Chapter 14 : First day

68.3K 5.7K 940
                                    

"Kau datang lebih awal." Kata Sona yang baru memasuki ruangan tampak sedang menilik tampilan Syatra— wanita yang biasanya tampil dengan pakaian serba hitam kini tampil rapi layaknya wanita kantoran."Kau salah kostum?"

"Aku sedang berada dalam masalah."

"Masalah apa?"

Syatra langsung menceritakan apa saja yang terjadi pada pesta yang ia hadiri semalam. Ia memberitahu Sona bahwa dirinya diminta menjadi pengacara pribadi Sergio dan harus menjumpai pria itu pagi ini di kantornya.

"Menurutku itu berita bagus." Kata Sona sembari melemparkan dirinya duduk di kursi dan menghidupkan komputer."Kau bisa mendapatkan lebih banyak informasi jika berada dekat dengannya. Jangan lupakan tujuan utamamu."

"Ya, aku tau. Inilah tujuan utamaku. Dan ini kesempatan emas yang tidak akan kusia-siakan begitu saja."

"Tapi?"

"Masalahnya, aku tidak tau apa-apa soal advokat. Aku tidak pernah sekolah hukum. Bagaimana aku bisa berlagak menjadi pengacaranya? Itu hanyalah kedok agar Valerian dan siapapun tidak curiga dengan pekerjaanku yang sebenarnya. Ingat?"

Sona dapat melihat layar komputer Syatra sedang menampilkan seorang pengacara yang tengah bertarung di pengadilan. Sedangkan mejanya penuh dengan catatan-catatan tentang advokat.

"Aku hanya tidak menyangka akan secepat ini." Tambah Syatra."Ini terlalu cepat."

"Apa dia serius atau mungkin hanya basa basi?"

Syatra menatap Sona, berpikir."Aku juga tidak begitu yakin. Aku takut dia datang ke Collrad Firm dan tidak ada yang mengenalku disana."

"Pastinya bakal langsung ketahuan." Sona menyeringai.

Syatra menopang kepalanya dengan kedua tangan di atas meja. Ia memang belum begitu mengenal Sergio secara pribadi tapi tidak ada salahnya berjaga-jaga. Bisa saja pria itu nekad mencari tau kalau Syatra tidak datang ke kantornya hari ini. Kalau sudah begitu, penyamarannya bakal langsung terbongkar.

"Hei, tapi bagaimana kalau dia curiga?" Sona memutar kursinya sedikit.

"Karena itu aku tidak tidur semalaman demi mempelajari ilmu-ilmu dasar keadvokatan." Syatra mengarahkan tangannya ke tumpukan kertas di atas meja.

"Memang bakal bisa mengusai ilmu-ilmu itu dalam satu hari?" Sona mencibir.

"Sona, ini bahkan belum sampai dua puluh empat jam."

"Miris ya?"

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh tiga puluh. Syatra pun memasukkan barang-barang yang diperlukan ke dalam tas lalu mematikan komputernya.

"Aku harus pergi sekarang." Ujarnya sembari mengaitkan tali sepatu."Katakan pada ayahku, aku sudah menaruh laporan soal pesta semalam di atas meja kerjanya. Dia harus memantau gerak-gerik Trave Licarde."

"Semoga beruntung, Pengacara Gadungan." Sona memasang headphone di kepalanya dan mulai bekerja.

***

Di pagi hari, jalanan kota New York memang selalu padat. Oleh karena itu Syatra bergerak tiga puluh menit lebih awal untuk menghindari macet. Sepanjang jalan kepalanya terus menghafal. Walaupun sama-sama berkecimpung dalam hukum, namun menjadi polisi dan menjadi pengacara ilmunya jauh berbeda. Menjadi polisi adalah cita-cita Syatra sedari kecil. Dan menjadi pengacara untuk penjahat incarannya, tak pernah ada dalam rencana.

Konyol sekali.

Tak lama kemudian, gedung Patlers Group pun tampak menjulang. Syatra langsung melaju ke basement untuk mencari parkiran.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang