Nala memarkirkan truknya di belakang mobil Sergio. Pria itu segera menghampiri dan membantunya melompat keluar dari sana. Tangan Sergio langsung meraih tangan Nala dan berjalan menjumpai orang-orang yang berdiri tak jauh dari sana setelah memerintahkan seorang anak buah untuk mengeluarkan pria pingsan di dalam truk.
Tempat ini semacam pelabuhan dengan banyak truk berisi muatan— yang diduga adalah ganja, kokain dan sejenisnya. Ada dua kapal yang siap untuk berlayar. Nala seratus persen yakin inilah tempat yang selama ini dicari oleh kepolisian. Distribusi dan penyelundupan narkotika pastilah dilakukan disini.
"Sir." Sapa beberapa orang sambil menundukkan kepalanya kepada Sergio.
"Urus pria itu, jangan biarkan dia mati sebelum kita tau siapa dalangnya." Perintah Sergio sembari mengeluarkan sebatang rokok lalu menghidupkannya. Ia menyapu pandangannya lewat kacamata hitam ke sekeliling.
Pria pingsan dengan darah mengucur dari pundaknya pun diseret ke dalam kapal. Nala baru menyadari John bertengger di salah satu undakan beton, memperhatikan mereka.
"Kau keren," Kata John sembari menghembuskan asap rokok, rambutnya yang hijau tertiup angin laut."Kupikir wanita hamil akan membatasi gerak mereka tapi hal itu tidak berlaku padamu, ya?"
Perut Nala seperti baru saja di tonjok oleh tangan tak kasat mata. Kerongkongannya seketika tersumpal. Ia mencoba tenang saat Sergio menoleh padanya, meminta penjelasan atas apa yang baru saja dikatakan John.
"Siapa wanita hamil yang kau maksud?" Tanya Sergio karena Nala tidak mengatakan apa-apa.
"Kau tidak tau?" John menyerngitkan dahinya heran, memandangi Sergio dan Nala bergantian."Tespack yang di dalam tong sampah kamarmu bukan milik dia?"
"What testpack?" Kali ini suara Sergio terdengar lebih dingin.
"Ketika Monica membereskan kamarmu, dia bertanya padaku haruskah dia membuang sepuluh alat uji kehamilan itu atau tidak." Jelas John sedikit bingung."Aku tidak paham tetek bengek kehamilan tapi Monica bilang dua garis merah artinya positif hamil dan dia tidak berani asal membuangnya karena menurutnya itu benda yang ingin di simpan oleh seorang wanita. Jadi kutaruh di atas nakas."
Siapapun Monica ini pastilah seorang wanita sialan. Batin Nala kesal.
Belum sempat mengatur detak jantungnya, ia sudah dikejutkan dengan tarikan tangan Sergio kasar, membawanya ke sebuah ruangan lain yang hanya ada mereka berdua disana.
"Aku baru saja ingin memberitahumu." Kata Nala dengan tenang.
"Anak siapa?"
"Of course yours."
"Tadi saat memanjat truk, kau dalam keadaan hamil?" Sergio mengusap belakang lehernya yang terasa tegang bukan main.
Nala melihat rahang Sergio semakin mengeras dan tatapan marah yang kental terasa menusuk.
"Gugurkan." Katanya dingin.
Jantung Nala seketika berhenti berdetak dengan kerongkongan yang entah tersumpal oleh apa. Yang jelas ia kesusahan untuk mengucapkan kata-kata.
"Gugurkan jika memang itu milikku."
"Kau gila?"
"Kau yang gila."
Nala kembali kesulitan mencari kata yang tepat untuk pertarungan jenis ini. Dia sendiri bahkan masih belum sepenuhnya menerima kenyataan ini.
"Aku membiarkanmu hidup di duniaku bukan untuk membawa kehidupan lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
RomantizmLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...