***
"Kalau seseorang tidak membangunkan singa yang sedang tidur, maka dirinya tidak akan merasakan amukan masa." -Abram Denando.
**
"Pantang ribut sebelum dia yang nyari ulah." -Oline Melandrino.
***
Oo sudah berjalan menuju kelasnya. Sungguh kejadian langka jika seorang Oline Melandrino berangkat sekolah pagi buta seperti ini. Jika dalam sebuah sejarah patut diacungi jempol dan harus di abadikan. Langkahnya dengan tenang sambil bersenandung pelan mengikuti hembusan angin pagi yang begitu menyegarkan.
"Disini sedih ... Disana nangis ... Dimana-mana diriku aneh! Hakye!" Oo berjalan seraya bersenandung tidak jelas. Bukan hanya tidak jelas tetapi liriknya pun tidak segan ia ubah sesuka hati. Terasa lebih asyik menurutnya.
"Sepi banget kayak kuburan. Eh, kuburan rame banget karena banyak syaiton!" Oo berjalan sambil melirik kanan kiri seakan ada yang mengikutinya.
"Mau dibawa kemana ... Hubungan kita?!"
"Oo?!"
Langkah Oo terhenti dan merotasikan matanya kesal mendengar suara itu. Doni yang sudah berlari dengan kencang ke arahnya membuat mood pagi cerianya berubah menjadi badmood.
"Lo beneran udah jadian sama Abram?" Doni baru datang sudah mencecar berbagai pertanyaan kepada Oo. Seakan sedang mengintrogasi korban kekerasan atau kejahatan lainnya. Bertindak sebagai polisi yang handal.
"Bener. Tapi, udah putus." Oo menjawabnya dengan cuek, terlalu malas untuk meladeninya saat ini. Mood-nya sangat buruk untuk saat ini. Ingin rasanya enyah saja. Kalau saja ia tidak pernah bertemu dengan sosok nyamuk mesum itu, mungkin hidupnya akan tenang saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Novela Juvenil"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...