"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram.
"Gue suka sama lo."
***
Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...
"Mungkin sedikit aneh menjadi satu keluarga saat sebelumnya saling gengsi mengungkapkan rasa." - Abram Denando.
***
"Apa cuma gue yang putus cinta tapi nggak ngerasa sakit?" - Oline Melandrino.
***
Selepas pemakaman Leyna telah berlangsung Abram pulang bersama dengan Ian dan Navya. Sesuai dengan apa yang mereka katakan kemarin malam. Meski sakit Abram akan terus melakukan hal ini demi membuat mereka nyaman.
Abram sudah dengan kopernya berada di luar mobil dan siap untuk masuk ke dalam sebuah rumah. Ya, rumah itu adalah rumah keluarga Melandrino. Sebelum melangkahkan kakinya ia sempat menabahkan hatinya terlebih dahulu agar bisa tenang.
"Ayo masuk," ajak Navya.
Abram melirik Ian yang masih membenahi bajunya. "Nggak papa?" tanyanya memastikan.
"Gue selalu ada buat lo. Lagian gue juga tau kalau lo anak kayak gimana." Ian langsung melenggang masuk ke dalam.
Navya menggandeng lengan Abram. "Ayok!"
Akhirnya Abram nurut untuk masuk ke dalam. Ia masih tidak sanggup untuk melepaskan Oo sang mantan pacar yang belum genap dua hari berpacaran itu. Memang aneh! Baru juga dua hari jadian udah putus aja lo!
"Assalamualaikum," ucap mereka bertiga serempak.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu," jawab mereka yang ada di dalam.
Mata Oo tidak percaya melihat kehadiran Abram di dekat Navya. Apakah ia salah liat? Oo sampai memukul pelan pipinya berharap jika ini hanya mimpi belaka.
"Aw," jeritnya. Ternyata ini nyata. "Nyamuk ngapain ke sini kak?"
"Dia saudara jauhnya Navya. Jadi, dia mau tinggal di apartemen Navya dan kesini buat ambil kuncinya dulu," terang Ian.
"What?"
"Duduk dulu nak," ujar Agatha.
Abram duduk di dekat Zio yang masih mengusap ingusnya dan terisak. Ia sempat melirik sebentar sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya.
