Sergio seperti kembali menemukan bagian yang hilang dari dalam dirinya. Dreamcatcher-nya. Ketergantungan tidur di sebelah Nala yang sempat ia hilangkan selama dua bulan terakhir kini datang kembali. Dan semalam adalah seks paling nikmat yang pernah ia dapatkan karena Nala merespon setiap sentuhan yang diberikan dengan sama bersemangatnya.
Dalam posisi memeluk Nala dari belakang, Sergio memberikan kecupan hangat di pundak wanita itu dan kembali memejamkan mata. Namun tubuh Nala bergerak perlahan.
"Kau sudah bangun?" Tanya Nala dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
"Hm."
"Selamat pagi."
"Ini sudah tidak pagi lagi. Pukul 15:05 sekarang."
"What?" Nala benar-benar kaget. Ia baru ingat mereka berdua baru tidur setelah matahari terbit."Seumur-umur aku tidak pernah bangun setelat ini."
"Me either."
"Apa yang akan kita lakukan hari ini?"
"Menunggu kabar John dan sembari itu kita bisa pergi mencari makan disekitar."
"Kau belum mendapatkan kabar dari John?"
Sergio menggeleng sembari menggeser tubuhnya dalam posisi telentang dengan tangan berada di bawah kepala. Nala melakukan hal yang sama. Bedanya, ia berbalik ke arah Sergio dan masuk ke dalam pelukan pria itu.
"Aku sulit menggerakkan tubuhku." Desah Nala jujur. Sekujur tubuhnya terasa pegal dan benar-benar sakit saat digerakkan."Kuharap selanjutnya kita tidak perlu bertarung dulu dengan musuhmu sebelum bercinta."
"Harapanmu akan terkabul."
Nala mendapati sebuah seringai setan di wajah Sergio ketika pria itu bergerak dari baringannya. Nala tau tatapan penuh nafsu yang berkelebat di bola mata Sergio.
"Jangan bilang sekarang? Tidak ada doa yang dikabulkan secepat itu." Ujar Nala dan ia mulai merasakan kecupan-kecupan di leher bagian sampingnya kini.
"Jika kau berdoa pada Tuhan mungkin memang tidak." Deru napas Sergio membelai telinga Nala hingga menghantarkan desiran panas."Karena Tuhan punya milyaran umat yang perlu diurus sedangkan aku hanya punya satu disini."
Dia selalu berhasil membuat pipi Nala panas.
Di bawah selimut, Nala dapat merasakan pergerakan tangan Sergio yang sedang membelai lembut pahanya, naik ke atas pada perutnya, lalu semakin ke atas— melewati belahan payudaranya dan berhenti di bibirnya yang bengkak.
"Aku hanya menyampaikan harapanku bukan berarti aku menginginkannya sekarang." Desah Nala sambil meneguk ludah ketika Sergio mendaratkan kecupan demi kecupan di rahang, leher, dan dada.
Jantung Nala bergemuruh. Sensasi seks semalam saja belum sepenuhnya hilang dan sekarang pria mesum ini ingin menyerangnya kembali?
"You have beautiful skin."
"Uhm."
Nala tidak memakai celana dalam dan di bawah sana mulai berdenyut merasakan hembusan napas Sergio. Memejamkan matanya, Nala perlahan membiarkan setiap aliran es kembali menyiram nadi.
"Tadi aku memeriksa ketersediaan air bersih dan ternyata tidak banyak yang dapat di tampung." Sergio berkata dengan nada rendah sembari menikmati pemandangan indah kulit mulus Nala yang kini penuh bercak kemerahan— beberapa sudah menjadi ungu."Kita tidak punya agenda lain selain menunggu John dan jelas harus menghemat air dengan meminimalisirkan kegiatan mandi."
Tertawa kecil, Nala mengangkat alisnya sebelah. Ia tau betul apa maksud pria ini."Kau ingin bercinta lagi."
"You are good at reading mind." Sergio mendaratkan ciumannya dan Nala membalas dengan intensitas yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
RomanceLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...