42. Se-frekuensi dan Ngidam

13 9 0
                                    

"Jika dia ingin maka kamu harus membantunya untuk mewujudkannya. Jika, tidak maka saya tidak akan merestuinya." -Ianone Axel Melandrino.

***

"Tidak selamanya seorang pasangan akan memiliki jalan pikiran yang sama." -Oline Melandrino.

***

"Dosa apakah yang sebenarnya sedang ku tebus saat ini?" -Abram Denando.

***

Oline berjalan meninggalkan ketiga orang yang tengah berdebat itu. Otaknya langsung sakit saat melihat dan mendengarnya. Lalu, bagaimana ia harus membukanya agar bisa baik kembali. Namun, langkah kakinya terhenti saat ada suara Isak tangis dari balik sofa di depan televisi. Samar-samar ia berjalan menghampiri sumber suara itu.

"Itu hantu apa bukan ya?" Oo memberanikan dirinya untuk mendekat.

"Maaf, kamu siapa, kok nangis?" Oo berusaha bertanya dengan nada pelan.

"Kamu siapa?" Seorang wanita dengan rambut yang hampir putih semua itu terkejut melihat Oo yang sudah berada di sampingnya. "Saya neneknya Ando."

"Saya pacarnya."

Tidak sengaja mata Oo menangkap suatu hambar dari televisi dan juga mendengar bahwa serial kesukaannya telah mulai.

"Nenek suka lihat serial India?" Oo langsung bersemangat. "Boleh gabung nggak nek?"

Nenek Abram hanya mengangguk. Jarang sekali anggota rumah ini yang suka menikmati film, serial India. Dengan senang hati Oo langsung duduk di sampingnya.

"Nenek sejak kapan suka nonton film ini?"

"Udah lama. Banyak film yang nenek sukai."

"Sama dong."

Nenek Abram terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Oo.

"Kenapa kamu suka? Padahal, Mila si nenek lampir itu nggak pernah mau kalau di suruh lihat film India!"

Oo tertegun mendengar perkataan yang terlontar dari bibir neneknya.

"Ternyata nggak suka sama Jamilah?" Oo mangut-mangut pelan dan bergumam dalam hati.

"Nenek paling suka film apa?" Oo memberanikan diri untuk bertanya dan berusaha untuk melepas kecanggungannya. "Kalau Oo suka film 'Dil hai tum hara'."

"Sama!"

Oo dan nenek Abram langsung tertawa bersama setelah saling bercerita satu sama lain. Ternyata mereka berdua sangat cocok satu sama lain. Tidak seperti pikiran awalnya yang mengira bahwa anggota keluarga Abram tidak suka padanya.

"Tadi, nama kamu siapa?"

"Nama aku Oline Melandrino, tapi biasanya di panggil Oo."

"Kok bisa?"

Oo nyengir kuda mendapati pertanyaan itu. "Karena aku orangnya mudah lupa, nek."

"Kenapa suka film India?"

"Karena negara selain Indonesia yang paling pengen aku datangin itu India." Oo tersenyum merekah. "Bahkan, aku tau kaget bisa datang kesini, karena bangunannya mirip banget sama rumah-rumah di India yang mewah. Aku kira cuma mimpi, ternyata nyata."

Cerita Cinta Oline Melandrino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang