"Kehilangan adalah hal yang menyakitkan. Tetapi, itulah tujuan sebuah pertemuan untuk saling di pisahkan."-Abram Denando.
***
"Setiap orang pasti akan kembali kepada yang maha kuasa." -Oline Melandrino.
***
"Mengapa orang yang baik selalu diambil terlebih dahulu?" - Dovizioso Agni Melandrino.
***
Tangis Abram sudah tidak tahan untuk dibendung. Semua rasa sakit yang ia rasakan sudah lengkap. Semua orang yang berada di dekatnya selalu pergi dari hidupnya.
"Leyna? Bangun dek! Lo bilang nggak mau ninggalin gue kan? Kenapa sekarang lo yang pergi dulu?" Abram menggoyangkan tubuh Leyna berharap gadis mungil nan cantik itu mau bangun. Namun, kehendak Tuhan tidak bisa di prediksi.
Oo sibuk menenangkan Zio yang ikut terisak. Sesekali ia memperhatikan Abram yang terlihat sangat terpuruk.
"LEYNA BANGUN!" teriak Abram membuat siapapun tidak ada yang bisa menenangkannya.
"DIEM LO BODOH!" teriakan itu berasal dari Zio. Tentu semuanya kaget terutama keluarga Zio, karena seumur-umur Zio tidak pernah mengumpat seperti itu. Zio melepaskan tangan kakaknya dan berjalan ke arah Abram.
"Lo kira dengan lo selalu nangis gini bisa balikin Leyna? Emangnya lo bisa bikin Leyna sadar dengan nangis terus gini?" bentaknya.
"Lo sendiri juga nangis bego!" Abram seakan tidak terima dikatai seperti itu. "Nggak usah sok nyeramahin gue!"
"Gue emang nangis tapi nggak kayak lo! Dengan lo nggak ikhlasin Leyna itu bikin dia nggak tenang!"
"Gue harus apa sekarang?" Abram menatap Zio dengan lekat. "GUE HARUS APA?!"
"Kenapa harus orang sebaik lo yang pergi duluan Leyna?" batin Zio.Semesta berlari dari ujung lorong ketika melihat emosi Abram tidak bisa dikendalikan. Napasnya begitu memburu hingga harus mengatur napas terlebih dahulu agar bisa netral dan tenang.
"Gue ini kakak yang gagal! Gue ini orang yang nggak guna! Gue orang bego dan sayangnya orang ini nggak pantas buat bahagia!" Abram tidak bisa meredam emosinya.
Abram melirik Oo yang terus memperhatikannya. Ia melangkah menghampiri cewek itu dengan mengusap air matanya dengan kasar. "Lo pernah bilang nggak mau jadi pacar gue-kan?"
Abram menatap Oo dengan serius. "Sekarang juga gue cabut semua perkataan gue! Kita nggak ada hubungan apapun dan kalau misal kita udah pacaran sekarang kita putus!"
Abram mengatakan hal itu dengan sakit. Ia tidak ingin semua orang yang berada didekat hidupnya mengalami kesialan dan pergi jauh darinya. Lebih baik ia hidup seorang diri dan memperhatikan teman-temannya bahagia tanpa dirinya.
"Lo bebas dan nggak akan pernah gue ganggu lagi," imbuhnya.
"Maksud lo apa?" Oo bertanya bingung.
"Jangan pernah deket sama gue Allah hidup lo mau bahagia. Dengan lo hidup di dekat gue itu membuat lo hidup sial!"
Agatha bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Abram. Hidupnya begitu hancur saat ini ketika orang terdekatnya harus pergi jauh. "Jangan bicara seperti itu nak. Semua anak itu pembawa rezeki bukan sial,' terang Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Jugendliteratur"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...