"Ibu adalah sosok yang begitu banyak menginspirasiku. Tanpamu mungkin aku tidak akan pernah bisa berdiri, tersenyum, menangis, bahkan hidup hingga detik ini." -Oline Melandrino.
***
"Teruntuk kamu yang masih memiliki keluarga lengkap dan bisa memandang bahkan memeluknya. Jangan sampai kalian menyesal akan kejadian yang tidak pernah kalian pikirkan sebelumnya. Karena jika mereka sudah pulang hanya batu nisan yang bisa kau lihat dan peluk." -Abram Denando.
***
"Jangan pernah menyia-nyiakan wanita yang sudah berkorban nyawa hanya demi melahirkanmu. Air mata dan juga penderitaannya tidak akan pernah kamu ketahui seberapa dalam lubang yang berusaha ia tutupi untuk membuatmu tetap bahagia." -Anza Queenlovi.
***
Oline berjalan menuju toko bunga langganannya, tentu itu adalah toko bunga mang Antik. Sudah seperti keluarga sendiri jika ia membeli bunga disini, tidak pernah ada rasa sungkan dan lain sebagainya, mang Antik juga senang akan kehadiran Oline dan selalu menganggap gadis lugu itu sebagai putri kecilnya. Ya, mang Antik adalah seorang pria yang tidak bisa memiliki seorang anak, hingga suatu hari ia mengadopsi seorang anak untuk ia rawat. Tidak semua orang beruntung dalam hidup ini, tapi yang harus terus kalian ingat adalah takdir yang di berikan oleh tuhan kepada kita adalah yang terbaik.
Hari ini adalah hari ibu dimana Oline berencana untuk memberikan hadiah bunga untuk sang bunda, namun tiba-tiba saja ia teringat akan suatu hal. "Mang? Bunga mawar putihnya masih ada nggak?" Oline bertanya kepada mang Antik yang tengah sibuk menyeruput kopi hitam di gelasnya.
"Habis, kalau pohonnya masih, tapi bunganya abis," jawab mang Antik.
"Cepet banget habisnya?!" Oline menjadi lemas mendengarnya. "Harusnya sisain buat Oo dong! Mang Antik tau sendiri kalau Oo suka beli bunga mawar putih buat bunda kalau lagi hari ibu. Sekarang, gimana coba?!"
Mang Antik berulang kali mengerjapkan matanya mendengar rentetan ocehan dari pelanggan setianya ini. "Ada cowok yang beli semuanya tadi. Dia juga udah jadi langganan dan juga setiap seminggu sekali malahan dia belinya."
"Mang Antik kok malah belain dia sih?!"
"Bukan gitu."
"Bodoklah!" Oline mencebikkan bibirnya pertanda marah. "Siapa sih yang beli?"
***
Selekas pulang dari toko bunga, Oline langsung masuk ke dalam rumahnya dengan membawakan satu kotak kue untuk sang bunda. Matanya menyapu sekeliling mencari sosok yang ingin ia temui.
"BUNDA?!" teriaknya tanpa ada rasa sungkan. Ya, kalah Oline mana ada rasa sungkan terhadap keluarganya?
"JANGAN TERIAK OO!"
Keluarga ngegas! Tiada hari tanpa ngegas dengan segala kemampuannya. Oline yang memiliki keluarga seperti ini juga bingung tujuh turunan, kenapa anggota keluarganya tidak ada yang waras? Eh, jangan bilang begitu karena Zio dan Ian masih sangat waras.
Oline langsung berjalan menghampiri bundanya yang ternyata sedang mengobrol bersama dengan seorang pria.
"Bunda! Selamat hari, ibu!" Oline langsung memeluk bundanya dari belakang tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang tengah mengobrol bersama bundanya. "Maafin, anakmu yang begitu cantik cetak membahana melebihi badai salju dan tsunami ini! Bahkan, Oo jauh lebih cantik dari putri salju!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Teen Fiction"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...