53. BERHENTI!

7 8 0
                                    

"Kalau memang ini jalan terbaik, maka aku akan menerimanya." - Abram Denando.

***

"Mana mungkin aku akan merelakan dia demi orang lain? Bahkan, aku akan mencari cara agar semuanya batal." - Oline Melandrino.

***

Sebuah bangunan dengan desain mewah dan megah itu menjadi topik perbincangan yang cukup hangat. Terlebih ini adalah pesta pertunangan keluarga Denando yang terbilang cukup kaya dan juga tersohor di pelosok negeri. Seorang pria dengan setelah jas hitam itu hanya bisa duduk merenungkan nasib hidupnya untuk kedepannya. Bagaimana bisa ia menjalani hidup yang penuh dengan skenario seperti ini.

"Skenario Tuhan memang yang terbaik. Tapi, apa gue harus menuruti semua itu tanpa memperdulikan kebahagiaan gue? Bahkan, gue mau hidup bahagia dan tenang seperti teman gue lainnya. Gue capek selalu di tuntut untuk sempurna."

Semesta yang mendengarkan perkataan Abram ikut sedih. Abram sudah dianggapnya sebagai saudara sendiri olehnya sejak mereka bertemu. Abram tidak segan membantu siapapun yang sedang dalam kesusahan. Sama seperti saat Anju kekurangan biaya untuk membayar uang sekolah dan lainnya.

Hati Semesta ikut tergerak dan langsung memegang pundak Abram. "Gue tau kalau lo nggak cinta sama Mila. Tapi, ini adalah yang terbaik untuk masa depan lo. Terlebih pilihan orang tua nggak akan pernah salah."

"Tapi, gue nggak cinta sama sekali ke dia. Bahkan, gue nggak ada rasa sedikit pun!"

"Cinta datang dengan sendirinya."

"Cinta gue nggak semudah itu untuk berpaling. Kalau gue udah cinta sama satu orang. Sampai kapanpun itu gue nggak akan pernah bisa berpaling, kecuali memang gue sama dia nggak berjodoh."

"Mau sampai kapan lo mikirin ogeb? Dia juga pasti bahagia liat lo bahagia."

"Dia belum jawab ajakan gue kemarin. Gue ngajak dia putus dan dua nggak jawab sama sekali."

"Mungkin dia belum siap."

"Kalau kayak gitu gue berasa nyakitin dua hati sekaligus Ta. Satu sisi Samyang yang sama sekali belum gue putusin dan statusnya pacar gue. Sedangkan, Mila calon tunangan gue."

"Pacar belum tentu jadi istri."

"Artinya calon tunangan juga belum tentu jadi istri kan?" Abram menatap penuh harap ke arah Semesta. "Gue mau tunangan sama Samyang aja. Nggak akan pernah mau gue sama Mila."

Semesta pusing sendiri dengan drama keluarga ini. Satunya keluarga gak jelas dan satunya lagi keluarga tidak tau diri. "Lo mikirin sekolah aja dulu. Jangan mikirin yang lainnya. Bahkan, lo masih kelas 11 mau naik kelas 12. Masa iya udah mau kawin aja lo?!"

"Nikah tolol!"

"Iya, itu maksudnya."

"Gue maunya juga gitu. Gue nggak mau nikah muda. Bahkan, lo tau sendiri gimana tanggapan orang-orang nantinya sama gue? Mereka bakal mikirin yang nggak-nggak." Abram kenal betul dengan tetangganya. Walaupun rumahnya luas dan besar, tapi saat ia pergi ke luar rumah dan menyamar tidak ada yang mengetahuinya. Terlebih saat ia melewati rombongan ibu gosip beh, beritanya mantap!

Cerita Cinta Oline Melandrino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang