54. Kebohongan yang terbongkar?

13 9 4
                                    

"Kalau cinta itu sejati, maka tidak akan pernah bisa di pisahkan." - Abram Denando.

***

"Kalau cinta sejati nggak bisa di pisahkan, lalu kenapa pohon jati masih bisa di tebang?" - Oline Melandrino.

***

Semua tamu merasa tertegun saat Abram tidak sedikitpun menyentuh cincin itu sampai-sampai kakeknya lah yang harus mengambilkannya untuk Abram. Abram menerimanya dengan ragu, jauh di lubuk hatinya masih terbesit rasa bersalah pada Oline. Tapi, apa daya jika kakeknya sudah berkata maka hidupnya akan berubah sekejap mata.

"Semoga ini yang terbaik," ucapnya dalam hati.

Perlahan Abram mengambil tangan Mila dan hendak memasangkan cincin itu di jari Mila. Tapi, belum sempat menyematkannya sudah terlebih dahulu terhenti akan suara teriakan.

"BERHENTI!"

Abram dan yang lainnya langsung menoleh ke sumber suara. Betapa terkejutnya Abram dan Semesta serta tamu yang lainnya melihat kedatangan sosok itu. Tubuh Abram melemah saat mendengar suara itu.

"K-kakek?!" Abram bingung sendiri dengan keadaan yang menimpanya. Bagaimana bisa kakeknya ada dua?

"Pertunangan ini tidak bisa di lanjutkan, karena saya tidak pernah setuju dengan semua ini!"

"Maksudnya?"

"Dia bukan kakek kamu!" Suara bariton itu kembali membuat Abram semakin bingung. Oline?

"Samyang lo ngapain kesini?" Abram bertanya pada sosok Oline yang menggunakan pakaian hitamnya. Mereka semua bingung dengan kedatangan mereka. Oline dengan senyum merekah menyapa mereka semua, "Hai?" Tanpa malu sedikitpun Oline malah menyapa mereka semua.

"Kenalin gue Oline Melandrino, anak ketiga dari empat bersaudara dan gue adalah pacarnya Abram Denando." Oline memperkenalkan dirinya dengan senyum yang tidak pudar. Mila yang melihatnya hanya tertegun sejenak. Lalu, ia melangkah mendekati Abram dan langsung merangkul lengan cowok itu. "Dia tunangan gue," ucapnya.

"Bukan tunangan! Tapi, calon tunangan," balas Oline dengan penuh penekanan. "Lo masih calon tapi nggak akan pernah bisa bersatu!"

"Lo nggak berhak ngatur gue!" Mila membentak Oline dengan kesal. "Lo cuma cewek yang ngejar-ngejar Abram dan lo itu cewek nggak bener!"

"Gue sering lihat lo di kelab malam!"

"Gue sering lihat lo ganti-ganti cowok!"

"Dasar jalang!"

Mila tidak berhenti mengatakan hal kotor pada Oline dan seakan membakar emosi yang sudah sejak lama di pendamnya.

"GUE SERING MERGOKIN LO NGELAKUIN SEMUA ITU JAMILAH! DAN GUE TAU LO UDAH NGGAK PERAWAN!" Oline dengan emosi mengatakan semua itu dengan lantang. Sudut bibirnya terangkat dan memperhatikan Mila dari atas ke bawah. "Lo yakin nuduh gue? Bukannya itu malah buks kartu lo sendiri?" Oline menaikkan sebelah alisnya.

"Lo itu cewek yang suka morotin para lelaki hidung belang," ketus Oline.

"Sebenarnya gue nggak ada niatan bongkar semua ini di depan banyak orang. Tapi, lo udah ngomong yang nggak-nggak tentang gue!"

Cerita Cinta Oline Melandrino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang