4. Malu

60 53 49
                                    

Hari ini Oo berangkat bersama dengan Zio dan juga Loren yang mengantar mereka. Berhubung jarak sekolah keduanya yang tidak terlalu jauh memudahkan Loren mengantar keduanya tanpa harus mendahulukan siapa dulu.

"Lo kemarin kenapa pake ke SMA Dermaga? " tanya Loren kepada Oo yang setia diam tidak menjawabnya. Berbeda dengan ia biasanya yang cerewet.

"Niatnya mau jemput Zio terus denger lo pada di dalam ya gue masuk. Malah biduan itu hina gue!" Oo masih kesal mendengar nama biduan itu. Mungkin jiwa psikopatnya muncul seketika.

"Pelajaran olahraga jangan aneh-aneh! Lo jangan makan soto hari ini dan makan bekal yang udah di buatin sama bunda." Zio asik memainkan ponselnya.

"Kalau orang ngomong dengerin ogeb! Pulangnya nanti tunggu dulu nanti gue jemput," ucap Loren.

"Iya!" Oo memutar bola matanya dengan malas melihat dua makhluk ini. Kalau boleh memilih ia tidak ingin berangkat sekolah hari ini. "Masalah kemarin gak ada nyebarinkan?" Oo bertanya kepada Loren. "Kalau sampai ada yang nyebarin dan gue kena abis tu orang!" Oo langsung berjalan keluar mobil dan masuk ke dalam sekolah.

"Hati-hati!" Oo melambaikan tangannya menatap kepergian adik dan kakaknya itu. Wajahnya berubah menjadi lebih cerah saat ini. Senyumnya selalu bisa menutupi amarahnya.

Baru hendak berjalan ada saja orang yang membuat mood-nya berantakan lagi pagi-pagi. Seseorang berada di depannya dan tanpa di sengaja ia menabraknya. "Maaf, gak sengaja! Gue duluan!" Oo langsung berjalan.

Tangannya di tahan oleh orang itu, "Siapa yang nyuruh lo pergi?" Oo membalikkan badannya menatap siapa yang mengajaknya bicara. Merasa tumben sekali ada yang mau bicara padanya.

"Lo bukannya cowok yang ngambil buku gue kemarin, ya?" tebaknya. Matanya memandangi cowok itu dengan lekat dan menelisiknya. "OMO!! Bener ini lo kan!"

"Iya, kenapa?" Cowok itu menyugarkan rambutnya ke belakang. Matanya menatap ke arah lain. "Gpp. Minggir gue mau ke kelas ada jam olahraga habis ini!"

"Gue gak tanya ada jam pelajaran apa lo habis ini!"

"Udah mepet kalau ada urusan nanti dateng aja ke kelas gue! 12 MIPA 1," ucapnya, lalu dengan segera ia berlari meninggalkan cowok itu dengan cepat hingga menimbulkan rasa kesal di wajah cowok itu.

"Cewek aneh!" Cowok itu langsung beranjak dari tempat semulanya. Rasa penasarannya mulai bergelora di dalam hatinya. Tatapannya tidak lepas dari tubuh Oo yang mulai menjauh dan berbelok ke arah lorong.

"Sayangnya lo bikin gue penasaran."

***

Sejak pertemuannya dengan Oo sedari kemarin membuat Abram tidak bisa fokus untuk memperhatikan pelajaran hari ini. Pikirannya hanya berkutik pada gadis itu seakan ada suatu hal yang membuatnya tertarik untuk mendekatinya. Ada magnet yang menariknya untuk terus bisa mengenal gadis itu lebih jauh lagi.

Sampai di kelas ia hanya mampu melamun sesekali menyoret bukunya. Bukannya memperhatikan pelajaran ia memilih melakukan hal yang tidak berhubungan dengan pelajarannya seperti menyoret buku dan membayangkan apa yang dirinya tengah pikirkan.

"Abram! Perhatikan pelajaran yang saya terangkan!" Bu Susi menegur Abram yang sedari tadi hanya melamun tidak jelas. "Baiklah untuk pembelajaran kali ini kita akan belajar di luar kelas. Untuk kelompoknya ibu sudah bagi jadi silahkan kalian mencari ide dan kerjakan apa yang ibu minta."

"Boleh keluar sekarang bu?" Hani salah satu siswi yang cukup terkenal di SMA Angkasa. Tampilannya yang nyentrik dan begitu menjadi pusat perhatian semua murid. Cewek yang selalu memperhatikan penampilannya itu tak pernah mendapatkan penolakan dari siapapun. Setiap apa yang ia inginkan harus di dapatkan.

Cerita Cinta Oline Melandrino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang