21. Gadis berjilbab hitam

17 23 1
                                    

Hari ini Loren, Satya, Ronald dan Davyn berjalan menuju parkiran ketika mereka sudah selesai makan disebuah warung di pinggir jalan. Bukan mereka pelit atau tidak punya uang, tetapi mereka teracuni oleh Oo yang pernah mengajak mereka makan di tempat seperti ini.

Oline merupakan tipe cewek yang tidak ribet dan lebih suka makan-makanan yang berada di pinggir jalan. Tapi, jangan salah, meskipun di pinggir jalan tetapi makanan disini terjamin kebersihannya.

"Habis ini mau kemana?" Davyn bertanya kepada ketiga temannya yang kini telah mengambil helm mereka.

"Mungkin ke gubuk reyot," balas Satya asal.

Davyn mengerutkan keningnya. Gubuk reyot? Sejak kapan mereka memiliki gubuk? Berlarut dalam rasa penasaran membuat Davyn bertanya.

"Maksudnya?"

Loren menghela napasnya. Sungguh jika bukan karena salah adiknya mungkin tidak akan banyak yang bertanya. "Ogeb yang bilang itu gubuk reyot."

"Minggir! Capek banget gue!" Oo sudah merebahkan tubuhnya tanpa melihat siapa yang ada di sekitarnya. "D-dunia ... Gue haus ambilin minum! Gubuk reyot kek gini pasti ada minumankan? Gak mungkin nggak ada!" Oo sudah kehabisan tenaga karena berteriak dan berlari mengejar Semesta.

Mendengar hal itu sudah tidak terkejut lagi Davyn. Tingkah dari Oo sudah ia kenal sejak berteman dengan Lorenzo.

"Yaudah ngikut aja gue sama lo pada," balas Davyn.

"Kalian udah nggak ada masalah lagi tentang cewek?" Ronald yang sedari tadi diam kini berkata.

"Nggak."

"Anjay!"

"Gue mau ke toilet bentar deh," pamit Loren. Ia turun dari motornya dan meletakkan helmnya. "Tungguin bentar gue mau ke kamar mandi. Jangan ditinggal!"

Loren langsung berlari mencari kamar mandi. Panggilan alam ini tidak bisa di hindari.

***

Selepas buang air kecil Loren langsung keluar dan menyugarkan rambutnya kebelakang. Rambutnya yang sedikit basah membuat auranya begituenawan.

Ia berjalan menghampiri teman-temannya. Dengan santai ia tidak sengaja melihat sosok yang membuatnya penasaran. Namun, ada dua sosok yang menarik perhatiannya. Penasaran ia berjalan menghampiri sosok itu.

"Hai?" sapanya.

Gadis yang disapa Loren merasa aneh dan sedikit canggung. Gadis itu masih tetap menunduk sembari memainkan ponselnya. Meski Loren tau kalau itu hanya sebagai pengalihan saja.

"Boleh kenalan?" lanjutnya.

Gadis dengan jilbab pashmina berwarna hitam itu akhirnya memberanikan diri untuk menatap siapa yang mengajak dirinya untuk berkenalan.

"B-boleh kok," balasnya sedikit gugup.

"Kenalin gue Lorenzo," ucapnya sembari mengulurkan tangannya. Gadis itu dengan ragu menjabat kembali tangan Loren dengan sedikit tersenyum.

"Risa," balasnya.

"Nama yang cantik kayak orangnya," ujar Loren kembali.

"Makasih."

Cukup lama Loren menatap manik mata gadis ini dan sempat terpaku karena kecantikannya. Berbeda dengan mantan pacarnya dulu dan bahkan kini gadis ini sudah mampu menarik perhatiannya.

"Sama siapa? Udah punya pacar belum."

"Sama bapak. Kalau pacar belum." Risa menjawab apa adanya. Jujur, dengan apa yang ia ucapkan. Pacar? Belum punya.

Cerita Cinta Oline Melandrino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang