Loren, Oline dan juga Navya nampak sudah bersiap diri untuk segera berangkat menuju Lampung, tentu bersama Abram dan juga Semesta. Setelah perjuangan panjang akhirnya Abram mau di ajak bersama mereka menuju tempat yang mereka impikan.
Tentu dengan Loren yang ingin menemui dambaan hatinya, Oline yang ingin pergi ke taman patung Gajah Siwo Mego Pak dan juga Navya yang mengidam ingin melihat jaranan. Abram hanya menghela napas pasrah akan hal tersebut, setelah mempertimbangkannya, ia berpikir jika membutuhkan suatu liburan agar kepalanya tidak begitu pusing akan masalah hidup.
"Kita berapa hari disana kak? Gue nggak mau kebanyakan bawa baju," tukas Abram. Cowok yang paling malas dengan urusan ribet seperti ini, tentu Semesta sudah paham akan hal yang membuat sohibnya ini cemberut. "Atau nanti kita beli aja disana ya?"
"Sultan emang beda," cibir Semesta yang hanya menggunakan celana bokser dengan motif kura-kura. Memang tidak pernah malu dan memandang bulu.
"Berat bego," umpat Abram menatap Semesta sengit. "Kebanyakan bawa dosa sih, lo!" Loren tampak jengah dengan perdebatan tidak jelas keduanya.
Abram kembali menghela napas berat. "Untung aja kakek gue lagi balik ke Jepang beberapa hari, coba kalau nggak! Mungkin, sekarang kita nggak jadi ke Lampung," terangnya.
Oline nampak tidak ikut andil dalam perdebatan itu karena malas dan memilih makan camilan yang sudah bundanya siapkan untuk mereka makan di mobil. "Drama terus hidup gue," gerutunya.
"Lagian keluarga lo kebanyakan duit, makanya bolak-balik ke luar negeri." Semesta sudah memasukkan semua tasnya ke dalam mobil dan bersiap untuk berangkat. "Makanya, siniin duit lo bagi buat gue juga anjing," ujarnya tidak tau diri.
"Ngelunjak!"
"Nih, kuncinya," ucap Abram seraya melemparkan kunci mobil ke arah Loren dan ia langsung menyalami Agatha. "Doain, Abram nggak gila disana, Bun."
Agatha terkekeh pelan mendengar perkataan Abram. "Kalau gila, disana juga ada RSJ."
"Malah di doain!"
"Bercanda."
Mereka semua langsung masuk ke dalam mobil untuk segera menuju tempat yang mereka inginkan.
"Navya pamit dulu Bun. Nanti, kalau Ian cuti suruh nyusul aja. Lagian nggak lama kok disana," ujar Navya.
"Hati-hati, kandungan kamu masih begitu muda," ujar Agatha.
Navya tersenyum dan berkata, "Baik, bunda."
***
Sepanjang perjalanan mereka semua saling bercanda, tawa serta saling bernyanyi bersama. Terlebih Oline yang sibuk dengan ponselnya.
"Anak gue di rumah nggak kenapa-kenapa kan?" Oline bergumam seraya memperhatikan foto yang berada di albumnya.
"Mungkin bakalan kelaperan terus meninggoy," celetuk Semesta tak tau diri dan asal.
Oline melotot tidak percaya, "Lo itu Dady macam apa?!" bentaknya tidak suka. "Baru juga mau berangkat udah bikin darah tinggi aja lu!"
"Tidur aja udah!" Abram yang duduk di belakang bersama dengan Semesta sudah muak karena mendengarkan celotehan antara keduanya. Navya sudah tertidur di bangku depan bersama dengan Loren. Oline sibuk di kursi kedua bersama dengan Zio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Fiksi Remaja"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...