"Nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?!" -Abram Denando.
***
"Kalau memang ini jalannya mau bagaimana lagi?" -Semesta.
***
"Gue memang pernah ada rasa, tapi hanya sebatas kakak adik nggak lebih. " -Satya.
***
Oline tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia sibuk memotret serta berkeliling mencari sesuatu yang membuatnya merasa tertarik. "Om? Ini namanya apa?" Oline sibuk bertanya dengan salah satu om-om yang tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk nanti.
"Itu namanya kuda lumping," jawabnya.
Oline mengangguk. Lalu tangannya memegangnya dan sedikit heran saat melihat beberapa hal yang menarik untuk ia tanyakan. "Kalau ini apa?"
"Itu namanya topeng Bujang Ganong."
Matanya melebar sempurna saat mendengar hal itu. "Jadi, kak Navya pingin lihat Abram pakai kayak gini?" Lalu tawanya pecah membayangkannya. "Nggak tau gimana nanti jadinya si Nyamuk pake ini," ujarnya dengan tangan memegangi perut karena lelah tertawa.
"What?"
Oline tidak bisa tinggal diam dan langsung menepuk pundak oom yang tadi ia tanyai. "Om? Ini kenapa ada ayam?"
"Buat syarat."
"Kasihan tau!"
"Iya."
"Lepasin ya?"
"Jangan."
Oline mengerucutkan bibirnya ke depan pertanda kesal. Bagaimana mungkin ayam ini di buat sebagai syarat? Emangnya mau nikahan?
"Om?" Orang tadi hanya berdeham pelan. "Ini banyak banget buat siapa? Oo minta boleh nggak?"
"Nggak."
"Pelit banget," celetuknya.
"Di dalam banyak."
"Tapi, penasaran sama yang ini." Oline masih memandangi sesajen itu dengan saksama, tapi tidak seperti yang dulu ia lihat. "Bikin penasaran aja anjir!"
"Om? Kalau yang lagi dandan dimana?" Oline kembali bertanya dengan sifat tengilnya. "Dalem."Setelah mengetahui dimana tempatnya Oline langsung saja masuk ke dalam untuk melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Oline Melandrino (END)
Ficção Adolescente"Satu hal yang pasti, lo masa depan dan dia masa lalu." Oline tersenyum menatap Abram. "Gue suka sama lo." *** Oline Melandrino atau yang kerap dipanggil dengan Oo atau ogeb. Anak ketiga dari empat bersaudara, dimana ia paling cantik. Pecinta bebera...