Setelah melewati banyak celotehan Oo yang tidak jelas tentu membuat Ian harus menebalkan telinganya agar bisa bersabar. Adiknya ini memang hiperaktif berbeda dengan si bungsu yang lebih banyak diam, namun ada kalanya ia cerewet.
Oo diam gak bergeming kala melihat bangunan di depannya. Ketika mobil telah berhenti membuat Oo menatapnya dengan malas.
"Sudah sampai." Ian menghentikan mobilnya tepat pada alamat hang telah ia terima.
"Yakin ini tempatnya?" Oo melihatnya hanya terdiam. Tentunya masih dengan nada bingung. "Lo ngapain kesini bang?"
"Mau balikin mobil. Lo pernah kesini?" Ian melepaskan shelbetnya. Kemudian pintu mobil ia buka, tapi urung ketika melihat adiknya masih berdiam diri tak ada niatan untuk keluar.
"Langsung masuk aja kak. Dunia ada disini tadi dia udah sharelock ke gue." Oo menarik paksa lengan kakaknya yang masih menyimpan begitu banyak tanda tanya tentang adiknya ini.
Sesampainya didepan pintu mereka berhenti sejenak. Ian tiba-tiba tersentak mendengar celotehan tidak jelas adiknya ini.
"Gubuk reyot ini perlu di renovasi." Oo menenteng tasnya dan juga keranjang berisi anak kesayangannya.
"Gubuk reyot darimana ogeb! Ini rumah minimalis dan bagus. Kamu ini nggak tau rasa bersyukur!" Ian tidak percaya dengan pandangan adik perempuannya ini.
Setelah di tegur Oo hanya menyengir kuda. "Masuk yuk bang?"
***
Huek
Huek
Huek
Suara seseorang yang ingin muntah memenuhi ruangan yang begitu elegan ini. Seperti ada seseorang yang sedang tidak enak badan dan terus menerus memuntahkan isi perutnya.
"Ke rumah sakit aja ya?" Semesta mengurut leher belakang Abram dan mengolesinya dengan minyak telon. "Lagian kenapa lo bisa muntah kayak gini? Kayak orang hamil aja lo!" Semesta tidak berhenti mengomel kala mendengar suara Abram yang hendak muntah.
Disini hanya ada Semesta yang tatak untuk membantu Abram terlebih cowok satu ini tidak memiliki rasa jijik sama sekali.
"Lo nggak jijik?" Abram mencuci mulutnya dan menyempatkan diri untuk menengok ke arah Semesta yang ada di sampingnya dan masih setia memijat lehernya. Namun, hanya sebentar sebelum rasa mual itu kembali muncul lagi.
Huek
Huek
"Mual banget perut gue astagfirullah!"
"Kayak gini aja lo nyebut!" Semesta mengocehi Abram yang begitu menyebalkan.
Dimata orang luar Abram adalah sosok yang begitu cool, tampan ya memang satu ini diakui semua orang kalau Abram memang tampan, terus banyak ditakuti oleh semua. Tetapi, berbeda lagi kalau sudah di depan Semesta, maka sifat aslinya akan muncul yaitu manja dan begitu menyebalkan.
Bisa Semesta simpulkan kalau sifat Oo dan Abram ini tidak jauh berbeda. Mereka ini seperti dua orang yang memiliki sifat dan sikap yang sama namun berbeda menempatkannya.
"Mungkin lo hamil?"
Abram mengetok kepala Semesta kesal. "Gue cowok mana mungkin hamil bodoh!"
"Atau lo kena gejala morning sick? Itu loh gejala ibu hamil tapi suaminya yang kena gejalanya." Semesta tak henti-hentinya mengoceh asall dan tentu Abram yang mendengarnya kesal.
Abram menutup keran air dan mengusap bibirnya menggunakan tisu. "Gue belum nikah dan gak mungkin. Semua ini gar-"
"DUNIA!!! LO DIMANA? CEWEK CANTIK CETAR MEMBAHANA INI DATANG MAU KETEMU LO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Teen Fiction"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...