"Kalau memang saling mencintai. Jangan pernah mengatakan kamu insecure dengan orang lain. Sejatinya kamu itu cantik dan cuma kamu yang berhasil mengalihkan pandangan."
- Abram Denando***
"Bulol macam Momo ini perlu di masukin pusat rehabilitasi! Kadar otaknya semakin menipis!"
- Oline Melandrino***
Malam begitu gelap, jalanan penuh dengan suara derungan motor yang saling sahut bersahutan satu sama lain. Asap kendaraan yang begitu tebal membuat sebagian orang terbatuk-batuk. Seorang gadis cantik dengan pakaian serba hitamnya itu sudah siap di start awal balapan hari ini dilangsungkan. Tidak ada seorang pun yang sadar jika di balik pakaian serba hitam tertutup itu adalah seorang perempuan.
"Raf? Gue kangen balapan sama lo," gumam cewek itu yang tidak lain adalah Oline Melandrino.
Cewek itu memang sangat berbeda dari cewek pada umumnya. Diluaran sana pada jam tengah malam seperti ini memilih untuk tidur di kasur empuknya, memakai masker dan serangkaian alat make up lainnya. Berbeda dengan cewek absurd satu ini yang memilih menghabiskan waktu malamnya di jalanan.
Menunggu terlalu lama tidak ada seorang pun yang mau melawannya Oo hendak melepaskan helmnya dan ingin makan mie tek-tek yang baunya sudah masuk ke indera penciumannya. Sungguh, ini adalah aroma yang sangat enak dan berhasil membuat perutnya berbunyi.
Belum sempat ia membuka helmnya sudah datang seorang yang tak kalah misteriusnya dengan dirinya. Pakaian serba hitam dan terlihat gagah. Tampan. Itulah kesan pertama dari melihat postur tubuhnya. Tidak munafik, jika Oo tidak melihat tampilan fisik seseorang. Nyatanya di dunia ini tidak ada yang bisa mengalahkan yang namanya perkataan bohong.
Bohong. Itu sudah menjadi hal lumrah yang patut untuk di hempaskan!
"Gue lawan lo!" seru cowok itu dengan lantang.
Suara riuk penggemar dari masing-masing pengendara itu saling ramai memenuhi jalanan. Jalanan yang ramai akan anak gang motor dan juga beberapa pedagang kaki lima itu sungguh pemandangan yang menakjubkan.
"Yang kalah harus nurutin apa yang di mau sama pemenang?" tantang Oo dengan tenang.
"Deal!"
***
Balapan itu berlangsung dengan sangat cepat. Oline mengendarainya seperti orang yang kesetanan dan hilang arah. Sedangkan, lawannya hanya berusaha mendahului.
Terjadi aksi kejar-kejaran diantara keduanya. Sehingga, semakin sulit untuk saling mendahului. Banyak pengendara lain yang mengeluh mengenai hal itu, pasalnya mereka mengendarai sepeda motor itu dengan ugal-ugalan.
"WOY! NAIK MOTOR YANG BENER!" teriak salah satu pengendara yang merasa terkejut dengan aksi Oline dan lawannya itu.
Kemudian, aksi saling meneriaki satu sama lain kembali terjadi. Bukan Oline namanya kalau menanggapi mereka.
Hingga akhirnya motor Oline sudah terlihat hampir mendekati garis finish. Senyumnya mengembang di dalam helm sana. Ia semakin yakin akan menjadi pemenang pada malam ini. Oline mengencangkan gasnya dan berusaha mencapai garis terlebih dahulu, namun siapa sangka sosok misterius itu jauh lebih dulu sampai di garis finish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Teenfikce"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...