16. Malam Keramat

19 21 1
                                    

Abram kelimpungan mencari jalan keluar dari masalah yang kini alami di tengah malam. Ia sampai berpikir apakah ini karma telah mengabaikan ucapan dari mamanya.

"Gue bingung sendiri njir," gumamnya dengan kening yang sudah penuh dengan keringat. Bagaimana tidak dirinya tengah berada di jam rawan penghuni alam ini.

"Sakit!" jerit seseorang.

"Sabar!" Abram tidak habis pikir harus mengalami keadaan yang seperti ini dalam hidupnya.

"Cepat bawa saya kerumah sakit! Ini sudah tidak tahan!" Ibu hamil yang sudah ingin melahirkan itu tak jarang memekik kesakitan karena kontraksi akan lahiran.

Abram seperti orang bodoh yang hanya celingak-celinguk mencari bantuan. Padahal ia membawa mobil tapi tidak mampu menolong ibu itu.

"Sabar Bu! Saya juga bingung!" ujar Abram jujur. Ia belum pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya.

"Tolong cepat! Ini anak saya mau keluar!"

"Suruh keluar aja Bu, biar cepet," saran Abram.

"Bodoh!"

"Mau lahiran jangan ngumpat kasar Bu! Nanti anaknya keluar nggak halus Bu!"

"Sakit buruan!" jeritnya.

Abram melihat sana-sini tidak ada kendaraan yang lewat. Tempat ini begitu sepi sampai ia berpikir. "Ini manusia asli atau setan ya?" batinnya.

Abram bergidik ngeri jika benar ini bukan manusia asli.

"Bu? Ibu manusia asli kan?" tanyanya dengan berhati-hati.

"Saya siluman! Buruan bantu saya! Ini saya manusia ganteng!" pekik ibu itu yang sudah tidak tahan menahan sakit di perutnya. Air ketubannya sudah pecah membuat Abram mengerjapkan matanya berulang kali. Sifat loloknya mulai kali ini.

"Ibu ngompol?"

Ibu hamil itu melihat kebawah. "Ini air ketuban saya pecah ganteng! Buruan!"

"Saya tau saya ganteng," ujar Abram bangga.

"Untung saya ketemu kamu yang ganteng. Kalau jelek nggak tau gimana bentukan anak saya nanti!"

"Alhamdulillah, berarti ibu selamat mendapatkan anak yang tampan seperti saya ini Bu. Nggak ada cowok kayak saya di dunia ini yang begitu ganteng, manis, cool, dan sempurna tapi menurut saya."

"Saya ini mirip artis Korea itu. Ibu tau nggak?"

"Saya mau lahiran bukan mau dengerin kamu cerita ganteng!" pekik ibu itu yang sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya.

Abram melihat di jalan dan merasa ada sorot lampu yang menghampiri dirinya. Dengan semangat dan tegang ia melambaikan tangannya untuk meminta bantuan.

"Jangan pergi!" teriak ibu itu. Abram harus menahan malunya saat ini.

Seseorang dari motor itu turun dan menghampiri mereka. "Ada apa?"

"Sakit buruan bantuin saya wahai orang ganteng!" pekik ibu hamil itu berulang kali.

Abram tertegun ternyata orang yang menghampirinya ini adalah seorang polisi.

"Kamu apain ibu ini?" tanya polisi itu. Sorot matanya tajam sempat membuat nyali Abram menciut tapi mengingat sifat konyol anak itu yang sewaktu-waktu bisa muncul rasa takut itu hilang.

"Saya nggak ngapa-ngapain. Saya mau bantu tapi gatau gimana caranya."

Polisi itu langsung melengos menghampiri ibu itu. "Ibu sudah mau melahirkan?"

Cerita Cinta Oline Melandrino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang