"Disaat banyak yang sibuk memikirkan cara untuk meneruskan masa depannya. Hanya seorang perempuan yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri."
***
"Masa depan haruslah kita perjuangkan." -Abram Denando
***
Disaat semua temannya sibuk dengan hasil yang akan mereka dapatkan setelah melewati hari yang begitu menegangman, hanya Oline seorang yang sibuk dengan bisnis barunya. Niatnya untuk gapyear sudah bulat dan dirinya akan tetap melakukan hal itu. Terlewat dari beberapa Minggu setelah ujian selesai dirinya dan Abram akan sibuk dengan urusan cafe yang mereka dirikan.
Kini terlihat jika Oline dengan bahagia melakukan pekerjaan ini. Memang dirinya bukan perempuan pintar ataupun cerdas seperti Lisa dan Gaffi. Namun, dirinya tetap akan meneruskan hidupnya seperti yang ia inginkan.
Disaat temannya sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk mendaftar kuliah, dirinya sibuk healing dengan cara melakukan sesuatu yang dirinya inginkan. "Nyamuk? Lo ujian kenaikan kelas masih lama kah?"
Abram yang sibuk membaca sebuah laporan di laptopnya melirik Oline dengan sedikit mengerutkan keningnya. "Kenapa?"
"Pengen balapan-"
"Nggak!" Tolaknya cepat.
Oline langsung merenggut saat Abram mengatakan hal itu. "Lo udah janji sama gue kalau nggak ikut balapan liar lagi. Kalau lo ingkar bisa gue aduin ke kak Ian."
"Sesekali kita battle secara nyata gitu," desahnya. Berharap akan ada persetujuan dari sang pacar absurdnya ini.
"Kemarin juga nyata."
"Beda!" elaknya.
"Apanya?"
"Kemaren gue nggak tau kalau itu lo. Jadi, harus ada pengulangan!"
"Bahaya buat Lo."
"Gue udah selesai ujian. Jadi, nggak ada alasan lagi! Siapa tau otak maksimal gue ini bisa menemukan ide untuk cafe kita kedepannya!"
"Gue pikirkan lagi." Abram langsung kembali ke aktifitasnya setelah meladeni sang pacar yang hiperaktif. Oline bersorak gembira dalam hatinya. Sesekali ia melirik Abram yang tampak sibuk. "Sibuk amat," ujarnya bingung.
"Masih ada beberapa data perusahaan yang harus gue pelajarin," ungkapnya memberikan penjelasan singkat kepada sang pacar. Sesekali ia memijat keningnya yang terasa begitu pening harus mempelajari semua data ini. Belum lagi dirinya harus belajar untuk persiapan ulangan dan lain sebagainya. Tapi, semua rasa lelah itu harus ia lawan.
"Rajin banget. Lo pernah bilang kalau boleh balapan di waktu yang tepat. Artinya, Sabi nih kita balapan?"
"Iya. Tapi, nggak dekat ini. Kakek udah minta laporan sampai mana gue paham sama data-data perusahaan. Kalau sampai salah satu angka aja bisa fatal."
"Oke. Gue mau nemuin Aa sama Au dulu ya? Soalnya mereka mau datang. Lo nugas aja dulu. Inget! Minggu depan kita mau launching!"
"Iya!"
***
"Seriusan lo mau gapyear?" Lisa bertanya pada Oline yang sibuk mengaduk es teh di gelas. "Nggak mau satu angkatan sama kita berdua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Teen Fiction"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...