Oo berjalan menyusuri jalan setelah pulang sekolah. Tekadnya menolak dijemput oh adik dan kakaknya sudah bulat.
Tidak tau akan kemana ia sekarang berjalan. Yang penting adalah berjalan terlebih dahulu sambil membayangkan arah tujuannya.
Dengan langkah gontainya Oo menendang-nendang krikil kecil di jalanan itu. Keadaan sepi dan tenang membuatnya suka untuk menenangkan diri.
"Sepi banget idup gue!" gumamnya. Sampai sekarang ia juga belum menemukan titik terang tujuannya.
Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu yang membuatnya langsung berlari menghampiri.
"Jangan!" teriaknya.
Oo berlari menghampiri sosok cowok yang berdiri di dekat pembatas jalan dengan sungai. Ia langsung memeluk orang itu tanpa tau siapa dirinya.
"Kalau mau bunuh diri jangan di tempat kayak gini! Gak aestetik banget tau gak?"
Cowok itu mengerjapkan matanya. Ia mendorong tubuh cewek yang tidak ia kenal dan tiba-tiba memeluknya begitu saja. "Sopan dikit!"
Oo menetralkan segala bentuk pikirannya. "Dunia?"
Oo begitu senang hingga ia memeluk kembali cowok itu. "Kangen sama Dunia! Baru aja gue mau minta nomor Lo ke bang Davyn. Ternyata udah ketemu!"
"Lepasin dulu ogeb!"
Oo melepaskan pelukannya. "Mau minta tolong dong!"
Perasaan Semesta dari awal sudah tidak enak. Kalau kedatangan sosok Oo ini hanya akan meminta bantuan kepadanya. "Udah gue tebak! Kagak mungkin Lo nyariin gue tanpa alasan!"
Oo tersenyum manis. "Lo emang cowok paling good!" Oo mengacungkan kedua ibu jarinya. "Bantuin gue!"
"Apa?"
"Lo mau bantuin gue?" Oo tidak percaya dengan penuturan cowok di depannya ini. "Kalau gitu Lo bantuin gue ada dua bantuan yang gue mau! Eh tiga!"
"Apa aja?"
"Pertama Lo harus nyari siapa yang nyebarin video gue hampir nonjok biduan cabe SMA Dermaga."
"Kedua Lo harus mau nampung anak gue sampai besar. Karena Lo tau gue takut sama anak kucing."
"Aneh! Melihara kucing takut sama anaknya!" cibir Semesta.
Semesta adalah namanya tetapi kebiasaan Oo memanggil orang dengan sebutan anehnya. Dunia!
"Gue udah gagal jadi mominya! Anak gue diperkosa sama kucing tetangga kayaknya!" Oo mengucapkannya dengan nada sedih dan penuh penyesalan.
"Kalau boleh milih gue gak mau harus ngurusin kucing anakannya!"
"Lanjut ketiga!"
"Ketiga Lo harus bantuin gue untuk bisa terlepas dari cowok nyebelin!"
Semesta seperti tidak percaya. Ia tidak salah dengarkan? Oo membicarakan seorang lelaki?
"Ada yang suka sama Lo?" Semesta memegangi dagunya menatap Oo. "Gue gak salah denger Lo di deketin cowok? Tuh, cowok lagi kurang sekobok atau otaknya lagi gesrek kok bisa suka sama Lo?"
"Mulut!" Oo membentak Semesta yang asal njeplak.
"Woy! Lo apain temen gue?" Tiga orang cowok berjalan mendekati Semesta yang sedang berdiri bersama Oo. Oo hanya memicingkan matanya melihat mereka. "Temen Lo dunia?" bisik Oo.
"Iya, temen gue. Kenapa Lo?" Semesta menoleh ke arah Oo yang berada di belakang tubuhnya. "Nggak papa. Gue cuma bingung aja."
"Bingung ngapa ogeb?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Teen Fiction"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...