoba peruntungan dengan mendaftar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. dirinya kemudian menemui salah sa...